Tips Mengajarkan Siswa Perilaku Jujur
Sifat jujur yang ada pada diri manusia tidak terbentuk secara instan. Sejak kecil, anak harus dibiasakan dengan perilaku yang mulia ini. Selain orang tua yang memiliki kewajiban melatihnya, guru juga bertanggung jawab sebagai orang yang mendidiknya di sekolah.
Kejujuran tidak hanya pada ucapan, namun juga tingkah laku dan niat. Ketiga aspek ini menjadi sempurna apabila orang-orang di sekitar saling mendukung satu sama lain. Selaku tenaga pendidik, berikut ini 8 tips yang dapat Anda terapkan di sekolah untuk menanamkan kejujuran pada diri siswa.
1. Menjadi Teladan dengan Perbuatan
Guru akan selalu dilihat dan dicontoh oleh siswa-siswi dalam berperilaku. Untuk menumbuhkan sifat jujur, tentu harus dimulai dari guru terlebih dahulu. Mulailah dari hal-hal sepele yang seringkali dianggap remeh oleh banyak orang.
Semisal ketika menjelaskan materi, ada siswa yang bertanya tentang sesuatu yang tidak Anda tahu jawabannya. Tidak lantas menjawab sembarangan, namun Anda berkata jujur bahwa pertanyaan tersebut belum bisa dijawab karena Anda tidak menguasainya. Sebagai gantinya, Anda dapat mengajak siswa mencari bersama-sama jawaban tersebut.
Contoh lain adalah meminta maaf saat Anda melakukan kesalahan seperti telat masuk kelas.
Guru juga manusia yang bisa lupa dan salah, jadi tidak masalah jika Anda mengakui kesalahan tersebut. Jika Anda gengsi melakukannya, maka siswa juga akan meniru sikap Anda yang tidak jujur.
2. Membiasakan Siswa untuk Berkata Jujur
Selain memberikan contoh yang baik, guru juga sebaiknya membiasakan aktifitas yang melibatkan kejujuran siswa. Ketika di awal pelajaran, biasanya guru menanyakan kabar dan biasanya jawaban siswa selalu saja baik-baik saja. Jika Anda juga mengalami hal demikian selama mengajar, maka tunjukkan pada mereka bahwa jujur ketika tidak baik-baik saja bukanlah kesalahan.
Ajarkan kepada peserta didik untuk mengatakan mengantuk jika memang itu yang mereka rasakan. Atau ketika ada siswa sedang bertengkar, jangan batasi mereka untuk mengungkapkannya. Saat hal tersebut dilakukannya, berilah respon yang bijak. Tidak lantas memarahi, apalagi memberi hukuman. Namun mencari penyebabnya kemudian menyelesaikan dengan damai.
Cara ini bertujuan agar mereka tidak terbiasa berbohong. Kejujuran dapat memudahkan mereka dalam memecahkan sebuah permasalahan.
3. Mengenalkan Tokoh-Tokoh yang Menjujung Kejujuran
Metode story telling selalu dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Semakin efektif di saat Anda ingin memperkenalkan suatu nilai kebajikan pada anak-anak. Dalam hal kejujuran, Anda perlu menceritakan kisah-kisah tokoh terkenal yang sangat tidak suka berbohong.
Perjalanan hidup mereka yang tidak pernah berlaku curang bisa menjadi inspirasi para murid. Pesan yang terkandung dalam cerita menjadi lebih mudah dipahami jika Anda menyampaikan dengan pembawaan yang menarik. Skill bercerita tentu menjadi sangat dibutuhkan.
Apabila Anda tidak pandai melakukannya, tidak apa-apa. Anda dapat menggantinya dengan memutar video pendek yang visualnya menarik. Terpenting, biografi tokoh yang ditampilkan sesuai dengan value yang hendak Anda sampaikan.
4. Bermain Peran di Kelas
Selingi pelajaran dengan kegiatan bermain peran antar siswa. Cari lah dialog yang mengangkat tentang pentingnya perilaku jujur. Tidak harus cerita berat, obrolan ringan saat bermain atau ketika disuruh orang tua membeli sesuatu bisa menjadi bahan.
Meskipun hanya berupa drama singkat di kelas, kegiatan ini secara tidak langsung mengajari mereka nilai-nilai kehidupan. Justru akan lebih tertanam dalam diri mereka dari pada hanya berupa teori.
Terapkan cara ini di mata pelajaran yang berkaitan. Bisa pula di saat ada acara sekolah seperti pementasan akhir tahun atau perayaan nasional. Pembelajaran yang dibalut dalam bentuk hiburan akan lebih mendapat perhatian anak-anak.
5. Menjadi Guru Favorit
Anak-anak tidak selalu patuh dan mendengarkan nasehat guru. Butuh skill komunikasi yang memadai untuk memikat hati mereka. Hanya guru-guru tertentu yang mampu membuat mereka mudah melakukan perintahnya.
Oleh karena itu, berusaha menjadi guru yang disukai siswa adalah langkah yang tepat. Bukan untuk mengejar popularitas. Namun dengan menjadi guru favorit di sekolah, Anda akan lebih mudah didengarkan saat memberikan nasehat.
Perilaku kejujuran pun akan tertanam dalam diri siswa ketika Anda memberikan teladan untuk tidak berbuat curang. Lakukan pendekatan secara berkala dengan siswa-siswi Anda. Tidak hanya siswi yang Anda ajar secara langsung, tapi juga siswi dari kelas lain.
6. Menerapkan Reward dan Punishment
Ketegasan dalam mendisiplinkan siswa untuk jujur harus diterapkan. Tindakan ini diperlukan supaya peserta didik terbiasa sejak kecil. Tidak hanya ada hukuman saat mereka berlaku curang, tapi juga ada reward untuk mereka yang menjalankan prinsip kejujuran. Hal tersebut juga bisa menjadi contoh untuk siswa yang lain.
Dalam menegur siswa yang berbohong tentu harus adil. Sekali saja Anda memberi kelonggaran, maka cara ini akan gagal. Kepercayaan siswa menjadi turun dan tidak mau lagi mengikuti aturan yang berlaku.
Terkait punishment sebaiknya berupa sesuatu yang bermanfaat. Misalkan hukuman untuk melakukan kegiatan produktif seperti merangkum 2 buku bacaan dalam seminggu. Bisa juga dengan memberi tambahan tugas yang melatih kecerdasan akademik atau pun sosial.
7. Menunjukkan Nilai dari Perbuatan Jujur
Sebagai penguatan, berilah siswa tugas untuk melakukan kejujuran saat di rumah. Perilaku jujur tersebut dicatat di buku masing-masing berbentuk cerita. Apa yang mereka rasakan ketika tidak berbuat curang.
Ketika terjadi peristiwa yang disebabkan ketidakjujuran, tunjukkan pada siswa akibat yang dialami si pelaku. Terlebih ketika kejadian tersebut dilakukan oleh siswa Anda sendiri. Tidak ada toleransi pada orang yang berbuat curang, semisal ketika ujian berlangsung. Nilai kejujuran yang sangat berharga akan terasa oleh mereka.
8. Menghargai Kejujuran Siswa
Jika ada siswa yang bahkan tanpa diminta pun mengakui kesalahannya, apresiasi keberaniannya. Namun tetap tidak membenarkan akan perlakuan buruk yang ia lakukan. Anda hanya bisa mengurangi beban hukumannya karena ia telah jujur. Dengan demikian, siswa yang lain akan belajar bahwasanya kejujuran adalah sikap yang harus dilakukan walaupun menyakitkan.
Rasa sakit yang dialami akan lebih ringan apabila mau berkata jujur. Bahkan berterima kasihlah padanya karena bersedia mengatakan hal yang sebenarnya terjadi kepada guru. Pengalaman tersebut mendorong siswa untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Pepatah bijak pernah berkata bahwa anak akan mudah melupakan nasehat apa pun dari orang tua dan gurunya. Namun perbuatan baik mereka akan selalu diingat oleh anak di sepanjang hidupnya.
Oleh karena itu, sebagai pengganti orang tua saat di sekolah, guru sepatutnya lebih menunjukkan perilaku jujur dari pada sekadar mengucapkan petuah-petuah kejujuran.