CSR kejarcita.id: Pelatihan Sosial bagi Guru, Bagaimana Mengimplementasikan Kurikulum Merdeka?
Disadari secara langsung ataupun tidak, banyak permasalahan yang menyangkut dunia pendidikan Indonesia. Tak sedikit studi dan temuan baik dalam taraf nasional maupun internasional yang menunjukkan krisis pembelajaran (learning crisis) di Indonesia sudah terjadi cukup lama. Salah satu studi yang cukup sering diperbincangkan ialah hasil tes PISA oleh OECD terhadap kemampuan literasi, Matematika dan Sains siswa yang terbilang cukup rendah. Hal itu menempatkan Indonesia berada di 10 peringkat besar terbawah dari 73 negara yang mengikuti tes tersebut.
Temuan berdasarkan hasil tes PISA juga diperkuat dengan berbagai studi nasional yang menunjukkan bahwa banyak anak-anak Indonesia tidak mampu memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep matematika dasar. Minimnya kemampuan dasar rata-rata siswa dalam membaca (literasi) dan menghitung (numerasi) mengindikasikan adanya kesenjangan akses pendidikan antarwilayah dan kelompok sosial di Indonesia.
Masalah pendidikan tersebut kemudian diperparah dengan munculnya pandemi Covid-19 di tahun 2020 hingga 2022. Perubahan besar-besaran dalam aktivitas belajar siswa memerlukan adaptasi bagi segala pihak. Dari sisi siswa mengakibatkan terjadinya penurunan daya belajar (learning loss), sehingga mendorong pemerintah melakukan mitigasi melalui opsi kurikulum 2013, kurikulum darurat (K13 yang disederhanakan) dan kurikulum prototipe.
Permasalahan di dunia pendidikan Indonesia ini tentu tak bisa tuntas hanya dengan memberikan opsi bagi sekolah. Diperlukan pula strategi yang lebih sistematis dan terpusat secara nasional. Maka sejak awal tahun 2022, Kemendikbudristek meluncurkan kurikulum merdeka sebagai upaya pergantian dari kurikulum prototipe.
Perubahan ini menentukan arah pembelajaran yang ada di sekolah, seperti kerangka kurikulum di satuan pendidikan, pengelolaan kegiatan belajar, menerapkan inovasi dan lainnya. Tentunya banyak hal yang perlu dilakukan, baik dari sisi manajemen maupun teknisnya oleh pendidik.
Setiap pihak yang bersangkutan dengan pendidikan, perlu adaptif dan berbenah. Terutama bagi guru sebagai pemegang peran teknis di sekolah. Sayangnya, tidak semua sekolah dan guru memiliki akses yang sama untuk menjangkau proses perubahan yang terjadi. Beberapa mungkin masih merasa wawasan terkait implementasi kurikulum merdeka belum cukup. Dibutuhkan kemudahan akses informasi dan wawasan, bisa melalui webinar, pelatihan guru dan sebagainya.
Kejarcita.id sebagai badan usaha sosial yang berfokus pada pemerataan kualitas pendidikan melihat keterbatasan akses belajar bagi guru sebagai sebuah kesempatan. Dengan melaksanakan berbagai agenda yang bermanfaat bagi guru-guru di Indonesia. Salah satunya yang telah kami lakukan ialah dengan pelatihan guru bagi beberapa sekolah dampingan mitra lokal ChildFund di Indonesia.
Pelatihan ini sebagai wujud Corporate Social Responsibility (CSR) yang diselenggarakan kejarcita.id. Diharapkan adanya pelatihan ini menjadi kesempatan bagi kejarcita.id untuk terus melebarkan sayap dan bertumbuh untuk mendukung peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia.
Menjadi sebuah kesempatan pula bagi pendidik di Indonesia untuk mempersiapkan diri menyongsong pembelajaran yang baru, serta meningkatkan kompetensi profesional guru.
Pelatihan sosial bagi guru ini terlaksana sebanyak 10 kali. Dimulai sejak tanggal 13 September 2022 hingga 7 Januari 2023. Peserta pelatihan sosial dengan mengangkat topik seputar bagaimana mengimplementasikan kurikulum merdeka ini berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Mulai paling timur dari pulau Nusa Tenggara, beberapa sekolah dari daerah Sikka, Ende, Flores Timur dan Sumba Timur. Tak mau ketinggalan ada pula dari kota Semarang dan Lampung juga ikut serta.
Pelatihan sosial implementasi kurikulum merdeka bagi guru ini dilaksanakan dengan beberapa sub topik. Mulai dari sosialisasi awal mengenai apa itu kurikulum merdeka? Mengapa ada perubahan kurikulum? Hingga kapan kurikulum merdeka akan direalisasikan?
Tak hanya wawasan dan materi teoritis, pada pelatihan berikutnya kejarcita.id juga memberikan materi teknis lainnya yang penting. Topik-topik pelatihan yang mendukung pelaksanaan kurikulum merdeka di sekolah yaitu melaksanakan asesmen diagnostik, cara membuat modul ajar, melaksanakan kegiatan P5 di sekolah dan juga cara membuat modul proyek.
Secara keseluruhan pelatihan ini diikuti kurang lebih 200-an peserta. Setelah pelatihan dilaksanakan, guru-guru merasa pengetahuan dan kompetensi yang dibutuhkan untuk menyambut kurikulum merdeka lebih siap dari semula. Guru dan kepala sekolah juga mendapatkan insight baru seperti ide melaksanakan proyek pelajar Pancasila di sekolah juga dapat melakukan sharing bagaimana sebaiknya kegiatan tersebut dilaksanakan dengan baik dan tepat.
Respon positif ini akan menjadi bagian motivasi kejarcita.id untuk melakukan kontribusi baik lainnya yang bisa memberikan manfaat bagi dunia pendidikan Indonesia. Kejarcita.id terbuka untuk kesempatan baik lainnya. Silakan berkolaborasi dengan kami!