4 Model Refleksi Praktik Pembelajaran dan Asesmen (4F, 4C, Deal, dan Papan Cerita Reflektif)
Kurikulum Merdeka menjadi landasan bagi pelaksanaan proses pendidikan di Indonesia untuk saat ini. Kurikulum Merdeka dianggap dapat menjadi solusi dalam menghadapi ketertinggalan pendidikan di Indonesia selama terjadinya pandemi COVID-19 dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini.
Apa keistimewaan dari Kurikulum Merdeka ini? Apa yang membuatnya berbeda dengan kurikulum-kurikulum yang sebelumnya pernah diterapkan di Indonesia?
Kurikulum Merdeka ini memberikan kebebasan dan kemerdekaan dalam proses pembelajaran. Tak hanya bagi siswa, tetapi juga untuk guru. Pada Kurikulum Merdeka, siswa diberikan kebebasan dan kemerdekaan untuk belajar sesuai minat dan bakatnya masing-masing. Adapun bagi guru, Kurikulum Merdeka juga memberikan keleluasaan dalam memilih model pembelajaran.
Ciri yang paling menonjol dari Kurikulum Merdeka ini adalah memiliki kegiatan intrakurikuler yang beragam. Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan dalam pembelajaran. Sehingga, siswa memiliki cukup waktu untuk memahami materi secara mendalam dan mengembangkan kompetensinya secara optimal.
Pada Kurikulum Merdeka, selain metode pembelajaran, refleksi dan asesmen merupakan hal yang penting. Tulisan ini selanjutnya akan membahas tentang 4 model refleksi praktik pembelajaran dan asesmen (4F, 4C, Deal, dan Papan Cerita Reflektif).
Refleksi Praktik Pembelajaran
Refleksi praktik pembelajaran adalah salah satu kegiatan pembelajaran di mana siswa memberikan umpan balik kepada guru dan terhadap kegiatan pembelajaran yang sudah dilakukan. Dalam penerapannya, refleksi pembelajaran dapat dilakukan dalam bentuk penilaian tertulis dan lisan yang dilakukan siswa untuk guru maupun guru untuk siswa. Hal ini berguna untuk mengekspresikan kesan konstruktif, harapan, serta kritik terhadap suatu proses pembelajaran.
Melalui kegiatan refleksi praktik pembelajaran ini, guru bisa mengetahui pendapat siswa terhadap proses pembelajaran yang telah berlangsung. Siswa akan memberikan opininya, baik yang bersifat positif maupun negatif.
Refleksi praktik pembelajaran ini membuat guru mengetahui hal-hal apa saja yang perlu dipertahankan dan apa saja yang perlu ditingkatkan untuk proses pembelajaran selanjutnya. Hasil refleksi praktik pembelajaran ini menjadi bahan observasi dan evaluasi guru terhadap proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan.
Tujuan Refleksi Praktik Pembelajaran
1. Mengetahui minat siswa saat mengikuti kegiatan pembelajaran secara nyata.
2. Melakukan pengukuran pada penerapan model, metode, strategi, dan teknik pembelajaran terhadap tingkat keberhasilan yang dilakukan oleh guru.
3. Mengidentifikasi dan mengevaluasi apa yang telah dilakukan oleh guru dalam penyampaian materi dan penguasaan kelas.
4. Mengetahui kebutuhan dan keinginan siswa sehingga guru bisa memperbaiki rancangan pembelajaran yang lebih baik untuk kegiatan pembelajaran siswa selanjutnya.
5. Memahami respon siswa dalam proses kegiatan belajar dan penyampaian materi pembelajaran.
6. Membantu guru memahami kelemahan atau kekurangan dari sebuah pembelajaran supaya lebih baik untuk guru dan juga murid di periode berikutnya.
7. Memahami akurasi dari sebuah model, metode, strategi, dan teknik pembelajaran yang sudah diimplementasikan supaya dapat terus dilakukan evaluasi.
8. Guru bisa membuat kegiatan belajar-mengajar yang lebih efektif dalam pembelajaran di kemudian hari.
4 Model Refleksi Praktik Pembelajaran dan Asesmen (4F, 4C, Deal, dan Papan Cerita Reflektif)
Refleksi praktik pembelajaran dan asesmen ini memilik empat model, yaitu sebagai berikut:
1. 4F
Refleksi praktik pembelajaran dan asesmen model 4 F ini terdiri dari Facts, Feelings, Findings, dan Future. Facts (fakta) di sini adalah peristiwa. Ceritakan peristiwa yang telah dialami selama proses pembelajaran. Mulai dari hal apa saja yang telah terjadi, manfaat apa yang didapat, serta hambatan maupun kesulitan apa yang dihadapi selama proses pembelajaran berlangsung.
Feelings di sini adalah perasaan. Ceritakan bagaimana perasaan Anda saat melakukan proses pembelajaran. Apa saja yang Anda rasakan? Apakah Anda merasa senang saat proses pembelajaran? Ataupun justru sebaliknya. Ceritakan juga hal apa yang membuat Anda merasa memiliki perasaan seperti itu. Hal apa yang membuat bahagia maupun hal apa yang membuat Anda sedih.
Findings di sini adalah menceritakan hal apa yang sudah dipelajari hari ini. Lakukan elaborasi juga dengan pembelajaran yang paling berkesan. Ceritakan apa saja yang sudah Anda dapatkan selama proses pembelajaran.
Future di sini adalah manfaat yang didapatkan saat pembelajaran yang telah dilakukan. Ceritakan apakah manfaat ini bisa membantu peran Anda di masa mendatang. Ceritakan apa yang akan Anda lakukan di masa depan berdasarkan manfaat pembelajaran yang telah didapatkan saat ini.
2. 4C
Model refleksi praktik pembelajaran dan asesmen selanjutnya adalah 4C. Model 4 C (Connection, Challenge, Concept, dan Change). Adapun yang mengembangkan model 4C ini, yaitu Ritchhart, Church, dan Morrison (2011).
Connection (koneksi) di sini adalah menceritakan tentang keterkaitan antara materi yang telah didapatkan dengan peran yang dimiliki.
Challenge (tantangan) di sini adalah apakah ada perbedaan dari ide, materi, ataupun praktik pembelajaran yang sebelumnya telah dimengerti dengan yang baru saja didapatkan.
Concept (konsep) di sini artinya bagaimana Anda menceritakan konsep-konsep utama dari materi yang telah dipelajari dan materi mana yang penting untuk proses pembelajaran selanjutnya.
Change (perubahan) di sini adalah perubahan apa yang akan dilakukan setelah mendapatkan materi pelajaran. Apa dampak proses pembelajaran yang sudah berlangsung? Apakah akan mendorong Anda untuk melakukan sebuah perubahan di masa mendatang?
3. DEAL
Model refleksi praktik pembelajaran dan asesmen selanjutnya adalah model DEAL. Model DEAL ini adalah Description, Examination, and Articulation of Learning (DEAL). Adapun yang mengembangkan model DEAL ini, yaitu Ash dan Clayton (2009).
Description, di sini adalah mendeskripsikan pengalaman yang dialami dengan menceritakan unsur 5W+1H (Apa/What, Siapa/Who, Di mana/Where, Kapan/When, Mengapa/Why, dan Bagaimana/How);
Examination, di sini adalah menganalisis pengalaman tersebut dengan membandingkannya terhadap tujuan/rencana yang telah dibuat sebelumnya;
Articulation of Learning, di sini adalah menjelaskan hal yang dipelajari dan rencana untuk perbaikan di masa mendatang.
4. Papan Cerita Reflektif
Model praktik pembelajaran dan asesmen yang terakhir adalah model papan cerita reflektif atau yang disebut dengan storyboard. Model papan cerita reflektif ini terdiri dari 4 gambar bersambung yang mengilustrasikan refleksi Anda tentang suatu peristiwa, kemudian di setiap gambar diberi penjelasan singkat untuk setiap gambar.
Saat melakukan refleksi dan asesmen menggunakan model ini, yang perlu Anda lakukan adalah menggambar papan cerita. Gambar apa yang menjadi refleksi Anda selama proses pembelajaran yang sudah berlangsung. Ceritakan dalam bentuk gambar dengan cerita yang bersambung.
Anda cukup menggambar empat gambar bersambung untuk melakukan refleksi praktik pembelajaran dan asesmen dalam model papan cerita reflektif. Jangan lupa, gambar sesuai refleksi yang akan Anda ungkapkan.
Refleksi pembelajaran dan asesmen adalah tahapan penting dalam implementasi Kurikulum Merdeka. Asesmen tanpa umpan balik hanyalah data administratif tanpa arti dan tidak berdampak pada peningkatan kualitas pembelajaran. Hasil asesmen siswa pada periode tertentu bisa dijadikan umpan balik dalam melakukan refleksi pembelajaran.
Demikian artikel tentang 4 model refleksi praktik pembelajaran dan asesmen (4F, 4C, Deal, dan Papan Cerita Reflektif). Semoga artikel ini bisa membantu Anda dalam menyusun refleksi praktik pembelajaran dan asesmen sehingga dapat membantu kegiatan belajar-mengajar menjadi lebih komunikatif.