Tips Melatih Keterampilan Berkomunikasi Anak di Masa PJJ
Sebagian orang diberkahi kemampuan berkomunikasi yang baik di depan publik. Kemudian sebagian orang lainnya harus berlatih terlebih dahulu untuk bisa tampil dengan percaya diri untuk bisa berkomunikasi dengan baik di depan publik. Hal yang seperti ini juga dialami oleh kebanyakan siswa di dalam kelas. Oleh karena itu kerap kali guru menggunakan model pembelajaran yang cocok untuk mengatasi dan mencegah anak mengalami masalah komunikasi di dalam kelas.
Sayangnya, saat ini sangat tidak memungkinkan bagi guru untuk menerapkan model pembelajaran ketika kegiatan pembelajaran sedang berlangsung. Pandemi Covid-19 yang semakin merebak membuat pemerintah menerapkan pembelajaran jarak jauh (PJJ) demi meminimalisasi penularan virus Covid-19 di Indonesia ini. Program pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini sudah berlangsung sejak 16 Maret 2020. Benar adanya apabila pembelajaran jarak jauh ini sangat bermanfaat untuk meminimalisasi penularan virus Covid-19. Sayangnya program ini juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya yaitu sebagai berikut:
Kelemahan dari Pembelajaran Jarak Jauh:
1. Ruang Gerak Anak Menjadi Lebih Terbatas
Apabila biasanya anak bebas dalam berekspresi dan bereksperimen di dalam kelas, kali ini anak memiliki batas tertentu dalam menunjukkan kemampuannya. Kerap kali anak mengeluh karena pembelajaran yang terlalu monoton sehingga membuat anak menjadi malas ketika sedang melakukan kegiatan pembelajaran.
2. Menurunnya Kemampuan Berkomunikasi Anak
Ketika kegiatan pembelajaran sedang berlangsung di dalam kelas, guru kerap kali mengajak siswa untuk ikut memecahkan berbagai macam permasalahan yang ada. Dalam kurikulum 2013, siswa dituntut untuk lebih aktif ketika sedang KBM di dalam kelas. Sedangkan guru bertugas untuk menuntun dan mengawasi mereka saat KBM berlangsung.
3. Anak Menjadi Lebih Sulit dalam Memahami Materi Pembelajaran
Dalam pembelajaran jarak jauh, guru dan siswa tidak berinteraksi secara langsung sehingga tidak jarang sebagian dari mereka tidak memahami materi pembelajaran dengan baik dan benar. Apabila dipantau berdasarkan hasil belajar siswa ketika sedang melakukan kegiatan pembelajaran di dalam kelas dan kegiatan pembelajaran yang dilakukan di rumah, tentu saja hasilnya jauh berbeda. Hal ini berdampak pada nilai akademis siswa yang saat ini cenderung lebih menurun.
Tidak jarang orang tua kerap kali merasa khawatir dan cemas dengan perkembangan kemampuan akademis anak mereka. Sehingga tidak jarang mereka mengharapkan anaknya untuk belajar lebih giat di rumah dan turut mencari beberapa buku referensi pembelajaran yang sesuai dengan materi pembelajaran yang sedang berlangsung. Namun, bagaimana dengan kemampuan komunikasi mereka? Tidak dapat dipungkiri bahwa pembelajaran jarak jauh ini bukan hanya berdampak pada kemampuan akademis anak saja, kemampuan komunikasi mereka pun turut menyita perhatian orang tua saat ini.
Tidak adanya interaksi antara pengajar dan siswa, begitu juga dengan orang tua dan anak dapat menjadi pemicu terjadinya masalah anak dalam berkomunikasi. Saat ini orang tua cenderung lebih sibuk dikarenakan pekerjaan yang semakin bertambah. Selain itu mereka juga harus mengawasi anak mereka ketika sedang melakukan pembelajaran jarak jauh. Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa ada kalanya anak menjadi lebih tertutup dan tidak ingin merecoki orang tuanya karena mereka sudah terlalu lelah untuk bekerja.
Seberapa penting kemampuan komunikasi anak dalam pembelajaran? Kemampuan anak dalam berkomunikasi sangat berpengaruh dalam perkembangan sosial mereka di dalam kelas dan lingkungan sekitar. Kemampuan komunikasi yang dimiliki anak yaitu seperti kemampuan dalam mengutarakan pendapat menurut sudut pandang mereka, mampu dalam mencerna informasi yang didapat, mampu dalam melakukan musyawarah dan lain sebagainya.
Berikut merupakan beberapa tips mencegah anak mengalami masalah komunikasi terutama setelah pembelajaran jarak jauh (PJJ) sudah selesai.
5 Tips Mencegah Anak Mengalami Masalah Komunikasi Setelah PJJ
1. Memperhatikan Keadaan Lingkungan Sekitar
Hal pertama yang harus Anda perhatikan yaitu keadaan lingkungan di mana anak Anda berinteraksi. Pada kejadian ini lingkungan yang anak Anda miliki yaitu keluarga kecilnya. Kerap kali anak sering merasa terkucilkan karena dirinya terlihat lebih lemah dibandingkan saudara-saudaranya yang lain. Perundungan seperti itu sering kali membuat rasa percaya diri anak kerap kali menurun dan kemudian akhirnya mereka menjadi lebih sulit ketika diminta untuk mengutarakan pendapatnya.
2. Melatih Anak untuk Membangun Rasa Percaya Diri
Rasa percaya diri adalah keadaan di mana seseorang mengakui kemampuannya untuk melakukan sesuatu. Kepercayaan diri seseorang sudah menjadi masalah umum di kalangan siswa. Sebagian dari mereka cenderung merasa tidak mampu ketika berdiri dan berhadapan dengan orang-orang banyak. Hal itu tentunya menghambat kemampuan anak dalam berkomunikasi. Orang tua memiliki andil untuk membawa perubahan pada anak, terutama dalam meningkatkan rasa kepercayaan diri mereka. Untuk meningkatkan rasa percaya diri, Anda terlebih dulu harus yakin dengan diri Anda dan tetaplah berpikir positif. Cara ini dapat Anda terapkan dan latih dengan anak di rumah.
3. Memberikan Ruang dan Waktu untuk Melakukan Percakapan
Selain itu, Anda dapat membawa anak Anda ke dalam sebuah percakapan yang penting. Salah satu contohnya seperti ketika keluarga Anda sedang memutuskan untuk melakukan kegiatan apa di akhir pekan nanti. Dalam kegiatan ini, Anda bisa memancing anak Anda untuk memberikan pendapatnya. Biarkan mereka untuk bebas berpendapat dan menunjukkan kreativitasnya dalam berpikir. Apabila kegiatan ini dilakukan secara rutin, anak-anak akan semakin terbiasa dalam mengutarakan pendapatnya. Selain itu, Anda juga dapat mencobanya ketika keluarga besar Anda sedang berkumpul, bawalah anak Anda dan ajaklah dia untuk melakukan percakapan dengan keluarga yang lainnya.
4. Berikanlah Anak Anda Kesibukan
Komunikasi tidak selamanya tentang cara berbicara seseorang saja, tetapi juga bisa mengenai cara anak dalam memecahkan sebuah permasalahan. Oleh karena itu, sangatlah penting untuk orang tua dan guru memberikan kesibukan kepada anak di setiap harinya, seperti tugas setelah pembelajaran telah usai dan bisa saja orang tua seperti melakukan quiz dadakan yang berhadiah untuk meningkatkan motivasi anak dalam belajar. Layaknya pisau yang dibiarkan tergeletak, semakin lama semakin tumpul karena jarang diasah.
Begitu juga dengan daya dan pola pikir anak dalam belajar. Apabila mereka dibiarkan terlalu lama untuk tidak memecahkan sebuah permasalahan (dalam hal ini berupa soal-soal), maka kemampuan akademis dan kemampuan komunikasi mereka akan menurun. Kemampuan komunikasi dalam pembelajaran misalnya seperti di dalam pembelajaran matematika, di dalam sebuah soal diperlukan keterangan yang didapat dari soal kemudian langkah-langkah yang digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi orang tua untuk mencegah anak mengalami masalah komunikasi baik setelah PJJ telah selesai nantinya.
5. Mengikuti Webinar
Webinar merupakan singkatan dari web dan seminar yang berarti sebuah seminar dilakukan melalui situs web atau aplikasi yang berbasis internet. Beberapa bulan terakhir, banyak sekali pembicara yang mengadakan webinar yang berguna untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas. Selain berguna untuk memberikan informasi, bisa dikatakan webinar ini juga sangat berguna untuk mengisi waktu luang dan memberikan pengalaman baru di saat PJJ seperti ini. Apa sih manfaat webinar? Webinar bermanfaat untuk menambah ilmu dan wawasan yang berasal dari berbagai sumber dengan mudah dan jelas. Selain itu, dengan ada webinar anak tentunya akan memiliki pandangan yang lebih luas dan motivasi untuk menjadi pribadi dan orang yang sukses kelak.
Langkah awal yang harus Anda lakukan sebelum melakukan kelima tips di atas, yaitu berbicara dari hati ke hati. Apabila Anda merasakan sesuatu yang salah dengan anak Anda, segera cari penyebab dan kemudian mencari solusinya.