Perlakuan Bijak untuk Menangani Siswa yang Nakal

Saat ini kita sering melihat dan menerima banyak kasus atau cerita yang beredar di media sosial mengenai siswa yang berperilaku nakal saat belajar, baik bertindak nakal kepada guru dan teman sebayanya. Karakter nakal ini sebenarnya sudah akrab karena setiap manusia memiliki sisi untuk memberontak dan ingin bertindak sesuai dengan kehendaknya sendiri. Sayangnya, saat ini banyak sekali anak sekolah yang salah mengartikan bebas berpendapat dan berlindung di balik HAM dan kuasa orang tua. Lantas bagaimana perlakuan bijak untuk menangani siswa yang nakal?

Sebelumnya, apa sih yang dimaksud dari siswa nakal di sini? Dalam konsep ini, kenakalan siswa bisa diartikan sebagai ketidakpatuhan mereka dalam mematuhi tata tertib di sekolah, tidak mengerjakan tugas, bolos, ribut di sekolah, makan dan bermain di dalam kelas ketika proses belajar sedang berlangsung, dan masih banyak lagi. Untuk mengatasi kenakalan siswa tersebut, kesabaran guru benar-benar diuji.

Jenis kenakalan remaja yang seperti itu sudah sering ditemukan di sekolah sejak zaman dulu. Memang membutuhkan banyak kesabaran untuk mengatasi berbagai jenis kenakalan siswa di sekolah. Namun, di zaman sekarang, guru tidak hanya butuh kesabaran saja. Guru juga harus memiliki taktik dan cara yang tepat untuk menangani siswa bermasalah.

Jika dilihat dari jejak digital, banyak sekali siswa yang gemar mem-bully, melakukan kekerasan terhadap teman dan juga guru, merokok di sekolah, memakai narkoba, dan beberapa kejahatan lainnya. Jenis kenakalan ini tentu saja tidak hanya membutuhkan kesabaran, tetapi trik dan bantuan orang-orang yang lebih berpengalaman dalam menangani permasalahan siswa tersebut.

Mengapa Anak Bisa Nakal?

Kerap orang dewasa menganggap perilaku nakal seorang anak karena karakter mereka sendiri. Namun, ketahuilah bahwa anak-anak cenderung mengalami kesulitan dalam menyampaikan perasaan dan pemikiran mereka. Hal ini dapat menyebabkan mereka cenderung menggunakan aksi.

Anak-anak kerap menggunakan aksi yang terlihat seperti anak nakal. Ini menyebabkan perasaan yang ingin disampaikan kepada orang tua tidak bisa tersampaikan dengan baik dan berujung mendapatkan amarah dari orang tua. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk sigap memahami apa alasan anak dapat bersikap tidak pantas atau melakukan suatu perilaku yang nakal. Dengan begitu, para orang tua akan tahu bagaimana solusi dari permasalahan si anak.

Berikut adalah beberapa alasan anak dapat bersikap nakal.

1. Meminta Perhatian

Anak-anak cenderung sulit mengekspresikan perasaannya kepada orang tua. Begitu pun orang tua kerap kali tidak peka terhadap kondisi anak-anaknya karena telah lelah bekerja. Maka dari itu, tidak jarang anak-anak akan melakukan beberapa hal yang akan memancing perhatian orang tua, walaupun perlakuan yang mereka lakukan dalam konteks negatif dan akan berujung dimarahi orang tuanya. Mereka akan menerimanya dengan baik, karena mereka telah merasa perhatian orang tuanya sudah berhasil mereka alihkan.

2. Mencontoh Perilaku Orang Lain

Pada umumnya, anak-anak akan belajar bersikap dari melihat orang lain. Mereka akan lebih peka terhadap situasi dan perlakuan orang lain. Sifat anak-anak yang cenderung ingin tahu dan belum bisa membedakan perlakuan mana yang baik ditiru mana yang tidak akan membuat mereka mudah terpengaruh. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memantau pergaulan dan apa yang sedang anak-anak tonton.

3. Tidak Mampu Mengendalikan Emosi

Anak-anak cenderung belum memahami apa yang harus mereka lakukan terhadap perasaan yang mereka miliki. Ketidakpahaman membuat anak-anak cenderung lebih mudah merasa marah dan menjadi lebih agresif jika perasaannya terusik. Tidak hanya akan merasa marah berlebihan jika ketika merasa kecewa, anak-anak juga akan bersikap berlebihan jika sedang merasa senang, merasa bosan, ataupun merasa tertekan. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memantau perkembangan karakter dan emosi anak-anaknya.

Cara Mengajarkan Mengatur Emosi pada Murid
Emosi adalah suatu perasaan yang dimiliki setiap orang. Emosi berperan penting di dalam kehidupan seseorang.

Lantas bagaimana perlakuan bijak untuk menangani siswa yang nakal?

5 Cara untuk Menangani Siswa yang Nakal

1. Menghilangkan Label Siswa Nakal

Ketika siswa melakukan suatu pelanggaran atau membuat keributan di kelas, ada baiknya guru tidak langsung memarahi mereka dan menyebut mereka dengan sebutan “siswa nakal”, “siswa bandel”, dan lain sebagainya. Ketika permasalahan itu terjadi, carilah terlebih dahulu penyebabnya. Label “siswa nakal” yang diberikan guru tanpa sadar akan melukai perasaan siswa. Bisa saja permasalahan itu terjadi karena salah paham atau karena ada hal lain yang membuatnya harus melakukan hal tersebut.

Ketika guru memutuskan untuk memarahi dan menyalahkan siswa tersebut, mereka akan merasa sakit hati atau patah semangat. Bahkan, bisa saja rasa percaya siswa kepada gurunya hilang jika guru kurang memahami siswa tersebut. Selain itu, label “siswa nakal” terasa begitu menyakitkan dan membuat siswa tersebut menjadi minder di kelas. Mereka bisa aja merasa tidak peduli di depan Anda, tetapi bisa saja di dalam hatinya dia merasa kecewa dan menganggap dirinya benar-benar anak nakal yang tidak bisa memberikan prestasi.

Oleh karena itu, ada baiknya guru memberikan pengertian kepada siswanya ketika mereka berbuat salah. Tanyalah alasan mengapa mereka melakukan hal yang tidak baik. Ketika Anda telah mengetahui alasannya, berikanlah nasihat yang tepat. Dengan begitu, siswa akan lebih memahami apa yang sudah mereka lakukan dan mengetahui bahwa tindakannya tersebut tidak boleh kembali dilakukan di kemudian hari.

2. Berkomunikasi dengan Orang Tua

Jika siswa ketahuan telah melakukan pelangaran, tindakan yang tepat untuk dilakukan yaitu mengajak siswa untuk berdiskusi mengenai penyebab siswa tersebut melakukan pelanggaran. Pada kesempatan ini, guru bisa menjadi teman bagi siswa. Buatlah mereka menjadi nyaman dan percaya terhadap Anda. Apabila siswa mengalami kesulitan yang cukup  serius, Anda bisa berkomunikasi langsung dengan orang tua. Dengan begitu, Anda dan orang tua bisa saling berdiskusi.

3. Memberikan Dukungan dan Suatu Pujian

Siswa nakal cenderung bisa terjadi karena kurangnya perhatian yang mereka dapatkan dari keluarga atau guru. Mereka merasa bahwa dengan bertindak nakal, orang tua dan guru akan memberikan perhatiannya. Kondisi ini dapat diubah dengan cara memberikan mereka perhatian khusus. Perhatian khusus yang dimaksud di sini yaitu memberikan mereka motivasi belajar dan memberikan mereka pujian yang sederhana ketika melakukan hal yang positif, misalnya ketika berhasil menjawab pertanyaan, mengumpulkan tugas tepat waktu, dan lain sebagainya.

4. Membuat Aturan dan Sanksi yang Tegas

Apabila siswa masih bertindak nakal setelah berulang kali diberikan nasihat, maka langkah yang tepat terhadap permasalahan ini yaitu memberikan sanksi yang tegas. Sebelumnya, pastikanlah membuat aturan yang harus dipatuhi setiap siswa. Kenalkan peraturan tersebut kepada siswa sebelum kegiatan belajar dimulai. Kemudian, peringatkan mereka bahwa peraturan tersebut harus dilaksanakan dan guru akan memberikan sanksi jika ada yang melanggar.

Tips Meningkatkan Self-Awareness pada Murid
Self-awareness merupakan kemampuan untuk sadar atau memahami apa yang dilakukan diri sendiri dan apa yang sedang terjadi di lingkungan sekitar mereka.

5. Jangan Terlalu Sering Memberikan Toleransi

Memberikan toleransi ketika siswa melanggar peraturan itu adalah wajar. Namun, siswa akan semakin manja karena guru terlalu sering memberikan toleransi. Semakin sering guru memberikan siswa toleransi, maka siswa akan menganggap peraturan yang dibuat adalah hal yang tidak harus dilaksanakan dan mereka akan bertindak sesuai dengan kehendaknya sendiri.

Untuk mendidik siswa yang nakal memang sulit dan cukup membuat lelah. Semoga penjelasan tentang beberapa cara atau perlakuan bijak untuk menangani siswa yang nakal yang sudah dijelaskan di atas dapat membantu para guru.