Teknik Menyusun Kurikulum yang Efektif dan Efisien
Munculnya pandemi Covid-19 membawa banyak perubahan dan dampak dalam kehidupan manusia. Aktivitas sehari-hari yang biasa dilakukan secara tatap muka harus beralih menjadi jarak jauh (serba daring). Perubahan dalam cara beraktivitas ini juga diterapkan pada bidang pendidikan.
Sekolah-sekolah diimbau untuk melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Guru dan peserta didik perlu menyesuaikan diri menggunakan teknologi untuk belajar. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan secara daring tersebut lantas berdampak pula pada hasil belajar siswa.
Perubahan cara belajar yang terjadi menimbulkan kondisi khusus yang mengakibatkan ketertinggalan pembelajaran (learning loss). Kondisi tersebut memengaruhi ketercapaian belajar peserta didik yang berbeda-beda. Namun, setelah ditelisik lebih lanjut, learning loss sudah terjadi sejak lama. Hanya saja, kondisi ini diperjelas dengan adanya pandemi Covid-19.
Masalah ketertinggalan dalam pembelajaran dibuktikan dari sejumlah temuan kesulitan membaca dan memahami konsep matematika dasar. Bisa juga disebut kurangnya kemampuan literasi numerasi. Untuk mengatasi persoalan tersebut, Kemdikbudristek kemudian menjalankan upaya dalam pemulihan pembelajaran. Upaya pemulihan pembelajaran dilakukan dengan mencanangkan Kurikulum Merdeka.
Implementasi Kurikulum Merdeka
Konsep pendidikan yang diusung oleh Ki Hajar Dewantara mengungkapkan bahwa pendidikan dimaknai sebagai proses memanusiaskan manusia. Konsep pendidikan tersebut berasaskan pada kemerdekaan. Esensi kemerdekaan dalam belajar dapat diraih bila peserta didik menjadi pembelajar sepanjang hayat. Untuk mendukung pembentukan karakter pembelajar yang merdeka bagi peserta didik, pemerintah mencanangkan Kurikulum Merdeka.
Kurikulum Merdeka merupakan solusi nyata untuk mengubah sistem pendidikan di Indonesia. Bermula dari konsep Bapak Pendidikan Indonesia, hingga menjadi upaya dalam memulihkan pembelajaran dan mengatasi persoalan pendidikan.
Adapun dalam mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, guru memiliki keleluasaan memilih berbagai perangkat ajar yang disesuaikan pada kebutuhan belajar peserta didik. Dengan adanya Kurikulum Merdeka, kegiatan pembelajaran akan menjadi optimal karena peserta didik dapat mendalami konsep pembelajaran dengan baik dan memiliki waktu yang cukup untuk menguasai kompetensi.
Kurikulum Merdeka sebagai Opsi
Kurikulum Merdeka diwajibkan pada tahun 2024. Sebelum ditetapkan sebagai kurikulum nasional, Kurikulum Merdeka menjadi opsi bagi satuan pendidikan. Disebut sebagai opsi bagi satuan pendidikan karena kesiapan sekolah dan guru di setiap daerah berbeda-beda. Menetapkan Kurikulum Merdeka sebagai opsi didasarkan pada perlunya sosialisasi dan penyesuaian sebelum ditetapkan sebagai kurikulum nasional. Hal tersebut memberikan waktu bagi dinas, kepala sekolah, dan guru untuk belajar serta mempersiapkan diri.
Alasan lainnya Kurikulum Merdeka sebagai opsi ialah karena kesempatan yang diberikan Kemdikbudristek bagi satuan pendidikan untuk bertanggung jawab dan berwenang dalam pengembangan kurikulum, sesuai kebutuhan dan kondisi sekolah masing-masing.
Kurikulum sebagai sistem pendidikan nasional memang menjadi panduan utama untuk mencapai tujuan pendidikan. Meski kerangka kurikulum disusun oleh stakeholder. Namun, satuan pendidikan dan guru bertugas untuk mengoperasionalkan dan mengimplementasikan kurikulum di sekolah. Oleh karena itu, penting bagi kepala sekolah dan guru untuk melakukan pengembangan kurikulum, sesuai konteks satuan pendidikan.
Pengembangan Kurikulum
Kurikulum merupakan seperangkat rancangan pembelajaran sistematik sebagai pedoman bagi guru untuk menyusun dan menerapkan program pembelajaran. Jenis dari kurikulum ada yang berupa peta umum (roadmap), ada pula yang sifatnya lebih terperinci dan berisi intruksi untuk dilakukan dari hari ke hari.
Kerangka kurikulum disusun secara terperinci dan jelas untuk membantu guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan kebutuhan dan minat peserta didik. Sebagai panduan dalam pendidikan, kurikulum perlu dikembangkan dan dinilai secara berkelanjutan agar sesuai dengan kebutuhan di masyarakat.
Sebagai acuan dalam menjalankan program pembelajaran, pengembangan kurikulum harus pula memperhatikan sejumlah prinsip. Adanya prinsip pengembangan kurikulum berfungsi sebagai rambu-rambu agar hasilnya sesuai harapan seluruh pihak.
Secara garis besar, prinsip dari perkembangan kurikulum dibagi ke dalam dua macam, yaitu prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum merupakan prinsip yang berlaku di jenis kurikulum manapun. Sementara itu, prinsip khusus merupakan pengembangan kurikulum yang dilakukan pada situasi tertentu saja.
Pada pengembangan kurikulum di tingkat satuan pendidikan, prinsip yang perlu diperhatikan ada lima, yaitu sebagai berikut.
1. Berpusat pada Peserta Didik (Student Center)
Kurikulum hendaknya dikembangkan dengan mempertimbangkan sejumlah faktor. Salah satu faktor utamanya ialah peserta didik. Standar pembelajaran dalam kurikulum ditentukan berdasarkan potensi siswa yang beragam, kebutuhan, dan sesuai pada tahapan belajar.
2. Kontekstual
Kerangka kurikulum yang dikembangkan terdapat ciri khas. Kerangka tersebut dapat dikembangkan sesuai karakteristik satuan pendidikan, konteks sosial budaya, lingkungan, dunia kerja dan industri (khusus SMK), serta kesesuaian dengan peserta didik berkebutuhan khusus (khusus SLB).
3. Akuntabel
Pengembangan pada kurikulum harus didasarkan pada data yang akurat serta dapat dipertanggungjawabkan.
4. Esensial
Pengembangan kurikulum yang dibuat mampu mencakup semua unsur informasi penting untuk digunakan di satuan pendidikan. Pihak pengembang juga perlu memperhatikan penggunaan bahasa, seperti pemilihan kalimat yang jelas, lugas, serta mudah dipahami.
5. Melibatkan Berbagai Pemangku Kepentingan
Adanya pengembangan kurikulum akan berpengaruh pula pada program dan hasil pembelajaran. Oleh karena itu, berbagai pemangku kepentingan perlu terlibat dalam prosesnya.
Dalam penerapannya, prinsip akan menjadi acuan dalam mengembangkan kurikulum operasional di satuan pendidikan. Di sisi lain, adanya implementasi Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum pusat yang memberi keleluasaan bagi satuan pendidikan untuk mengembangkan kurikulum memiliki prinsip sebagai berikut.
1. Struktur Minimum
Satuan pendidikan dapat mengembangkan program pembelajaran yang sesuai visi, misi, dan sumber daya yang ada. Hal itu diperbolehkan meskipun struktur minimum telah ditentukan pemerintah pusat.
2. Otonomi
Pemerintah memberikan keleluasaan bagi satuan pendidikan dan guru melakukan pengembangan kurikulum yang relevan sesuai kebutuhan.
3. Sederhana
Perubahan dari kurikulum sebelumnya dilakukan dengan cara seminimal mungkin. Namun, kurikulum tetap harus mempertahankan tujuan, arah, dan rancangannya yang jelas.
4. Gotong Royong
Pengembangan kurikulum bisa dilakukan dengan kolaborasi institusi.
Umumnya pengembangan kurikulum apapun memiliki kesamaan prinsip berupa fleksibilitas dan kolaborasi dengan berbagai pihak.
Teknik Menyusun Kurikulum yang Efektif dan Efisien
Hakikatnya pengembangan kurikulum diperlukan sebagai panduan agar program pembelajaran dilaksanakan secara jelas. Dalam proses menyusun kurikulum, guru mungkin menemui berbagai tantangan. Oleh karena itu, guru perlu melalui berbagai cara atau teknik agar kurikulum yang disusun efektif dan efisien. Berikut ini teknik yang diperlukan dalam menyusun kurikulum yang efektif dan efisien.
1. Mendefinisikan Tujuan Penyusunan Kurikulum
Guru perlu memahami topik dan tujuan yang ditentukan secara jelas dalam menyusun kurikulum. Topik dan tujuan disesuaikan pada kebutuhan peserta didik dan lingkungan tempat belajar.
2. Tentukan Judul, Lini Waktu, dan Materi yang Disampaikan
Judul dari penyusunan kurikulum bisa jadi menunjukkan tujuan atau proses yang perlu dilakukan. Lini waktu dan materi berkaitan dengan penyampaian materi sesuai durasi yang tersedia. Sebagai referensi, guru juga dapat mempelajari kurikulum yang sudah disusun sebelumnya.
3. Melengkapi Rincian Penyusunan Kurikulum
Rincian ini berupa template, identifikasi unit-unit dalam kurikulum, mempersiapkan pengalaman belajar yang sesuai, dan membuat pertanyaan-pertanyaan dari setiap unit. Selain itu, perlu juga untuk membuat tujuan pembelajaran di setiap unitnya. Guru juga dapat menyertakan rencana penilaian, sebagai acuan dalam evaluasi pembelajaran.
Itulah teknik utama yang perlu dilakukan dalam menyusun kurikulum yang efektif dan efisien. Semakin teliti dalam melalui proses penyusunan, kurikulum yang dihasilkan dapat lebih baik.