Cara Menyusun dan Contoh Rubrik Penilaian Ujian Berbasis Proyek (Project Based Learning)

Apa yang dimaksud dengan rubrik? Rubrik di dalam kegiatan pembelajaran menjadi instrumen penting yang diperlukan untuk mengetahui kemampuan siswa, melakukan penilaian dan juga bahan rekomendasi mendatang untuk ujian/tes maupun materi yang diberikan kepada siswa. Sebagaimana yang dikutip dari http://www.ascd.org/ kata rubrik berasal dari kata Latin yang berarti merah. Lalu pada kamus Merriam -Webster daring, mencantumkan arti rubrik sebagai panduan yang mencantumkan kriteria spesifik untuk menilai atau menilai makalah, proyek, atau tes akademik. Dapat diartikan rubrik penilaian adalah alat bagi pendidik dalam menetapkan kriteria penilaian untuk tugas yang dikerjakan siswa.

Berdasarkan Stevens & Levi (2013) yang dimuat dalam teaching.berkeley.edu, rubrik berisi empat fitur penting:

  1. Deskripsi tugas atau judul deskriptif dari tugas yang diharapkan dihasilkan atau dilakukan siswa
  2. Skala (skor) yang menggambarkan tingkat penguasaan (misal  melebihi harapan, memenuhi harapan, tidak memenuhi harapan);
  3. Komponen / dimensi yang harus diperhatikan siswa dalam menyelesaikan tugas / tugas (misal jenis keterampilan, pengetahuan, dll.); dan
  4. Deskripsi kualitas kinerja (deskriptor kinerja) dari komponen / dimensi pada setiap tingkat penguasaan.
Contoh penyusunan rubrik berisi 4 fitur berdasarkan Stevens & Levi (2013)

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan rubrik, Menurut Panduan Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi oleh Kemdikbud prinsip tersebut meliputi:

  1. Edukatif merupakan penilaian yang memotivasi siswa agar mampu memperbaiki perencanaan dan cara belajar dan meraih capaian pembelajaran lulusan.
  2. Otentik merupakan penilaian yang berorientasi pada proses belajar yang berkesinambungan dan hasil belajar yang mencerminkan kemampuan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.
  3. Objektif merupakan penilaian yang didasarkan pada stándar yang disepakati antara pengajar dan siswa serta bebas dari pengaruh subjektivitas penilai dan yang dinilai.
  4. Akuntabel merupakan penilaian yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kriteria yang jelas, disepakati pada awal kuliah, dan dipahami oleh siswa.
  5. Transparan merupakan penilaian yang prosedur dan hasil penilaiannya dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan.
Sintak Pembelajaran Project Based Learning dan Contoh RPP Project Based Learning
Poject Based Learning adalah pembelajaran menggunakan hasil kerja nyata untuk mencapai kompetensi pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam pembelajaran.

Rubrik penilaian juga disusun sesuai atau memperhatikan model pembelajaran yang digunakan guru. Sebelum memahami model pembelajaran dan membuat rubrik, ada tiga jenis rubrik yang dapat digunakan yaitu:

  1. Rubrik holistik adalah pedoman penilaian untuk menilai berdasarkan kesan keseluruhan atau kombinasi semua kriteria. Ciri dari jenis rubrik ini berisi aspek yang dinilai dan setelahnya berupa skor / kriteria yang diberikan, semisal sangat kurang (<20), kurang (21-40), cukup (41-60), baik (61-80), sangat baik (>80).
  2. Rubrik analitik adalah pedoman penilaian yang memiliki tingkatan kriteria penilaian yang dideskripsikan dan diberikan skala penilaian atau skor penilaian. Rubrik analitik berisi aspek utama yang dinilai, semisal Organisasi, Isi kemudian Gaya Presentasi, yang kemudian dijabarkan dalam skala penilaian untuk masing-masing skor. Semisal penilaian aspek organisasi, terdiri dari penilaian sangat kurang (<20) dengan keterangan penilaiannya "Tidak ada penjelasan organisasi yang jelas. Fakta induk digunakan untuk mendukung pertanyaan".
  3. Rubrik skala persepsi adalah pedoman penilaian yang memiliki tingkatan kriteria penilaian yang tidak dideskripsikan, namun tetap diberikan skala penilaian atau skor penilaian. Bentuk dari rubrik skala persepsi berisi grade / tingkat dengan keterangan kriteria seperti sangat kurang, kurang, cukup, baik dan sangat baik. Kemudian diikuti keterangan skor untuk masing-masing grade / tingkat penilaian, semisal untuk sangat kurang skornya <20. Selanjutnya kolom kriteria berisi deskripsi dari penilaian untuk setiap grade.

Pada umumnya rubrik digunakan untuk penilaian yang bersifat subjektif dalam asesmen seperti presentasi, penulisan makalah, portofolio, hasil diskusi, dan project. Kali ini kita akan berfokus pada penyusunan rubrik untuk penilaian tugas atau ujian yang menggunakan metode pembelajaran Project Based Learning.

Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode pembelajaran yang menggunakan proyek/ kegiatan sebagai media dalam proses belajar siswa. Dalam suatu mata pelajaran tertentu guru dapat membantu siswa dalam menguasai materi melalui metode belajar ini. Kegiatan ini juga bisa dikolaborasikan dengan mata pelajaran lain dengan materi atau penugasan yang relevan.

Untuk pelaksanaan metode belajar ini menggunakan jam pelajaran yang mungkin membutuhkan rentang waktu agak lama dibandingkan metode belajar lainnya, namun dengan melibatkan siswa dalam setting project based learning tentu akan memberikan pengalaman yang berbeda, sekaligus menerapkan prinsip merdeka belajar.

Biasanya metode belajar ini lebih banyak digunakan untuk mata pelajaran eksakta atau saintifik. Namun, dengan adanya pendekatan cara berpikir dunia pendidikan saat ini di mana siswa diharapkan lebih terdorong untuk berpikir kritis, kreatif dan merdeka dalam belajar. Metode ini dapat digunakan untuk mata pelajaran selain saintifik, seperti dalam bidang bahasa ataupun sosial.

Sebelum menyusun rubrik penilaian pembelajaran berbasis proyek, kita menentukan dulu mata pelajaran dan materi yang sesuai. Untuk contoh dalam penyusunan rubrik kali ini, penulis memilih satu permisalan dari mata pelajaran Bahasa Indonesia. Mengambil materi pelajaran kelas 5 SD Bab 5 dengan subtema masalah sosial. Kegiatan utama yang perlu dilakukan siswa ialah wawancara mengenai permasalahan sosial yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari atau yang ada di sekitarnya.

Metode Project Based Learning diterapkan dalam kegiatan tersebut. Berikut tahapan yang dilakukan :

  1. Menentukan atau menyusun kelompok siswa sesuai kebutuhan.
  2. Siswa diberikan pilihan atau opsi masalah sosial yang perlu digali datanya dengan melakukan wawancara. Siswa berdisksi secara kelompok untuk merancang kegiatan wawancara bersama-sama dan membuat hasil laporannya.
  3. Hasil wawancara yang dilakukan siswa secara berkelompok dilaporkan dengan cara yang menarik, misal membuat video rangkuman atau mading.
  4. Siswa mempresentasikan hasil wawancara dan laporannya di depan kelas.
  5. Guru menilai kegiatan proyek berkelompok tersebut sesuai dengan rubrik penilaian yang sudah disusun

Setelah guru mengintruksikan siswa untuk melaksanakan kegiatan belajar berbasis proyek dengan topik masalah sosial dan wawancara. Guru menyusun rubrik penilaian dengan contoh sebagai berikut.

Contoh rubrik penilaian proyek dengan materi melakukan wawancara menganai permasalahan sosal (mapel Bahasa Indonesia)

Keterangan penyusunan rubrik proyek tersebut berdasarkan teori Stevens dan Levi (2013) yang telah dijelaskan sebelumnya. Guru bisa mengembangkan dan atau menggunakan indikator yang menyesuaikan dengan mata pelajaran dan materinya. Fitur utama dalam rubrik tersebut berupa aspek dan skor. Aspek merupakan deskripsi pencapaian atau kegiatan yang telah dilakukan siswa, sedangkan skor berupa level yang dicapai. Dengan menyususn 4 aspek dan 4 level skor. Guru dapat memberikan nilai atau skor masing-masing aspek maksimal 25 poin.

5 Contoh Game Based Learning yang Bisa Dicoba oleh Guru
Game Based Learning dapat diartikan sebagai metode pembelajaran dengan menggunakan game (permainan) yang bertujuan untuk membantu memudahkan proses pembelajaran, membuat pembelajaran menjadi menarik, bahkan bisa meningkatkan efektivitas pembelajaran.

Demikian contoh penyusunan rubrik penilaian proyek. Guru diharapkan dapat kreatif dan inovatif dalam membuat kegiatan pembelajaran siswa agar terasa menyenangkan. Melalui kegiatan pembelajaran berbasis proyek, diharapkan siswa tidak hanya mengekesplor kemampuan dalam berdaya pikir kritis namun juga mendorong kreatifitas, serta menciptakan suasana belajar yang berbeda dari biasanya.