7 Cara Mencegah Burnout untuk Guru
Sebagai guru, pernahkah Anda malas bekerja, bosan mengajar dan menyiapkan materi pembelajaran serta memenuhi administrasi sekolah? Mungkin hal tersebut terdengar biasa, namun jika tidak diatasi tentu tidak baik dalam diri Anda dan membuat Anda semakin sukses, hal tersebut dikenal dengan istilah burnout. Burnout merupakan sindrom yang berhubungan dengan kesehatan seseorang akibat tekanan atau stres pekerjaan.
Sindrom ini dapat muncul ketika Anda merasakan kelelahan yang sangat tinggi baik kelelahan secara emosi/mental dan fisik karena ekspektasi yang berlebihan.
Faktanya, masih banyak orang yang belum mengetahui burnout dan menyepelekan sindrom ini, padahal tekanan atau stres yang dialaminya dapat menimbulkan masalah berat pada mental bahkan fisik. Sindrom ini juga dapat membuat Anda kehilangan minat dan motivasi dalam melakukan pekerjaan dan mengurangi produktivitas Anda.
5 Tanda Terkena Burnout
Berikut ini merupakan tanda-tanda terkena burnout yang harus diwaspadai, di antaranya yaitu:
1. Merasa kurang produktif bekerja
Terkena burnout bisa mempengaruhi pekerjaan. Selain itu juga bisa membuat Anda memandang diri dengan buruk, merasa apatis, dan tingkat produktivitas dalam bekerja berkurang.
Cross-check pada diri sendiri apakah yang sebenarnya Anda rasakan dan yang membuat Anda merasakan burnout. Saat mengalami burnout yang terjadi pada diri Anda adalah Anda akan merasa frustasi, gampang berubah mood, hingga merasa putus asa.
2. Menarik diri dari lingkungan dan kehidupan sosial
Saat mengalami burnout, maka Anda akan merasa stres dan frustasi terhadap pekerjaan dan bebannya. Anda akan mudah bersikap sinis dan jutek terhadap orang-orang di sekitar Anda yang bekerja bersama.
Pekerjaan akan terasa seperti beban hidup, itu membuat menjadi tidak semangat atau berhenti bersosialisasi dari lingkungan. Entah lingkungan dengan keluarga, rekan kerja, maupun teman.
3. Gampang sakit
Burnout yang berkepanjangan atau tidak diatasi dengan baik bisa membuat imunitas tubuh menurun dan berpengaruh besar pada kesehatan. Burnout berhubungan dengan kesehatan mental. Saat kesehatan mental terganggu, maka akan berpengaruh juga kepada kesehatan fisik.
Kondisi ini membuat orang yang terkena burnout rentan terkena pilek, sakit perut, flu, atau sakit kepala. Risiko untuk mengalami gangguan kecemasan, gangguan tidur, sampai terkena depresi.
4. Tidak senang dan bahagia dengan pekerjaan
Saat terkena burnout, pekerjaan dilakukan secara tergesa-gesa supaya cepat selesai. Selain itu juga, burnout adalah tidak bahagianya seseorang terhadap pekerjaanya dan reaksinya adalah stress.
Kemampuan profesional akan berkurang dan membuat hasil dari pekerjaan tidak maksimal dan tidak sesuai dengan harapan. Kalau sudah merasa begini, coba untuk tenangkan diri dan cari motivasi untuk bekerja kembali.
5. Merasa gagal dan tidak punya harapan
Orang yang mengalami burnout akan merasakan terus-menerus berada dalam kegagalan dan tidak memiliki harapan terhadap kehidupannya. Walaupun telah meraih pencapaian, akan tetap merasa kurang dan berada dalam kegagalan.
Ciri paling kuat lainnya adalah merasa tidak punya harapan. Selalu merasa lelah akan apa yang dilakukan dan tidak punya harapan akan hidup atau pekerjannya.
7 Cara Mencegah Burnout untuk Guru
Burnout dapat terjadi pada siapa saja, tak terkecuali pada guru. Berikut 7 cara mencegah burnout yang bisa dilakukan, yaitu:
1. Dukung kesehatan mental guru
Gejala dari adanya masalah pada kesehatan guru atau tenaga pendidik harus dikenali, disadari, dan didukung. Perhatikan gejala dan tanda dari burnout pada guru. Gejala dari burnout contohnya adalah menarik diri dari interaksi sosial, menolak bertemu orang lain, sering merasa kurang peduli terhadap siswa atau tugas siswa.
Selain itu, guru juga tidak memberikan energi yang positif, tidak bersemangat mengerjakan tugas dan saat mengajar, atau juga gelisah dan sulit kontrol emosi. Saat gejala ini sudah terlihat, dukung guru supaya masalah ini tidak menjadi burnout yang berat bagi guru.
2. Libatkan guru dalam mengambil keputusan penting
Selalu libatkan para guru dan staf untuk terlibat dalam membuat keputusan penting, jangan hanya mereka semata-mata menyetujui saja. Dengan melibatkan guru dalam pengambilan keputusan di sekolah, mereka akan merasa didukung, dihargai, dan kehadirannya penting.
Dengan ini, guru dan staf akan lebih bersemangat dalam mengajar dan berada di sekolah. Burnout bisa dihindari dan kesehatan mental guru tetap sehat. Mereka akan berada di sekolah dengan senang mengetahui suaranya juga penting.
3. Meregulasi diri
Meregulasi diri di sini artinya melakukan tindakan untuk mencapai target dan tujuan dengan perencanaan terarah. Untuk guru, yang bisa mereka lakukan untuk meregulasi untuk menghindari burnout adalah dengan terbiasa membuat jadwal sehari-hari, memiliki notes (catatan) untuk catatan kegiatan di luar kegiatan utamanya, dan menentukan skala prioritas dengan baik.
Selain itu, ini juga termasuk untuk meregulasi pikiran. Guru harus selalu mencoba untuk berpikir positif dan mengembangkan diri dan berinovasi dalam mengajar di kelas.
4. Pola hidup yang sehat
Untuk menghindari burnout, guru harus memiliki pola hidup yang sehat juga. Kalau fisik tidak sehat, maka mental juga akan terkena dampaknya. Mulai dari olahraga teratur, makan makanan yang sehat, dan tidur yang berkualitas dan cukup.
Olahraga tidak perlu harus yang berat, setidaknya sisihkan waktu untuk menggerakkan badan setiap hari. Makan makanan sehat seperti buah dan sayur, selain itu juga konsumsi vitamin dan suplemen kalau perlu. Tidur juga harus berkualitas dan cukup yaitu antara 7-9 jam.
5. Cari dukungan sekitar
Sebagai manusia, guru perlu orang lain untuk saling membantu. Saat guru merasa ada gejala burnout, lebih baik langsung cari teman bicara untuk mendapat dukungan. Jangan pendam stres dan lelah Anda sendirian.
Mungkin bukan solusi yang akan didapat, tetapi setidaknya semua perasaan lelah dan keluh kesah bisa tercurahkan dan merasa lega. Jadi, sebelum benar-benar merasa burnout, semua bisa teratasi dan perasaan sudah lebih lega.
Selain itu juga, sering berbicara dengan rekan kerja sesama guru. Sesama guru artinya punya pengalaman yang tidak jauh berbeda, apalagi kalau pernah mengalami burnout juga. Ini bisa jadi sarana saling membantu dan saling mengetahui perspektif dari orang lain.
6. Temui profesional seperti psikolog
Bertemu psikolog tidak boleh menjadi hal yang ditakuti. Kalau sudah merasa tidak beres dengan kesehatan mental, bisa langsung berkonsultasi dengan tenaga profesional seperti psikolog. Kesehatan mental sama pentingnya seperti kesehatan fisik, kalau sudah ada yang tidak beres harus dicek dan diatasi sebelum semakin parah.
7. Istirahat dan jangan paksa diri
Saat sudah merasakan gejala burnout, ambil waktu untuk istirahat dan jangan paksa diri untuk terus bekerja atau mengajar. Ambil waktu untuk tenangkan diri.
Pekerjaan mungkin sedang banyak tetapi jiwa sudah lelah dan stres, maka dari itu tenang dan jangan ambil pusing. Kalau dipaksakan malah akan menjadi semakin lelah dan bisa burnout lalu mengganggu pekerjaan selanjutnya.
Itulah beberapa hal mengenai burnout mulai dari tanda serta cara mengatasinya yang bisa Anda lakukan. Dengan begitu Anda bisa melakukan pekerjaan dengan sepenuh hati dan hasil yang optimal.