Perbedaan Inklusi dan Inklusif
Apa yang Dimaksud dengan Pendidikan Inklusi dan Inklusif?
Istilah pendidikan inklusi atau inklusif ini mulai dikenal semenjak tahun 1990 saat konferensi dunia tentang pendidikan untuk semua. Adapun maksud dari konsep pendidikan inklusi ini yaitu untuk memberi solusi atas adanya perlakuan diskriminatif dalam layanan pendidikan, terutama bagi anak-anak yang penyandang cacat atau anak-anak yang berkebutuhan khusus.
Prinsip dasar dari pendidikan inklusi ini memungkinkan semua anak dapat belajar secara bersama-sama tanpa harus memandang kesulitan atau perbedaan yang ada di dalam diri anak-anak itu sendiri.
Pendidikan inklusi adalah pendidikan yang akan menyertakan semua anak secara bersama-sama untuk melakukan proses kegiatan belajar dengan pendidikan yang layak dan sesuai dengan kebutuhan individu peserta didik tanpa harus membeda-bedakan anak yang berdasarkan suku, kondisi sosial, kemampuan ekonomi, keluarga, bahasa, daerah tempat tinggal, jenis kelamin, agama, dan perbedaan kondisi fisik atau mental.
Menurut Sapon-Shevin (O Neil, 1995), pendidikan inklusi merupakan sistem layanan pendidikan yang mempersyaratkan agar semua anak yang berkebutuhan khusus dapat dilayani di sekolah-sekolah terdekat. Melalui pendidikan inklusi ini, anak berkebutuhan khusus dapat dididik secara bersama-sama dengan anak-anak lainnya (normal) agar potensi yang dimilikinya dapat berkembang secara optimal.
Tujuan diterapkannya pendidikan inklusi ini yaitu untuk merangkul seluruh anak-anakm baik anak yang normal maupun berkebutuhan khusus agar dapat mendapatkan pendidikan yang layak, tidak ada diskriminasi sama sekali. Dengan adanya pendidikan inklusi ini, semua peserta didik, termasuk difabel dapat memperoleh pendidikan secara individual.
Pendidikan inklusif merupakan sistem layanan pendidikan yang mengatur siswa agar dapat mendapatkan kegiatan belajar yang sama dengan teman-teman seusianya. Dalam penerapannya, pendidikan inklusif ini bertujuan agar siswa mendapatkan perlakuan yang sama dalam proses kegiatan belajar di kelas tanpa terkecuali.
Pendidikan inklusif dapat berarti penerimaan siswa atau mahasiswa yang memiliki hambatan ke dalam lingkungan interaksi sosial dan konsep diri (visi-misi) sekolah atau universitas. Dengan adanya pendidikan inklusif ini semua siswa dapat memiliki hak yang sama dalam kegiatan belajar tanpa terkecuali.
Penerapan Pendidikan Inklusi/Inklusif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Pendidikan Inklusif merupakan sistem layanan pendidikan yang mensyaratkan anak berkebutuhan khusus mendapat perlakuan yang sama dalam kegiatan belajar seperti teman-teman seusianya di sekolah. (Sapon-Shevin dalam O'Neil 1994)
Dalam penerapannya, sekolah penyelenggara pendidikan inklusif ini akan menampung semua murid di kelas yang sama. Sekolah ini menyediakan program pendidikan yang layak, menantang, tetapi disesuaikan dengan kemampuan da kebutuhan setiap murid maupun bantuan dan dukungan yang dapat diberikan oleh para guru, agar anak-anak berhasil (Stainback, 1980) .
Sekolah inklusif merupakan perkembangan baru dari pendidikan terpadu. Dalam penerapannya, sekolah inklusif akan menguasahakan setiap anak berkebutuhan khusus dapat mengikuti kegiatan belajar secara optimal, di mana pada kesempatan ini pihak sekolah akan melakukan beberapa modifikasi dalam proses kegiatan pembelajaran, seperti menyesuaikan kurikulum, sarana dan prasarana di sekolah, menyediakan tenaga pendidikan dan kependidikan yang berpengalaman, dan sistem kegiatan pembelajaran serta sistem penilaian yang sesuai dengan sistem layanan pendidikan.
Istilah pendidikan inklusi atau inklusif ini mulai terkenal sejak tahun 1990, yaitu ketika diadakannya konferensi dunia tentang pendidikan untuk semua peserta didik yang diteruskan dengan pernyataan salamanca mengenai pendidikan inklusif di tahun 1994.
Bisa dikatakan konsep pendidikan inklusi ini bisa menjadi solusi dari adanya perlakukan diskiriminasi dalam kegiatan pendidikan di sekolah, terutama perlakukan bagi anak-anak penyandang cacat atau anak yang berkebutuhan khusus. Dengan adanya pendidikan inklusi ini diharapkan setiap peserta didik bisa mendapatkan kegiatan belajar yang sama, tanpa harus memandang kesulitan atau perbedaan yang ada di dalam diri mereka.
Manfaat Pendidikan Inklusi/Inklusif
Pendidikan inklusif memiliki beragam manfaat, antara lain:
1. Mendorong Toleransi
Pendidikan inklusif menumbuhkan rasa toleransi terhadap sesama dan mengajarkan cara menghargai perbedaan.
2. Mengurangi Diskriminasi
Melalui pendidikan inklusif, sikap diskriminatif terhadap golongan tertentu dapat dikurangi.
3. Melatih Berpikiran Terbuka
Sistem pendidikan inklusif melatih individu untuk berpikiran terbuka (open-minded).
Selain manfaat-manfaat tersebut, pendidikan inklusif juga memberikan kesempatan yang sama kepada setiap anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan bermutu, dengan menghargai keragaman. Selain itu, pendidikan inklusif juga memberikan manfaat bagi siswa berkebutuhan khusus, seperti memiliki rasa percaya diri, kesempatan untuk menyesuaikan diri, dan kesiapan menghadapi tantangan.
Contoh Pendidikan Inklusi/Inklusif dalam Kehidupan Bermasyarakat
Pendidikan inklusif merupakan sistem penyelenggaraan pendidikan yang memberikan kesempatan kepada semua individu untuk mendapatkan pendidikan yang layak, tanpa adanya diskriminasi. Berikut adalah beberapa contoh pendidikan inklusif dalam kehidupan bermasyarakat:
1. Sikap Hormat
Menghargai perbedaan etnis, budaya, latar belakang, status, dan karakteristik. Misalnya, sikap hormat pada orang tua menghargai kepada anak-anak lain, karena mereka memiliki kebutuhan khusus.
2. Inisiatif Membangun Jalan dan Lingkungan yang Ramah
Meningkatkan aksesibilitas jalur dan lingkungan untuk anak, difabel, orang tua, dan kelompok masyarakat lainnya yang membutuhkan. Saling bertanggung jawab dalam mengupayakan ketersediaannya layanan dan sarana bagi semua masyarakat, serta memudahkan mereka dalam mengakses pendidikan.
3. Menghargai kepada yang Lebih Muda
Menerima dan menghargai perbedaan generasi, sehingga dapat memperoleh pendidikan dan pengetahuan yang berbeda.
4. Kebijakan Internasional
Deklarasi International Tentang Hak-Hak Asasi Manusia menyoroti pentingnya setiap orang berperoleh pendidikan yang layak berdasarkan bakat, minat, dan kemampuannya.
5. Kebijakan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Pendidikan Nasional dan Nomor 70 Tahun 2009 Tentang Pendidikan Inklusif bagi peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi.
Dalam kehidupan bermasyarakat, sikap inklusif memainkan peran penting dalam membangun hubungan antar manusia dan menciptakan lingkungan yang lebih ramah dan inklusif.
Tujuan Pendidikan Inklusi/Inklusif Bagi Anak Berkebutuhan Khusus
Adapun tujuan pendidikan inklusif untuk anak berkebutuhan khusus (ABK) yaitu meliputi:
1. Mengurangi Diskriminasi
Pendidikan inklusif bertujuan untuk mengurangi diskriminasi terhadap anak-anak dengan kebutuhan khusus, sehingga mereka dapat mendapatkan pendidikan yang sama dengan anak-anak lainnya.
2. Meningkatkan Rasa Percaya Diri
Pendidikan inklusif meningkatkan rasa percaya diri anak-anak, baik mereka berkebutuhan khusus maupun tidak, karena mereka merasa bersama dan dipercaya diri dalam mendapatkan peluang yang sama.
3. Menumbuhkan Toleransi
Pendidikan inklusif membantu mengembangkan pola pikir masyarakat agar lebih terbuka dan mengurangi diskriminasi terhadap perbedaan.
4. Mewujudkan Pendidikan yang Menghargai Keberagaman
Pendidikan inklusif bertujuan untuk membuat semua peserta didik merasa terima dan dipercaya diri, tanpa perbedaan latar belakang, kebutuhan khusus, atau cara belajar.
5. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Aman dan Inklusif
Pendidikan inklusif menciptakan lingkungan belajar yang aman dan inklusif, di mana semua peserta didik merasa nyaman dan terintegras dalam.
6. Mengembangkan Potensi Penuh Anak-anak
Pendidikan inklusif memungkinkan anak-anak kembangkan potensi penuh mereka, karena guru dan tenaga pendidik mendapatkan pengetahuan mengenai pembelajaran kepada siswa dengan latar belakang.