5 Tips untuk Mencegah Anak Menyontek Saat Ujian

edukasi 7 Des 2020

Menyontek merupakan sikap buruk yang mengandung candu. Sekali saja anak mendapat kesempatan atau terperdaya dengan godaan menyontek, maka ia akan melakukannya lagi dan lagi. Apalagi didukung dengan lingkungan sekitarnya yang memudahkan untuk perilaku tersebut. Masalah ini menjadi sangat penting untuk menjadi perhatian semua guru agar bisa mengatasinya.

Perlu ada langkah-langkah pencegahan sejak dini supaya anak tidak menyontek. Namun sebelumnya Anda harus tahu faktor yang menyebabkan perilaku tercela ini terjadi.

Beberapa penelitian menyimpulkan bahwasanya terdapat beragam alasan anak berlaku curang saat ujian. Ada perasaan tidak mampu, tidak suka, butuh pujian, tidak percaya diri, dan takut yang menghantui mereka. Terdapat pula tuntutan dan tekanan harus mendapat nilai bagus dari orang-orang di sekitarnya.

Maka penting kiranya Anda mencari tahu terlebih dahulu apa saja yang membuat perasaan-perasaan tersebut muncul dalam diri anak. Sembari mempelajarinya, lakukan 5 tips berikut ini dengan penuh kesabaran.

1. Menerapkan Belajar yang Menyenangkan

Mengapa belajar yang menyenangkan dapat mencegah siswa berlaku menyontek? Karena proses belajar yang disukai anak akan menghilangkan perasaan-perasaan buruk. Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, anak menyontek sebab merasa tidak mampu, tidak suka, dan tidak percaya diri. Hal tersebut tentu sangat berkaitan erat dengan bagaimana ia belajar sehari-hari.

Ketika metode pembelajaran yang diterapkan di kelas maupun di rumah sangat menarik, siswa tidak lagi terbebani dalam belajar. Segala hal yang dilakukan atas dasar suka dan cinta, maka akan mudah dipahami. Seberat apapun materinya, mereka akan melakukan effort lebih melawan kemalasan.

Kemudian rasa khawatir tidak dapat mengikuti ujian dengan baik tidak akan terjadi. Persiapan yang mereka lakukan tentu tidak sedikit. Rajin belajar, tekun berlatih dan mengerjakan tugas dari guru. Semua itu dapat menjadi modal untuk menghilangkan ketakutan mendapat nilai jelek.

2. Menanam Sifat Jujur pada Siswa

Guru adalah teladan bagi siswa. Bersikap jujur selama berinteraksi dengan mereka juga berarti menanamkan perilaku mulia tersebut. Upayakan untuk melakukan berbagai kegiatan pembelajaran yang mengandung moral kejujuran. Semisal mengaku jika ada pertanyaan siswa yang tidak bisa Anda jawab. Apabila Anda tetap menanggapinya dengan asal-asalan karena lebih mementingkan gengsi, kemungkinan besar pemahaman mereka menjadi meleset.

Mengajak mereka berdiskusi dan mencari jawabannya bersama-sama akan terasa seru. Pengalaman belajar yang ereka dapatkan menjadi lebih menantang. Secara inplisit, siswa tumbuh di lingkungan yang supportif. Keegoan untuk bisa tampil lebih baik dari orang lain lebih terkontrol dan terarah.

Sifat kejujuran juga bisa diajarkan melalui pemberian konten-konten edukasi yang bermoral. Bentuknya dapat berupa artikel, film, lagu, novel, dan lain sebagainya. Pengalaman mengkonsumsi media yang bertemakan kejujuran memudahkan anak menyerap dengan cepat. Anda tidak perlu ngoceh panjang lebar untuk selalu mengingatkan mereka akan kejujuran.

3. Memberikan Apresiasi

Pemberian apresiasi kepada siswa sangat berpengaruh dalam tumbuh kembangnya. Mereka dapat mencintai diri sendiri tanpa perlu berpura-pura. Di dalam kelas, tindakan mengapresiasi siswa bisa dilakukan meskipun pencapaian mereka belum maksimal. Namun dari usahanya, akan terlihat bagaimana ia begitu menghargai Anda.

Contoh paling sederhana adalah dengan memberinya pujian. Entah pujian karena sudah mengerjakan tugas atau nilai plus karena rajin masuk kelas, dan lain sebagainya. Dengan begitu siswa dapat terhindar dari rasa insecure ketika tidak berhasil mendapat nilai bagus.

Dukungan dari Anda sangat berarti bagi mereka. Jika dukungan tersebut tidak mereka rasakan, maka tindakan kecurangan seperti menyontek kemungkinan besar terjadi. Karena sejatinya mereka butuh pengakuan. Di saat pengakuan dari usaha jujur tidak mereka dapatkan, maka dengan mendapat nilai bagus meskipun berlaku curang menjadi pelarian.

4. Biasakan Siswa dengan Tanggung Jawab

Tips berikutnya untuk mencegah siswa menyontek saat ujian adalah dengan memberinya tanggung jawab. Proses belajar mengajar yang terjadi di sekolah tidak hanya seputar mebahas teori. Namun bagaimana karakter bersosial juga berkembang.

Tanggung jawab adalah sesuatu yang sulit untuk diterapkan. Akan tetapi akan menjadi mudah bila ditanamkan perlahan demi perlahan. Semisal bisa Anda mulai dengan pembagian piket membersihkan kelas.

Setiap hari ada waktu di mana siswa memberikan pengakuan jika ada yang tidak melakukan piket. Berilah apresiasi kepada siswa yang mengaku tidak membersihkan kelas. Kemudian apresiasi juga siswa yang mengerjakan tanggung jawabnya dengan penghargaan yang lebih besar kualitasnya.

Secara tidak langsung, Anda mengajarkan bahwa kejujuran itu sangat tinggi nilainya. Apalagi  melaksanakan kewajiban dengan penuh kejujuran. Nilai tersebut dapat mejadi pedoman mereka mengerjakan soal ujian.

Sesuatu yang dilakukan dengan usaha sendiri akan lebih memuaskan. Pekerjaan apapun yang didasari oleh rasa tanggung jawab, hasilnya akan lebih bermakna dan bernilai.
10 Cara Mengajarkan Rasa Terima Kasih untuk Melawan Stress pada Anak
Salah satu cara yang dapat mengatasi stress yaitu dengan bersikap lapang dada dan selalu berterima kasih dengan segala kejadian yang telah dialaminya. Lantas bagaimana cara mengajarkan rasa terima kasih saat anak sedang mengalami gejala stress yang berlebihan?

5. Menyontek Bukan Bentuk Solidaritas

Banyak terjadi penyelewengan saat ujian dikarenakan tuntutan pertemanan. Memiliki teman dekat seakan harus terus bersama-sama dan mendapatkan hal serupa. Padahal sejatinya setiap orang itu berbeda. Beda kemampuan, beda skill, dan beda tingkat usaha yang dilakukan.

Kesalahan persepesi tentang menyontek adalah bentuk dari solidaritas pertemanan menjadi momok yang berbahaya. Tidak jarang siswa beranggapan demikian sehingga rela berlaku tidak jujur demi menyenangkan teman dekatnya. Ini tentu menjadi fenomena yang perlu disikapi oleh para pengajar. Sejak awal masuk sekolah, siswa sudah harus dibekali dengan persepsi yang benar. Terutama dalam konteks ini.

Memberikan pemahaman bagaimana bentuk pertemanan yang sehat, dampak dari bekerjasama dalam keburukan, serta pentingnya sebuah proses yang jujur adalah keharusan. Keberanian melaporkan kepada guru ketika ada teman yang mengancam minta jawaban soal juga perlu ditanamkan. Mereka bukanlah manusia bermulut ember hanya karena melakukan hal tersebut. Mereka adalah pahlawan, baik untuk dirinya sendiri dan untuk masa depan temannya.

5 Tips yang Perlu Dilakukan Guru untuk Mengatasi Perundungan di Kelas
Berdasarkan data National Association of School Psychologist, perundungan bisa mencakup ancaman fisik, pelecehan seksual hingga kata-kata yang tidak menyenangkan.

Demi kemajuan pendidikan anak negeri, segala upaya harus kita coba. Termasuk dalam memberantas kecurangan di sekolah. Melakukan pencegahan agar siswa tidak menyontek saat ujian akan penuh tantangan. Berjuanglah para guru di mana pun Anda berada.

Tips ini sebatas saran singkat yang bisa Anda kembangkan dalam berbagai kreatifitas. Untuk melakukannya, penting menyesuaikan dengan kondisi dan lingkungan siswa. Semoga berhasil!

Miela Baisuni

Freelance content writer & social media specialist, traveller.

Great! You've successfully subscribed.
Great! Next, complete checkout for full access.
Welcome back! You've successfully signed in.
Success! Your account is fully activated, you now have access to all content.