Metode Belajar Studi Kasus: Manfaat dan Langkah-Langkahnya
Metode dalam kegiatan pembelajaran sangat penting diperhatikan agar bisa memberikan dampak baik pada siswa dan membantu mereka mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu metode belajar yang bisa dilakukan yaitu metode studi kasus. Studi kasus artinya siswa melakukan penelitian ilmiah atau penelitian sosial. Kemudian, siswa mengambil kesimpulannya.
Studi kasus adalah hasil laporan informasi deskriptif mengenai data penelitian percobaan atau eksperimen, peristiwa atau analisis, atau proyek. Studi kasus juga bisa diartikan sebagai hasil investigasi intensif dan sistematik yang dilakukan oleh individu, kelompok atau komunitas, maupun unit untuk memeriksa data dalam yang saling berkaitan dengan beberapa variabel.
Dalam studi kasus, biasanya siswa atau guru mengambil topik atau fenomena yang luas dan kompleks. Lalu, topik itu dipersempit menjadi pertanyaan yang akan dianalisis. Biasanya peneliti akan mengumpulkan berbagai data kualitatif atau kuantitatif mengenai suatu fenomena atau permasalahan tersebut. Dengan begitu, peneliti akan mendapatkan ilmu atau wawasan yang lebih dalam mengenai fenomena tersebut dibandingkan hanya menggunakan satu jenis data saja.
Metode studi kasus bukan hanya digunakan dalam dunia pendidikan saja, tetapi juga digunakan untuk profesi seperti psikologi, sosiologi, antropologi, politik, administratif, ilmu klinis hingga pekerjaan sosial. Metode penelitian studi kasus ditujukan untuk memahami objek yang ditelitinya. Metode ini menjadi sarana efektif untuk menunjukkan hubungan antara peneliti dengan responden sehingga siswa belajar masuk ke lingkungan masyarakat dan berbaur dengan masyarakat.
Studi kasus berisikan informasi yang bersifat faktual dan keterpercayaan (trust-worthines), serta terbuka bagi peneliti untuk menilai dan memaknai konteks tersebut.
Manfaat Metode Studi Kasus
Dalam pelaksanaannya, studi kasus membutuhkan upaya yang cukup besar, baik dalam hal waktu, wawasan, tenaga/pikiran dan lain-lain. Jadi, biasanya metode ini digunakan untuk siswa kelas atas mulai dari SMP atau SMA. Kasus atau masalah yang diteliti dan dianalisis pun berbeda-beda sesuai tingkatan dan kemampuan siswa, mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks.
Metode studi kasus juga memberikan manfaat baik bagi siswa maupun guru. Berikut ini merupakan beberapa manfaat metode studi kasus dalam kegiatan pembelajaran.
1. Lebih Fleksibel
Pendekatan studi kasus dinilai lebih fleksibel karena memang ditujukan untuk mengeksplorasi suatu permasalahan. Hal ini berbeda dengan pendekatan yang sudah didesain untuk menguji teori atau hipotesa.
Karena sifatnya fleksibel, siswa bisa melakukan penelitian atau mengumpulkan data sesuai perkembangan kegiatan penelitiannya. Mereka bisa mencari ilmu sesuai dengan gaya belajar yang mereka sukai dan menyenangkan.
2. Penekanan pada Pemahaman Konteks
Metode studi kasus memiliki penekanan lebih terhadap pemahaman konteks. Siswa secara individu atau berkelompok harus memperdalam pemahaman kasus atau persoalan yang akan diteliti. Siswa juga diarahkan untuk mengumpulkan data atau informasi lebih lanjut terkait persoalan tersebut. Luaran dari studi ini disebut thick description, yaitu deskripsi mendalam mengenai suatu persoalan atau kelompok orang serta konteks yang terkait permasalahan.
3. Kolaborasi
Melalui studi kasus yang dilakukan secara berkelompok, siswa bukan hanya mempelajari pemahaman materi dari suatu permasalahan saja, tetapi juga belajar bersosialisasi dan berkolaborasi dengan orang lain. Siswa bisa belajar cara menciptakan kerja sama yang baik untuk menyelesaikan permasalahan bersama.
4. Belajar Mandiri
Metode pembelajaran studi kasus berfokus terhadap siswa. Artinya, siswa lebih aktif dalam kegiatan belajar dan guru hanya berperan sebagai fasilitator dan director (pengarah) bagi siswa. Secara menyeluruh, siswa akan mencari tahu sendiri sebab akibat dari suatu permasalahan, mencari solusi, mencari data, dan informasi secara mandiri.
5. Disiplin dan Bertanggung Jawab
Metode studi kasus juga membentuk siswa menjadi pribadi yang disiplin dan bertanggung jawab. Dalam pelaksanaannya, siswa diberikan batas waktu untuk mengumpulkan data dan informasi serta menyimpulkan hasil analisanya. Hal ini membuat mereka jadi lebih disiplin dalam mengatur waktu dan bertanggung jawab untuk menyelesaikan tugasnya tepat waktu.
6. Berpikir Kritis
Metode studi kasus juga bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Pasalnya, dalam menganalisis suatu permasalahan, mencari informasi yang tepat dan mencari solusi tentunya membutuhkan kemampuan berpikir kritis.
7. Komunikasi
Metode ini juga membantu meningkatkan kemampuan komunikasi yang baik dengan orang lain. Ini karena dalam metode studi kasus, siswa sebagai peneliti membutuhkan responden untuk diwawancarai. Saat wawancara, siswa akan mengalami berkomunikasi dengan narasumber.
Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Studi Kasus
Metode pembelajaran studi kasus bukan berarti langsung meminta siswa untuk mencari suatu permasalahan dan menelitinya. Namun, ada langkah-langkah sistematis yang harus dijalani siswa. Langkah-langkah tersebut di antaranya ialah sebagai berikut.
1. Pemilihan Kasus
Dalam memilih suatu permasalahan atau kasus, hendaknya dilakukan sesuai tujuan (purposive) dan bukan secara rambang. Kasus yang dipilih oleh siswa bisa berbentuk orang, lingkungan masyarakat, program, atau unit sosial.
2. Mengumpulkan Data
Setelah mencari tahu kasus atau masalah yang akan diteliti dan dianalisis, selanjutnya siswa diberikan kesempatan untuk mengumpulkan data dan informasi. Ada beberapa teknik yang bisa dilakukan untuk mengumpulkan data. Biasanya dalam studi kasus digunakan penelitian observasi, wawancara, serta analisis dokumentasi.
Dalam hal ini, siswa berperan sebagai instrumen penelitian yang bisa menyesuaikan cara mengumpulkan data dengan masalah serta lingkungan penelitian, dan mengumpulkan data berbeda serentak.
3. Analisis Data
Setelah mendapatkan data, siswa tidak langsung mengikuti informasi tersebut. Siswa perlu mengolah dan menganalisis kembali untuk mengetahui kebenaran data. Siswa mulai mengagregasi, mengorganisasi, serta mengklasifikasi data menjadi unit-unit yang dapat dikelola.
Agregasi adalah proses untuk mengabstraksi hal khusus menjadi hal umum untuk mendapatkan pola umum data. Data dapat diorganisasi secara kronologis, kategori, atau dimasukkan ke dalam tipologi.
4. Perbaikan (Refinement)
Meskipun sudah mengumpulkan dan menganalisis data sebelumnya, dalam studi kasus perlu dilakukan penyempurnaan, perbaikan atau penguatan (reinforcement) data baru terhadap kategori yang sudah ditemukan. Pengumpulan data baru ini mengharuskan siswa untuk kembali lagi ke lapangan untuk membuat kategori baru. Data baru tidak dapat dikelompokkan ke dalam kategori yang sudah ada.
5. Penulisan Laporan
Langkah selanjutnya, siswa membuat laporan atau kesimpulan dari hasil studi kasus. Laporan ini ditulis dengan baik, komunikatif, mudah dibaca, serta dapat mendeskripsikan suatu gejala maupun kesatuan sosial dengan jelas. Hal ini bertujuan agar pembaca bisa memahami seluruh informasi penting.
Itulah beberapa hal mengenai metode pembelajaran studi kasus, mulai dari manfaat dan langkah-langkahnya yang bisa Anda ketahui. Semoga setelah mempelajarinya, Anda bisa menggunakan metode ini untuk mengisi pembelajaran di kelas. Semangat menjadi pendidik!