10 Strategi Menangani Siswa ADHD di Kelas
ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder, merupakan kondisi mental yang membuat anak sulit memusatkan perhatian, berperilaku impulsif serta hiperaktif. Kondisi ini tentunya akan berdampak pada lingkungan sosial dan prestasi anak di sekolah. Namun sayangnya, kondisi ini belum diketahui penyebabnya secara. Namun ada beberapa hal yang diduga menjadi salah satu penyebab ADHD, yaitu faktor genetik serta lingkungan. Kondisi ini bukan hanya terjadi pada anak-anak, melainkan orang dewasa juga.
Pada umumnya gejala ADHD dapat dirasakan anak pada saat berusia dibawah 12 tahun. Namun terdapat sejumlah kasus di mana ADHD sudah dapat dilihat sejak anak berusia 3 tahun. Anak-anak yang memiliki kondisi tersebut kemungkinan akan terbawa hingga mereka besar nanti.
Belum ada obat yang dapat menyembuhkan kondisi hiperaktif pada anak akibat ADHD secara menyeluruh. Selain menjalankan psikoterapi, kondisi anak dapat dikontrol melalui dukungan lingkungannya, mulai dari orang tua, teman dan guru di sekolah. Anak yang mendapatkan dukungan dari lingkungannya, memudahkan mereka untuk menjalani kehidupan normal dan meredakan gejalanya.
10 Strategi Menangani Siswa ADHD di Kelas
Menghadapi anak hiperaktif akibat ADHD memang bukanlah hal yang mudah. Diperlukan peran orangtua untuk menemani dan mengajarkan anak agar tidak berlebihan dalam bergerak atau diam di kamar. Bukan hanya di rumah, anak yang mengalami kondisi ini juga harus mendapatkan penanganan di sekolah, agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar di kelas. Berikut ini merupakan 10 strategi menangani siswa ADHD di kelas, di antaranya yaitu:
1. Komunikasi yang Baik antara Guru dengan Orangtua Siswa ADHD
Untuk mengatasi anak yang memiliki gangguan kesehatan ADHD, maka diperlukan komunikasi yang baik antara guru di sekolah dengan orang tua. Orangtua dapat memberitahu apa saja yang dibutuhkan anaknya, agar pihak sekolah dapat memberikan metode pembelajaran yang tepat.
2. Membantu Anak Menemukan Kelebihannya dan Mengembangkan Bakatnya
Sama seperti anak-anak lainnya, anak penderita ADHD juga memiliki kelebihan, bakat serta impiannya. Namun sayangnya, terkadang penderita ADHD merasa tidak percaya diri dan depresi, lantaran sering dianggap sebagai pembuat onar, berisik, pengganggu dan sebagainya. Perasaan tersebut biasanya muncul pada anak penderita ADHD di umur 8 tahun ke atas.
Pada saat inilah, peran guru dan orangtua sangat dibutuhkan anak untuk membangkitkan semangat mereka. Sebagai guru, Anda harus membantu mereka menemukan kelebihannya dan mengembangkan bakatnya. Terlebih umumnya, penderita ADHD memiliki kemampuan yang setara dengan orang-orang 5 tahun lebih tua dari mereka, sesuai dengan minat dan bakat tertentu.
Anda dapat memotivasi anak untuk mengeksplorasi kegiatan yang mereka suka. Setelah itu, Anda bisa fokus terhadap perkembangan anak penderita ADHD, sesuai dengan kepercayaan dirinya dan kelebihannya. Misalnya, apabila anak senang membaca novel atau bercerita, maka dukunglah ia sebagai penulis atau apabila anak senang melihat gambar atau bergambar, maka dukunglah ia menjadi pelukis.
Dalam hal ini, diperlukan komunikasi dan hubungan yang baik antara guru dan orangtua untuk mengetahui perkembangan anak. Sehingga, anak hiperaktif dapat sukses dengan bakatnya.
3. Jangan Menuntut Anak
Pada dasarnya semua anak itu pintar, begitu pula dengan anak-anak ADHD, bahkan mereka memiliki kecerdasan yang tinggi. Namun terkadang mereka tidak tahu bagaimana cara memulainya dan tidak sekonsisten dengan anak-anak lainnya. Anda bisa membantu anak ADHD untuk konsisten belajar dan mengerjakan latihan soal SD, tanpa menuntut serta memaksanya mendapat nilai tinggi.
4. Jangan Terlalu Protektif
Protect atau melindungi anak merupakan kewajiban setiap orangtua di rumah maupun guru di sekolah. Namun ada baiknya jika tidak terlalu protektif pada anak, terlebih penderita ADHD. Karena seiring perkembangan waktu mereka akan tumbuh dewasa dan belajar mandiri. Jika anak diberikan perlindungan yang berlebih, maka ia akan berpikir jika dia tidak mampu menyelesaikan masalahnya sendiri karena kekurangannya.
Ada baiknya jika anda memberikan kesempatan anak ADHD di sekolah untuk ikut berdiskusi atau berinisiatif dalam melakukan tugas. Pada awalnya mungkin anak akan membutuhkan bimbingan orangtua atau guru, namun lama-kelamaan ia akan terbiasa untuk menyelesaikan tugasnya dan mengambil keputusannya sendiri.
5. Menerapkan Aturan serta Konsekuensi Secara Perlahan
Guru dapat memberikan aturan beserta konsekuensinya untuk anak ADHD secara verbal atau tertulis, karena cara tersebut mudah dimengerti. Guru juga dapat memberitahu daftar tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh anak-anak ADHD di sekolah. Jangan lupa untuk menerapkan konsekuensi yang sudah disepakati secara perlahan tetapi tetap tegas. Hindari mendidik anak dengan kasar atau marah-marah. Anda juga bisa memberikan hadiah dalam waktu dekat, jika aturan dan tanggung jawab dapat dilaksanakan dengan baik, guna memotivasi dan menginspirasi anak agar tetap taat pada peraturan.
6. Memberikan Alasan Disetiap Perintah
Disamping memberikan perintah, anak-anak ADHD juga harus di berikan alasan mengenai tugas yang diperintahkan padanya. Hal tersebut dapat mengurangi kekhawatiran serta ketidakpahaman anak. Anda harus menggunakan bahasa yang positif dan jelas saat memberikan perintah beserta alasannya. Agar tidak merasa dibeda-bedakan, Anda harus dapat sikap menghargai serta memberikan hadiah untuk peraturan yang berhasil dilaksanakan dengan baik.
7. Jujur pada Anak Mengenai Kondisi yang Dialaminya
Jika anak mengalami kondisi ADHD, Anda tidak diperkenankan untuk merahasiakannya. Anda bisa menjelaskan sejujur-jujurnya kondisi yang ia rasakan tanpa kebohongan sedikitpun. Jangan memberitahu saat mereka melakukan kesalahan karena dapat menjadi beban pikiran bagi mereka. Beritahu anak secara terbuka dan meringankan stigma ADHD pada anak. Dengan memberitahu kondisi yang sebenarnya, maka mereka dapat mengontrol diri.
8. Beraktivitas di Luar Kelas atau Berolahraga
Jangan terus-menerus mengerjakan bank soal SD, Anda bisa mengajak anak ke luar kelas atau ruang terbuka yang akan lebih menyenangkan bagi anak. Jangan lupa untuk berolahraga atau melakukan aktivitas fisik pada siang hari, misalnya melompat, berjalan atau olahraga lainnya. Berolahraga dapat menyehatkan tubuh serta meningkatkan kualitas tidur pada malam hari. Namun, hindari berolahraga dengan gerakan yang terlalu berat.
9. Jauhkan dari Hal yang Mengganggu Konsentrasi
Ada beberapa hal-hal kecil yang mungkin dapat mengganggu konsentrasi anak ADHD. Oleh sebab itu, Anda harus mengatur suasana pembelajaran di kelas senyaman mungkin. Sehingga siswa akan lebih nyaman saat sedang mengerjakan soal HOTS SD. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menghindari hal-hal yang dapat mengganggu konsentrasi anak, misalnya menempatkan posisi duduk anak penderita ADHD jauh dari arah jendela, pintu dan sumber kebisingan.
10. Sabar
Anak hiperaktif mungkin membuat Anda merasa kesal, baik dalam menunjukkan perasaan yang sangat gembira maupun ledakan amarahnya karena suasana hatinya sedang memburuk. Jika sudah begitu, yang perlu Anda lakukan yaitu dengan tenang dan bersabar, hindari membentak atau menghukum mereka. Karena justru kedua hal tersebut membuat mereka semakin tidak terkontrol. Anda juga bisa mengajarkannya untuk tetap tenang dengan mengambil nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya secara perlahan.
Itulah 10 strategi menangani siswa ADHD yang dapat Anda lakukan. Pasalnya anak ADHD sangat membutuhkan dukungan dari orangtua, orang-orang terdekat dan lingkungannya (sekolah). Melalui aturan dan kedisiplinan yang diterapkan secara konsisten di kelas, maka anak ADHD dapat beradaptasi lebih baik seperti teman-teman di kelasnya. Guru juga bisa memberikan kesempatan serta kepercayaan pada anak ADHD untuk melakukan tanggung jawabnya. Karena hal tersebut memberikan kesempatan anak untuk berkembang sesuai kebutuhannya.