5 Tips yang Perlu Dilakukan Guru untuk Mengatasi Perundungan di Kelas
Perundungan atau bullying merupakan perbuatan yang dilakukan untuk merendahkan martabat seseorang. Bullying dapat dilakukan berbagai cara mulai dari verbal hingga perbuatan tak layak lainnya. Pasalnya perbuatan ini menjadi permasalahan kasus yang tak pernah ada habisnya.
Bullying dapat dilakukan dimana saja, tak terkecuali di lingkungan sekolah. Banyak siswa korban bullying yang merasa terancam di lingkungannya, bahkan sampai ada yang membutuhkan pendampingan psikologis.
Berdasarkan data National Association of School Psychologist, perundungan bisa mencakup ancaman fisik, pelecehan seksual hingga kata-kata yang tidak menyenangkan. Sebanyak 15% sampai 30% dari seluruh murid di sekolah berpotensi menjadi pelaku maupun korban bullying.
5 Dampak Negatif Bullying bagi Murid di Sekolah
Bullying atau perundungan memiliki dampak yang tidak baik bagi diri seseorang, khususnya siswa. Sekolah yang seharusnya menjadi tempat bersosialisasi dan belajar, namun menjadi tempat yang menakutkan. Dampak yang didapatkan siswa akibat bullying yaitu menurunkan prestasi akademi, perilaku sosial hingga gangguan pada fisik. Adapun berikut ini merupakan 5 dampak negatif bullying bagi murid di sekolah, di antaranya yaitu:
1. Penurunan Akademis
Kebanyakan korban bullying di sekolah memiliki nilai akademis yang kurang. Penurunan ini dikarenakan mereka merasa takut, terancam dan tidak memiliki perlindungan. Beberapa penurunan yang terjadi mulai dari penurunan prestasi, penurunan tingkat kehadiran, kurang minat terhadap tugas dan kegiatan sekolah lainnya, susah berkonsentrasi, hingga drop out dari sekolah maupun kegiatan yang diikutinya.
2. Hubungan Sosial Terganggu
Seseorang yang sering mendapat perundungan, membuat mereka merasa takut dan menarik diri dari lingkungan sosial. Hubungan sosial mereka pun terganggu, mulai dari menjadi pemalu, tidak percaya diri, cenderung mengikuti kemauan orang lain serta takut menyampai pendapatnya.
Selain itu, korban bullying juga biasanya hanya memiliki sedikit teman, tidak populer, menarik diri dari lingkungan, sering diejek dan ditertawakan. Hal tersebut tentu membuat dirinya sendiri dan kesepian.
3. Perlakuan Fisik yang Membekas
Selain dari kata-kata yang menghina, bullying juga dapat berbentuk perlakuan fisik yang tidak senonoh, seperti dipukul, didorong hingga ditendang. Hal tersebut membuat korban tidak mampu membela diri dan sakit berkelanjutan. Sehingga korban seringkali mengeluh pusing, sakit perut, gagap, lemah, sulit tidur, mual hingga luka-luka di tubuh korban.
4. Emosional
Selain pada fisik, korban bullying juga memiliki masalah pada emosionalnya, seperti suasana hati yang sering berubah-ubah, sensitif, was-was, cemas, takut, gelisah, merasa tidak aman, murung, sedih, menyalahkan diri sendiri hingga tidak berani dengan banyak orang. Bahkan ada beberapa anak yang mengalami perundungan membuat mereka menjadi agresif, selalu emosi (marah-marah).
5. Menumbuhkan Dendam
Ada beberapa siswa yang tidak menerima ketika Ia mendapat perundungan di kelas, sehingga memungkinkan dirinya untuk menaruh rasa sakit hati dan dendam. Untuk membalas sakit hatinya, tak menutup kemungkinan Ia akan menjadi pelaku perundungan terhadap orang lain.
Atau ketika dewasa nanti, dia masih menyimpan dendam dan bertindak kejahatan untuk membalas perundungan dari pelaku, bahkan melakukan tindakan yang melanggar hukum. Untuk mengatasi hal seperti ini, orang tua dan guru harus mengajarkan sikap belajar memaafkan ke anak sejak dini. Berikan penjelasan kepada mereka bahwa perilaku buruk tidak harus dibalas dengan keburukan. Tujuannya agar anak bisa ikhlas dan tidak menaruh dendam ke siapapun
5 Tips Guru untuk Mengatasi Perundungan di Kelas
Guru memiliki peran penting lebih dari sekadar seorang pengajar, dimana Guru harus bisa menjadi orang tua di sekolah, teman, sahabat, pendengar yang baik dan penasehat bagi murid-muridnya. Jika terjadi perundungan siswa di kelas, guru harus mengatasinya dengan baik dan tepat. Adapun berikut ini merupakan 5 tips guru untuk mengatasi perundungan di kelas, di antaranya:
1. Diskusikan Topik Tentang Bullying di Kelas
Salah satu cara mendekatkan hubungan antara guru dan siswa yaitu dengan membangun komunikasi yang baik. Interaksi guru dan siswa di kelas bisa dimanfaatkan untuk membahas kasus bullying atau perundungan. Berikan pemahaman kepada murid bahwa bullying sama dengan penindasan yang dapat merusak fisik dan mental korban.
Anda juga bisa memberitahu siswa, jika mereka terkena kasus perundungan atau bully, mereka harus berani melawan atau mengadu kepada sekolah, guru maupun teman terdekat.
Dilansir dari Education World, Anda juga bisa memberitahu risiko dan dampak negatif bullying. Bahkan, Anda juga bisa memberikan sanksi kepada siapapun yang melakukan bullying di sekolah.
Anda dapat menanamkan pola pikir anti intimidasi kepada siswa. Bukan hanya mengajar siswa untuk tidak mendorong, memukul dan berlaku fisik kepada yang lain, tetapi mereka juga harus bersikap kritis serta tidak membuat perkataan lelucon dan desas-desus yang masuk ke dalam kategori bullying.
2. Biasakan Kerja Sama
Ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, Anda bisa membiasakan siswa untuk mengerjakan tugas secara bersama atau kolaborasi. dengan membiasakan kerjasama, diharapkan siswa dapat mengenal dan memahami satu sama lain. Interaksi setiap siswa mengajarkan mereka untuk bersikap tegas tanpa menuntut.
Meskipun begitu, Anda juga harus pintar membuat grup. Jangan sampai momen ini dapat membuat kasus perundungan baru di kelas. Anda juga bisa memantau apa saja yang dilakukan oleh masing-masing kelompok.
3. Responsif
Jika Anda mendengar, mengetahui dan melihat secara langsung kasus bullying Anda harus segera mengambil tindakan. Caranya, Anda bisa langsung mengambil tindakan serta mengajak pelaku untuk berbicara. Kenali apa alasan pelaku membully korban, dan berikan nasihat serta sanksi yang sepadan. Seluruh guru dan staf sekolah harus memberikan perhatian lebih kepada siswa yang menjadi korban bullying. Pastikan korban tidak merasa terancam dan kasus bullying hilang.
4. Hadapi Pelaku Bullying
Tanpa melibatkan sekolah dan staf-stafnya Anda bisa langsung menghadapi pelaku bullying secara pribadi. Anda bisa mengkonfrontasi, mengajak bicara serta mempertanyakan tindakan bullying yang dilakukan oleh pelaku. Lakukan hal tersebut secara pribadi, karena mempertanyakan hal ini di depan orang lain atau umum membuat mereka besar kepala dan tak menutup kemungkinan berpotensi mengarah ke tindakan selanjutnya.
5. Libatkan Orangtua Siswa
Sebagai seorang guru di kelas, tentunya Anda harus membangun komunikasi baik serta berhubungan dekat dengan orangtua siswa agar mereka dapat mengetahui apa yang terjadi pada anak-anaknya. Jika terjadi perundungan di kelas, Anda dapat memberitahu orangtua siswa, baik dari pihak korban maupun pelaku bullying.
Dilansir dari Violence Prevention, jika terdapat orang tua yang melaporkan adanya kasus bullying atau intimidasi, Anda bisa mendengarkan serta menyelidiki kasus tersebut. Anda bisa bekerjasama dengan pihak sekolah untuk memberikan keputusan dan langkah selanjutnya yang tepat.
Itulah beberapa penjelasan mengenai bullying, mulai dari dampak negatif hingga cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi kasus bullying di kelas. Guru memiliki peran penting dalam menyelesaikan kasus perundungan di kelas. Jika kasus perundungan dibiarkan, maka akan sangat berdampak pada kesehatan fisik dan mental siswa.