5 Situasi Belajar Daring Lebih Unggul Dibanding Tatap Muka
5 Situasi Belajar Daring Lebih Unggul Dibanding Tatap Muka - Belajar daring menjadi populer akhir-akhir ini. Pandemi Covid-19 memaksa siswa untuk sekolah dari rumah (SFH / School From Home), sehingga mau tidak mau proses pembelajaran dilakukan secara daring. Sebenarnya apa sih yang dimaksud belajar daring? Apakah efektif dalam proses pembelajaran? Lalu situasi apa yang membuat belajar daring lebih unggul dibanding tatap muka?
Belajar Daring
Belajar daring adalah sebuah sistem pembelajaran dengan mengimplementasikan pendidikan jarak jauh melalui sistem daring (online). Pembelajaran daring ini berkembang pesat di era digital seperti ini. Adanya internet dan beragam gawai yang mendukung seperti laptop dan ponsel pintar, membuat belajar daring semakin mudah.
Namun faktanya, belajar daring bukanlah hal yang baru. Jauh sebelum era digital berkembang secara pesat seperti ini, sudah banyak teori-teori dan penelitian yang membahas proses belajar daring ini.
Sebenarnya belajar daring tak sekadar digitalisasi bahan ajar semata.
Prof. George Siemens seorang sosiolog dari Athabasca University di Kanada adalah pelopor teori belajar secara daring. Siemens mengusulkan sebuah teori alternatif pendidikan yaitu Connectivism. Connectivism adalah sebuah teori pendidikan yang memasukkan teknologi dan konektivitas sebagai bagian penting dalam kegiatan belajar.
" Siemens (2005) menyatakan bahwa Connectivism dikembangkan sebagai respons terhadap tren dan kebutuhan abad 21, ini terkait dengan kemajuan teknologi dan makin pentingnya peran jaringan (network) yang terjadi akibat perkembangan teknologi. Siemens menyimpulkan bahwa behaviorisme, kognitivisme dan konstruktivisme, tiga teori pembelajaran utama yang paling sering digunakan tidak dapat mengakomodasi semua dampak kemajuan teknologi karena teori-teori tersebut dikembangkan pada saat teknologi belum memiliki pengaruh terhadap pengalaman belajar peserta didik sebanyak hari ini."
"Downes (2012) menyatakan bahwa inti dari teori Connectivism, adalah tesis bahwa pengetahuan didistribusikan melalui jaringan dan oleh karena itu pembelajaran terdiri dari kemampuan untuk membangun dan melintasi jaringan tersebut."
Kelebihan Belajar Daring
Belajar daring memiliki beberapa kelebihan dibanding belajar secara tatap muka. Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh sistem belajar daring antara lain.
1. Tak Terbatas
Belajar daring itu tak terbatas. Dalam pembelajaran secara daring tidak ada batasan terkait lokasi dan waktu belajar. Siswa bisa belajar daring kapanpun dan dimanapun.
Belajar daring memfasilitasi pembelajaran tanpa harus mengatur kapan dan dimana proses pembelajaran dimulai. Tak terikat waktu dan tempat, sehingga lebih fleksibel bagi setiap siswa.
2. Jangkauan Luas
Belajar secara daring ini memiliki jangkauan yang luas. Sebagaimana saat kementerian pendidikan menggunakan TVRI sebagai media belajar secara daring yang bisa diakses oleh setiap siswa di seluruh Indonesia. Hal ini tentu tidak akan dialami oleh proses belajar secara tatap muka. Dimana pada belajar tatap muka, pembelajaran hanya berlangsung di satu tempat.
3. Lebih Menghibur
Belajar daring lebih menghibur daripada belajar secara tatap muka. Media yang dipakai dalam proses belajar daring lebih bervariasi dan memiliki visualisasi yang lebih menarik. Belajar daring dengan media multimedia dan gamifikasi membuat proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.
4. Efisien
Belajar daring yang bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja ini lebih efisien dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka. Tak perlu mengeluarkan waktu dan tenaga untuk perjalanan menuju tempat pembelajaran. Pun juga menghemat biaya, karena tidak mengeluarkan ongkos transport.
5. Customize
Belajar daring akan lebih customize atau bisa disesuaikan sesuai situasi dan kondisi serta kebutuhan. Belajar daring adalah kegiatan belajar yang dilakukan secara individual, sehingga lebih bisa menyesuaikan kemampuan belajar siswa. Siswa bisa mengulang materi belajar sebanyak yang diinginkan sampai mampu memahami materi. Tentu hal ini tidak bisa didapatkan dengan proses belajar tatap muka.
6. Materi Mudah Dipahami
Belajar daring membuat siswa lebih memahami materi. Tiap-tiap siswa biasanya memiliki waktu tersendiri untuk bisa fokus pada kondisi optimal. Belajar daring bisa menyesuaikan waktu dimana siswa bisa fokus secara optimal, sehingga akan lebih mudah memahami materi.
7. Sesuai Zaman
Belajar daring adalah proses pembelajaran yang sesuai dengan kondisi yang ada saat ini. Era digital membutuhkan kemampuan untuk berinteraksi secara lebih luas lagi. Belajar daring membuat siswa lebih siap menghadapi zaman yang dihadapinya saat ini.
Kendala Belajar Daring
Pada prakteknya belajar daring juga tidak berjalan mulus begitu saja. Masih ada beberapa kendala yang dialami saat proses belajar daring berlangsung.
Beberapa kendala dari proses belajar daring diantaranya :
1. Terbatasnya jaringan internet
Internet menjadi faktor kunci keberhasilan belajar daring. Melalui internetlah proses belajar daring dapat dilaksanakan. Oleh karena itu keberadaan jaringan internet yang mumpuni sangat dibutuhkan.
Bila jaringan internet lemot, proses belajar daring akan terhambat. Beberapa daerah di seluruh Indonesia, khususnya di pelosok sangat kesulitan mengakses belajar daring. Ini akibat terbatasnya jaringan internet.
2. Gawai yang tidak mendukung
Selain internet, perlengkapan utama belajar daring adalah gawai yang mendukung. Komputer, laptop dan smartphone adalah gawai yang dibutuhkan saat belajar daring.
Sayangnya meski kini sudah memasuki era industri 4.0, masih banyak orang yang tidak memiliki gawai-gawai ini. Akibatnya mereka tidak bisa mengakses proses pembelajaran secara daring.
Seperti yang terjadi di daerah Sumenep Madura Jawa Timur. Seorang guru bernama Avan, terpaksa harus mendatangi setiap rumah siswanya, karena para siswa tersebut tidak punya gawai yang mendukung proses belajar daring.
3. Banyaknya gangguan
Belajar daring yang dilakukan di rumah saat ini ternyata juga memiliki banyak gangguan. Belajar di rumah seringkali mendapat banyak gangguan, akibatnya siswa jadi kurang fokus. Lingkungan rumah yang kurang kondusif membuat siswa sulit fokus menerima materi pelajaran.
Optimasi Belajar Daring
Meski memiliki beberapa kendala, proses belajar daring masih bisa efektif untuk dilaksanakan. Tentunya dengan mengatasi kendala-kendala yang dialami terlebih dahulu.
Setidaknya ada empat hal yang bisa dilakukan agar proses belajar daring bisa berjalan optimal.
1. Siapkan perlengkapannya
Pastikan jaringan internet dan gawai sudah disiapkan terlebih dahulu sebelum proses belajar daring dimulai.
Kuasai juga beberapa platform pendukung proses belajar daring. Misalnya google form, zoom, dan lain sebagainya. Pastikan siswa sudah terampil mengaksesnya.
2. Buat jadwal belajar
Meskipun belajar daring bisa dilakukan kapanpun, ada baiknya tetap membuat jadwal belajar. Baiknya sesuaikan jadwal belajar seperti di sekolah. Pagi hari menjadi waktu terbaik untuk belajar daring. Saat pagi otak masih fresh dan situasi di dalam rumah cenderung sepi, sehingga tidak banyak gangguan.
3. Komunikasi dengan guru dan teman kelas
Belajar daring juga membutuhkan komunikasi dengan guru dan teman kelas. Biasanya ada grup khusus, agar bisa saling bertukar informasi maupun melakukan diskusi tentang materi dan tugas-tugas pembelajaran.
Komunikasi dengan guru dan teman kelas juga menjadi cara untuk mengasah keterampilan komunikasi daring. Bila belum paham materinya atau belum yakin dengan jawaban dari tugas yang diberikan, jangan ragu untuk bertanya kepada guru maupun teman kelas.
4. Tetap serius
Menurut riset dari Psychology Today, beberapa kesalahan yang dilakukan siswa saat belajar daring adalah kurang fokus. Saat belajar daring, banyak sekali distraksi yang mengganggu proses belajar. Godaan menonton video, mengakses media sosial hingga membaca konten berita secara implisit menjadi proses belajar daring terganggu.
Oleh karena itu, pada saat belajar daring keseriusan tetap dibutuhkan. Tetap serius dalam menyimak setiap proses belajar daring akan membuat siswa fokus kepada materi-materi pembelajaran. Dengan demikian proses belajar daring bisa berjalan optimal.
Situasi Dimana Belajar Daring Lebih Unggul Dibanding Tatap Muka
Pada situasi-situasi tertentu, belajar daring lebih unggul dibanding tatap muka. Belajar daring menjadi pilihan karena sesuai dengan situasi yang dialami. Situasi apa sajakah itu?
Setidaknya ada lima situasi dimana belajar daring lebih unggul dibanding tatap muka.
1. Pandemi
Pandemi penyakit berbahaya seperti Covid 19 yang terjadi saat ini, membuat belajar daring menjadi pilihan yang terbaik. Cepatnya penularan Covid 19 membuat pemerintah melakukan karantina wilayah. Pembatasan sosial pun dilakukan. Semua masyarakat diminta melakukan physical distancing.
Belajar daring dipilih agar tetap bisa melakukan pembatasan sosial sebagai upaya mencegah penularan Covid 19. Dengan belajar daring di rumah, proses belajar tetap berjalan. Pandemi tak menjadi penghambat untuk terus belajar.
2. Maraknya Penyimpangan Sosial
Akhir-akhir ini penyimpangan sosial semakin marak terjadi. Bullying, agresivitas yang menyakiti secara verbal maupun fisik ramai terjadi di sekolah. Belum lagi beragam penyimpangan sosial seperti LGBT. Ini membuat orang tua khawatir dan tidak jarang menimbulkan beban psikologis bagi orangtua. Belum lagi adanya ancaman penculikan. Membuat belajar tatap muka lebih berisiko dibandingkan belajar daring.
Dengan belajar daring, orang tua bisa mengawasi anak secara penuh. Orang tua juga mampu menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman dan kondusif bagi anak-anaknya.
Belajar daring di rumah juga memberikan dampak psikologis yang positif bagi anak. Belajar daring membuat bonding antara orang tua dan anak semakin kuat.
3. Nomaden
Orang tua yang harus sering berpindah-pindah membuat anak tidak optimal untuk belajar secara tatap muka. Terlalu sering berpindah sekolah juga membuat psikologis anak terganggu. Anak harus sering menyesuaikan diri dengan sekolah barunya. Proses ini tentu tidak mudah.
Belajar daring menjadi pilihan terbaik bagi anak-anak yang harus berpindah-pindah tempat tinggal. Belajar daring bisa dilakukan dimanapun dan kapanpun. Proses belajar tidak akan tergantung meski harus sering berpindah tempat tinggal.
4. Fokus pada bakat anak
Belajar daring seringkali dipilih oleh anak-anak dengan bakat tertentu. Anak yang memiliki kemampuan bakat yang berprestasi seperti menjadi atlet maupun seniman seringkali kesulitan bila harus belajar secara tatap muka.
Mereka sibuk berlatih setiap harinya. Belum lagi bila harus mengikuti perlombaan atau kejuaraan di beberapa daerah. Tentu ini akan menghambat proses belajarnya.
Namun bila memilih belajar secara daring, bakat mereka bisa tetap tersalurkan tanpa menghambat proses menuntut ilmu. Mereka bisa terus berprestasi dengan bakatnya, juga bisa terus belajar.
Belajar dari yang fleksibel bisa mengakomodasi anak-anak yang lebih fokus pada pengembangan bakatnya. Banyak atlet dan seniman terkenal memilih belajar daring sebagai proses belajarnya.
5. Anak Berkebutuhan Khusus
Belajar daring menjadi pilihan ketika anak memiliki kondisi khusus. Anak dengan penyakit kronis bawaan terkadang tidak bisa mengikuti ritme pembelajaran secara tatap muka.
Anak berkebutuhan khusus seperti autisme, tuna daksa, ADHD dan lain sebagainya akan lebih nyaman bila melakukan pembelajaran secara daring.
Lebih mudah bagi orang tua untuk mendidik dan menjaga anak yang mengalami keternatasan fisik maupun psikis melalui proses belajar daring. Belajar daring lebih bisa menyesuaikan kemampuan belajar anak berkebutuhan khusus.
Belajar daring menjadi salah satu alternatif proses pembelajaran. Meski memiliki kendala tertentu, belajar daring memiliki banyak kelebihan dibandingkan belajar tatap muka. Dalam situasi tertentu belajar daring menjadi pilihan terbaik. Kuasai trik dan tipsnya agar proses belajar daring bisa berjalan secara optimal.