Prosedur Penilaian ABK Aspek Pengetahuan dan Keterampilan

Pendidikan inklusif menjadi jawaban dari program pemerintah wajib sekolah dasar 9 tahun. Selain itu pendidikan inklusif ini juga menjadi jawaban tentang pemerataan pendidikan yang diinginkan pemerintah. Semua anak berhak mendapatkan pendidikan yang berkualitas, adanya pendidikan inklusif untuk menjawab hal tersebut.

Pendidikan inklusif merupakan sebuah sistem pendidikan yang menggabungkan anak reguler dengan anak berkebutuhan khusus yang memiliki kompetensi yang bisa dikembangkan. Tujuan utama dari pendidikan inklusif adalah untuk memperluas jangkauan pendidikan sampai ke daerah terpencil, selain itu juga untuk memberikan pendidikan yang berkualitas untuk anak. Tanpa memandang kelainan fisik, latar belakang orang tua, ekonomi, sosial budaya dan tradisi seorang anak.

Prinsip Penilaian Hasil Belajar Anak Berkebutuhan Khusus

sumber: https://www.pexels.com

Berbeda dengan konsep penilaian anak reguler, penilaian hasil pembelajaran anak berkebutuhan khusus itu memiliki beberapa prinsip, seperti :

1. Penilaian Hasil Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus Dilakukan dengan Cara Melihat Ketuntasan Seusai Kebutuhannya

Berbeda dengan cara penilaian anak reguler, anak berkebutuhan khusus (ABK) dinilai dari ketuntasan sesuai dengan kebutuhannya. Setiap anak memiliki kebutuhan pembelajaran masing-masing. Maka dari itu penilaian ini dilakukan dengan cara menyesuaikan dengan kebutuhan anak ABK.

2. Tidak Ada Konsep Tinggal Kelas untuk Anak Berkebutuhan Khusus

Dalam pendidikan inklusif untuk anak ABK, tidak ada konsep tinggal kelas. Artinya selama anak berkebutuhan khusus (ABK) dalam satu jangka semester berhasil memenuhi kebutuhan belajarnya. Ia akan naik kelas dan jika sebaliknya ia akan tetap naik ke kelas berikutnya.

3. Penilaian Hasil Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus Diukur dari Perkembangan Kognitif (Pengetahuan), Psikomotorik (Keterampilan) dan Afektif (Perilaku)

Penilaian hasil pembelajaran anak berkebutuhan khusus (ABK) juga dilihat dari segi pengetahuan, keterampilan dan perilaku. Pengetahuan ini akan memengaruhi perkembangan pengetahuan anak berkebutuhan khusus. Sedangkan psikomotorik ini akan berpengaruh pada hasil ketrampilannya.

Dari tiga prinsip di atas bisa disimpulkan bahwa, anak berkebutuhan khusus juga akan melakukan penilaian hasil pembelajaran. Hanya saja dibedakan melalui kemampuannya, apakah seorang anak ini berkembang secara keterampilan? Atau secara pengetahuan? Atau dia tetap stuck di keterampilannya yang dulu.

Prosedur dalam Melaksanakan Penilaian Hasil Belajar ABK

Dalam melaksanakan penilaian hasil pembelajaran tersebut, dilakukan dengan berbagai prosedur yang ada, yaitu seperti:

1. Guru Harus Melakukan Assessment di Awal Tahun Pembelajaran, di Tengah Tahun Pembelajaran dan di Akhir Tahun Pembelajaran

Assessment ini dilakukan untuk melihat perkembangan siswa dari awal, tengah hingga akhir tahun pembelajaran. Assessment ini dilakukan untuk mengidentifikasi adanya keterlambatan atau pun hambatan siswa dalam menerima pembelajaran.

Kurikulum Pendidikan ABK
Kurikulum untuk anak berkebutuhan khusus (ABK) bertujuan untuk membentuk perilaku peserta didik, sama seperti kurikulum untuk anak normal. Namun, terdapat perbedaan dalam evaluasinya

2. Guru Harus Melakukan Penilaian Hasil Belajar Terpadu Lewat Kegiatan Pembelajaran

Guru harus bisa membuat kegiatan pembelajaran yang terpadu, dengan begitu ia bisa melakukan penilaian hasil akhir. Kegiatan pembelajaran terpadu ini diusahakan mudah dipahami oleh siswa reguler maupun ABK.

3. Guru Melakukan Penilaian Hasil Belajar dalam Keadaan Senang

Dalam proses penilaian hasil pembelajaran anak berkebutuhan khusus, harus dilakukan dengan keadaan senang. Karena ini adalah waktu paling tepat untuk melakukan penilaian.

4. Guru Harus Memberikan Profil Siswa secara Lengkap Mulai dari Psikomotorik (Keterampilan), Kognitif (Pengetahuan), dan Afektif (Perilaku)

Dalam prosedur penilaian anak berkebutuhan khusus (ABK), guru harus memberikan profil siswa secara lengkap sampai pada psikomotorik, kognitif, dan afektif. Mengapa demikian? Dari 3 hal ini guru yang memberikan penilaian, akan mengetahui bagaimana teknik dan perangkat yang tepat untuk anak yang akan dinilai.

5. Guru Melakukan Penilaian Hasil Akhir dengan Adil dengan Proses yang Sudah Disesuaikan dengan Kemampuan Anak ABK

Guru harus melakukan penilaian dengan adil, menyesuaikan dengan kemampuan anak berkebutuhan khusus (ABK). Guru tidak boleh memaksa anak berkebutuhan khusus (ABK) dalam proses penilaian.

6. Guru Melaksanakan Penilaian Pembelajaran Berkelanjutan

Selain melaksanakan penilaian berjangka, guru juga harus melakukan penilaian berkelanjutan. Agar guru dapat memantau perkembangan siswa.

7. Guru Harus Menggunakan Strategi Penilaian yang Sesuai dengan Kemampuan Anak Berkebutuhan Khusus dengan Hasil yang Akurat

Dalam proses penilaian anak berkebutuhan khusus (ABK), guru harus memiliki strategi penilaian yang sesuai dengan kemampuan anak ABK. Untuk mencapai hasil yang akurat, guru harus memilih strategi yang dapat dan waktu yang tepat.

8. Guru Melakukan Penilaian Melalui Tes Tulis, Penelitian atau Observasi, Menilai Portofolio atau Lembar Kerja Siswa, Tugas dan Lain-lain

Guru melakukan penilaian melalui tes tulis yang sudah disesuaikan dengan kemampuan anak ABK. Selain itu guru juga bisa melakukan penilaian lewat observasi dan melihat portofolio siswa.

9. Guru Harus Memperhatikan Administrasi Penilaian Hasil Pembelajaran Siswa dengan Baik dan Akurat

Guru harus memperhatikan administrasi siswa, penilaian hasil pembelajaran juga melalui administrasi siswa dengan baik dan akurat.

10. Guru Harus Melakukan Penyesuaian Teknik Penilaian Hasil Pembelajaran untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Sebelum melakukan penilaian hasil pembelajaran, guru harus melakukan penyesuaian teknik penilaian untuk anak berkebutuhan khusus. Teknik penilaian yang digunakan guru harus disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan anak ABK.

11.  Guru Melakukan Penyesuaian Alat dan Perangkat untuk Membantu Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

Dalam melakukan penilaian hasil pembelajaran siswa ABK, guru harus mempersiapkan alat dan perangkat yang sesuai. Untuk membantu proses penilaian, sarana dan prasarana yang digunakan harus disesuaikan dengan kebutuhan anak berkebutuhan khusus (ABK).

Prinsip Dasar Penilaian ABK

sumber: https://www.pexels.com

Penilaian ABK (Anak Berkebutuhan Khusus) harus dilakukan dengan menjunjung tinggi beberapa prinsip dasar agar hasilnya adil, objektif, dan bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran ABK. Berikut adalah beberapa prinsip dasar yang harus dianut dalam penilaian ABK:

1. Adil:

  • Penilaian harus dilakukan secara objektif dan tidak diskriminatif terhadap ABK.
  • Pertimbangkan kebutuhan khusus dan kondisi ABK saat menyusun alat dan prosedur penilaian.
  • Berikan akomodasi yang tepat agar ABK dapat mengikuti penilaian dengan optimal.

2. Komprehensif:

  • Penilaian harus mencakup semua aspek pengetahuan dan keterampilan ABK, termasuk:

- Akademik

- Sosial-emosional

- Fisik-motorik

- Keterampilan hidup

  • Gunakan berbagai alat dan metode penilaian untuk mendapatkan informasi yang komprehensif.

3. Berkelanjutan:

  • Penilaian harus dilakukan secara berkala untuk memantau kemajuan belajar ABK.
  • Lakukan penilaian awal, formatif, dan sumatif untuk mendapatkan gambaran menyeluruh tentang perkembangan ABK.
  • Gunakan hasil penilaian untuk memperbaiki program pembelajaran dan meningkatkan kualitas belajar ABK.

4. Fungsional:

  • Hasil penilaian harus dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran ABK.
  • Gunakan hasil penilaian untuk membuat keputusan tentang program pembelajaran, akomodasi, dan intervensi yang tepat bagi ABK.
  • Komunikasikan hasil penilaian kepada orang tua dan profesional lain yang terlibat dalam pendidikan ABK.

5. Etis:

  • Penilaian harus dilakukan dengan menghormati privasi dan martabat ABK.
  • Jaga kerahasiaan informasi yang diperoleh selama penilaian.
  • Libatkan ABK dalam proses penilaian dan berikan mereka suara untuk mengungkapkan pendapat dan kebutuhan mereka.

6. Kolaboratif:

  • Penilaian harus dilakukan dengan kolaborasi antara guru, orang tua, dan profesional lain yang terlibat dalam pendidikan ABK.
  • Bekerjasamalah untuk mengembangkan alat dan prosedur penilaian yang sesuai dengan kebutuhan ABK.
  • Bagikan informasi dan temuan dari penilaian untuk meningkatkan kualitas pembelajaran ABK secara bersama-sama.

7. Berorientasi pada Perkembangan:

  • Penilaian harus berfokus pada kemajuan individu ABK, bukan perbandingan dengan ABK lain.
  • Gunakan hasil penilaian untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan ABK dan membantu mereka mencapai potensi penuh mereka.
  • Ciptakan lingkungan belajar yang positif dan suportif yang mendorong ABK untuk belajar dan berkembang.
Layanan Pendidikan ABK beserta Sistem Dukungannya
Layanan pendidikan ABK adalah sebuah pendidikan yang memberikan wadah untuk semua anak tanpa memandang keadaan fisik, sosial, intelektual, dan kondisi lain-lain

Penerapan prinsip-prinsip dasar ini dalam penilaian ABK akan membantu memastikan bahwa setiap ABK mendapatkan penilaian yang adil, objektif, dan bermanfaat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran mereka.

Nah, di atas adalah sedikit pengertian pendidikan inklusif, tujuan pendidikan inklusif. Beberapa prinsip pendidikan inklusif untuk anak berkebutuhan khusus (ABK) dan prosedur penilaian anak berkebutuhan khusus (ABK) aspek ketrampilan dan pengetahuan. Semoga bermanfaat!