Variasi Media dalam Pembelajaran Kolaboratif untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Kualitas dan hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari peran guru dalam merancang strategi pembelajaran guna meningkatkan hasil belajar siswa dan mutu pendidikan secara umum. Rendahnya hasil belajar mungkin saja disebabkan oleh kecenderungan guru dalam menggunakan cara mengajar konvensional yang membuat siswa menjadi pasif. Oleh karena itu, guru dituntut mampu merancang pembelajaran yang inovatif. Pembelajaran inovatif ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam mengonstruksi pengetahuan yang relevan dengan materi pembelajaran.

Salah satu model yang dapat diterapkan oleh guru adalah pembelajaran kooperatif. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif, siswa dipersiapkan untuk kehidupan sosial dan dunia kerja dengan bekal pemikiran tingkat tinggi, kemampuan berkomunikasi, memiliki jiwa kepemimpinan, mampu memanajemen diri, dan bertanggung jawab.

Sebelum menerapkan pembelajaran kooperatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa, terdapat beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan oleh guru. Berikut adalah beberapa pertimbangan tersebut.

  1. Menetapkan tujuan dan harapan yang jelas dari proses pembelajaran yang akan dijalani.
  2. Menentukan aturan dasar yang harus dipenuhi oleh peserta didik untuk berpartisipasi dan berkontribusi di setiap kelompoknya.
  3. Menyusun rencana tahapan kerja setiap kelompok.
  4. Menjelaskan kepada peserta didik tentang jalannya diskusi kelompok yang baik dan cara penilaiannya.
  5. Membantu mengembangkan keterampilan yang dibutuhkan oleh peserta didik agar mereka bisa berhasil seperti mengenalkan teknik refleksi diri atau melatih cara dalam membangun kekompakan tim.
  6. Melakukan evaluasi peserta didik secara individu maupun sebagai anggota kelompok sesuai kontribusi yang mereka lakukan.

Pada dasarnya, pembelajaran kooperatif menekankan kerja sama atau kolaborasi dari dua peserta didik atau lebih dalam meningkatkan pengalaman belajar dan mencapai tujuan belajar.

Pembelajaran Problem Based Learning melalui Aplikasi Edmodo
Pembelajaran Problem Based Learning melalui aplikasi Edmodo merupakan salah satu model pembelajaran yang fleksibel dalam pembelajaran daring maupun luring dengan menggunakan e-learning

Selain meningkatkan hasil belajar siswa, penerapan pembelajaran kolaboratif dapat memberikan keuntungan bagi peserta didik berupa pengalaman belajar yang diperoleh dari rekan sekelas atau teman lainnya yang bahkan belum dikenal. Selanjutnya, pembelajaran kolaboratif juga memungkinkan terjadinya interaksi antar peserta didik yang satu dengan lainnya menjadi lebih terarah karena mereka memiliki tujuan belajar yang sama. Peserta didik juga menjadi lebih termotivasi dan semangat berkompetisi dalam artian positif dan masih banyak keuntungan lainnya secara langsung atau tidak langsung.

Pembelajaran kolaboratif menekankan fokus yang berpusat terhadap peserta didik sesuai dengan teori pembelajaran sosial dan pandangan sosio kontruktivis terkait pembelajaran. Selain itu, penerapan pembelajaran kolaboratif di kelas diharapkan dapat meningkatkan kompetensi peserta didik dalam melakukan critical thinking, communication, creativity, dan collaboration atau 4C.

Oleh karena itu, pembelajaran kolaboratif menjadi salah satu upaya yang bisa dilakukan guru dalam meningkatkan efektivitas pembelajaran. Ini agar tujuan pembelajaran dapat tercapai optimal dan hasil belajar meningkat. Dalam implementasinya, pembelajaran kolaboratif dipadukan dengan berbagai variasi media. Strategi pemilihan media pembelajaran yang tepat untuk dipadukan ke dalam pembelajaran kolaboratif juga dapat memengaruhi hasil belajar siswa.

Variasi Media dalam Pembelajaran Kolaboratif untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Media pembelajaran yang diciptakan memiliki beragam variasi seperti media buku, modul, gambar, grafis, audio visual hingga media yang semakin canggih seperti berbasis pada komputer untuk mencapai tujuan pembelajaran. Saat ini, penerapan aplikasi-aplikasi jejaring sosial juga dimanfaatkan sebagai media pembelajaran kolaboratif untuk meningkatkan hasil belajar yang maksimal seperti penggunaan Facebook.

Penggunaan variasi media berbasis media social dalam pembelajaran kolaboratif dapat meningkatkan hasil belajar dan kepercayaan diri peserta didik. Hal ini disebabkan lingkungan dan situs sosial menyediakan platform yang bisa diakses lebih luas. Hal ini memungkinkan peserta didik dapat berinteraksi dengan rekan maupun mentor. Menurut penelitian di tahun 2019 yang dilakukan oleh Nand, dkk. menunjukkan bahwa peserta didik yang memiliki kemampuan dan keterampilan kognitif yang baik justru paling banyak dihasilkan dari pembelajaran kolaboratif yang berbasis pada penggunaan media sosial.

Peserta didik juga dapat meningkatkan self-efficacy atau meningkatkan kepercayaan diri yang lebih tinggi dan tampil lebih baik dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. Pembelajaran kolaboratif berbasis media sosial sarat akan pengetahuan dan informasi yang membekali peserta didik dengan wawasan akademik. Peserta didik menjadi lebih mudah dalam berinteraksi antara semua jenis komunitas untuk saling bertukar ide dan pemikiran. Interaksi ini memiliki hasil positif dan manfaat yang dirasakan juga positif terhadap pencapaian tujuan pembelajaran.

Melaksanakan pembelajaran kolaboratif juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan fitur Google yang menyediakan layanan Google Meet. Dalam implementasinya, guru perlu melakukan beberapa tahap diantaranya tahap persiapan, pelaksanaan, dan penilaian.

Berikut ini beberapa efek pembelajaran kolaboratif.

  1. Secara rata-rata, pembelajaran kolaboratif memberikan efek yang lebih tinggi untuk Sekolah Menengah (+6 bulan) dibandingkan Sekolah Dasar (+5 bulan).
  2. Dampak pembelajaran kolaboratif sedikit lebih rendah pada aspek literasi (+3 bulan) dibandingkan Matematika (+5 bulan) dan Sains (+10 bulan).
  3. Kelompok kecil yang dibagi menjadi 3 – 5 peserta didik dengan tanggung jawab masing-masing untuk menemukan hasil bersama menjadi struktur yang paling ideal dalam penerapan pembelajaran kolaboratif.
  4. Studi yang memberikan pembelajaran kolaboratif melalui teknologi digital cenderung memiliki dampak yang lebih rendah (+3 bulan secara umum)

Terdapat beberapa model pembelajaran kolaboratif yang dapat diterapkan oleh guru. Beberapa contohnya adalah learning together, jigsaw, group investigation dan lain-lain. Dalam implementasinya, model pembelajaran kolaboratif memiliki beberapa asumsi yang harus dipenuhi seperti berikut.

a. Memfasilitasi Pembelajaran yang Aktif dan Konstruktif

Peserta didik akan terlibat secara aktif dalam mempelajari materi yang telah tersedia di jaringan internet dan mengintegrasikan pengetahuan sebelumnya dengan materi baru yang diterima. Lebih lanjut, peserta didik mengkonstruksi makna dalam materi pelajaran yang baru diterima dengan perkembangan yang terjadi secara kontekstual.

b. Proses Belajar sesuai Konteks

Dalam rangka memberikan stimulus yang dapat memotivasi belajar peserta didik, kegiatan pembelajaran akan lebih baik jika diintegrasikan dengan peristiwa kontekstual yang terjadi sehingga dapat dipahami dengan mudah. Selain itu, peserta didik juga dapat terdorong untuk lebih aktif terlibat dalam kegiatan pembelajaran karena merasa relevan dengan yang mereka alami.

c. Kompleksitas Peserta Didik

Kompleksitas latar belakang peserta didik seperti pengalaman, gaya belajar, aspirasi, hingga keahlian sangat mungkin terjadi. Namun, guru harus menanamkan sikap untuk saling menghormati dan menghargai perbedaan tersebut. Ini agar pembelajaran kolaboratif dapat berjalan dengan lancar.

Creative Problem Solving (CPS) untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kreatif Siswa
Creative Problem Solving adalah model pembelajaran yang berfokus pada keterampilan memecahkan masalah dan tantangan dalam menemukan solusi terbaik

d. Belajar merupakan Proses Interaksi Sosial

Dalam pembelajaran kolaboratif, siswa dilatih untuk menemukan pengetahuan baru dengan cara bersama-sama atau bergotong royong.

Kolaborasi sebagai model pembelajaran dan kolaborasi sebagai kompetensi memiliki perbedaan. Kendati demikian, penerapan model pembelajaran kolaboratif tentu saja diharapkan dapat menumbuhakan kompetensi kolaborasi peserta didik. Penyebabnya karena era sekarang budaya kerja yang berkembang menuntut adanya kolaborasi dan kerja sama tim. Seperti halnya guru yang mengembangkan model pembelajaran, memerlukan kolaborasi dengan guru lainnya atau tenaga kependidikan lain, peserta didik juga memerlukannya dalam proses belajar.