Bagaimana Cara Meregulasi Emosi untuk Anak-Anak?
Setiap manusia terlahir dengan emosi yang tidak bisa dihilangkan begitu saja. Emosi adalah reaksi yang diberikan seseorang terhadap situasi yang sedang mereka hadapi. Banyak orang beranggapan bahwa emosi selalu bersinggungan dengan perasaan marah.
Namun, tahukan Anda bahwa emosi itu bukan berarti seseorang meluapkan perasaan marah, melainkan mereka ada di fase meluapkan perasaan yang telah bercampur aduk di dalam hati dan pikirannya yang tumpang tindih. Mungkin akan terlihat baik-baik saja jika seseorang tersebut dapat mengatur emosi yang ada di dalam dirinya, sehingga ketika meluap, mereka masih bisa menahan diri untuk tidak bertindak terlalu jauh. Namun, saat ini terdapat banyak kasus di mana orang-orang tidak mampu meregulasi emosinya dan melakukan sesuatu hal yang fatal.
Lantas bagaimana cara meregulasi emosi untuk anak-anak supaya mereka tidak bertindak terlalu jauh ketika emosinya sedang terpancing? Sebelum membahas tentang cara meregulasi emosi, ada baiknya Anda mengetahui apa sih yang dimaksud dengan emosi?
Emosi merupakan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu yang telah mempengaruhi subjektivitas manusia, respon tubuh, dan respon perilaku manusia. Ketiga hal ini dapat mempengaruhi emosi manusia dengan caranya masing-masing.
Subjektivitas akan mengacu pada bagaimana sesuatu hal dapat membuat anak-anak menjadi sedih, tetapi belum tentu orang lain merasakan perasaan sedih tersebut. Respon tubuh mengacu kepada bagaimana kondisi fisik seseorang dapat menjadi petunjuk dari emosi yang dimiliki seseorang, misalnya seperti ketika siswa A merasa takut dimarahi oleh guru karena tidak mengerjakan PR, maka telapak tangannya akan basah, wajah menjadi mengeluarkan aura panik dan tidak tenang, bahkan siswa A akan mengalami sakit perut karena takut dimarahi guru, terlebih guru tersebut terkenal dengan sifatnya yang killer.
Sementara respon perilaku akan mengacu pada perilaku seseorang ketika mereka sedang merasakan emosi. Hal ini bisa dilihat dengan mudah, atau terkadang bisa menipu karena seseorang tersebut terlalu mudah untuk menjaga emosinya untuk tetap stabil. Contoh sederhananya yaitu ketika ibu telah mengepel lantai dengan bersih, kemudian anaknya lewat begitu saja dengan kakinya yang kotor. Jika ibu marah, maka mereka akan memperlihatkan raut wajah yang tegang, keras, ataupun sudah siap untuk mengomel. Dari raut wajah maupun perilaku yang ditunjukkan ibu, anak tersebut dapat melihat apakah ibu akan marah atau tidak.
Fungsi Emosi pada Manusia
Walaupun sering dipandang sebagai bentuk energi negatif, ternyata emosi memiliki fungsi. Salah satu fungsi dari emosi manusia yaitu mereka bisa lebih memahami perasaan orang lain. Berikut adalah beberapa fungsi dari emosi, yaitu antara lain:
1. Motivasi untuk Mengambil Tindakan
Respon seseorang ketika merasakan emosi dapat membantu mereka untuk mengambil tindakan terhadap situasi yang sedang mereka alami. Misalnya, ketika sedang menghadapi ujian, mereka merasa emosional dan perasaan itu akan memotivasi mereka untuk bertindak secara positif. Sebagai contoh, jika mereka merasa bahagia dan nyaman dengan kegiatan yang dilakukannya di organisasi sekolah, maka siswa akan berlatih semaksimal mungkin, tetapi ketika ada sesuatu hal yang membuatnya tidak nyaman, maka mereka akan mengambil keputusan untuk keluar.
2. Membantu Pengambilan Keputusan
Seperti penjelasaan di atas, dengan adanya emosi yang dimiliki manusia, mereka akan lebih mudah menentukan keputusan di dalam hidupnya. Menurut penelitian, seseorang yang sedang mengalami masalah pada bagian otak yang mengelola perasaan akan mengalami penurunan dalam mengambil keputusan yang baik untuk dirinya. Dalam mengambil keputusan, seseorang tidak hanya harus mempertimbangkan logika dan pemikiran yang rasional saja, tetapi terkadang insting juga turut berperan untuk mendapatkan keputusan yang terbaik.
3. Mempermudah Seseorang untuk Dipahami Orang Lain dan Membantu Seseorang untuk Memahami Orang Lain
Ketika sedang berinteraksi dengan orang lain, sangat penting bagi kita untuk mengetahui respon apa yang sedang mereka berikan. Dalam hal ini, emosi dapat membantu seseorang dalam mengomunikasikan apa yang sedang mereka rasakan kepada orang lain baik dengan menyampaikannya secara langsung maupun tersirat. Biasanya seseorang dapat mengetahui emosi seseorang secara tersirat adalah mereka yang sudah dekat, seperti sahabat, saudara, maupun keluarga.
Cara Meregulasi Emosi untuk Anak-Anak
Adapun cara meregulasi emosi untuk anak-anak yang dapat membantu Anda dalam mengajari anak di rumah. Berikut penjelasannya!
1. Belajar Mengenali Emosi
Hal pertama yang harus dilakukan yaitu dengan mengajarkan atau mengenalkan emosi kepada anak-anak sedari dini. Biasanya pengenalan emosi akan dijelaskan oleh orangtua sebelum mereka bersekolah. Pada kesempatan ini, orangtua harus dengan bijak mengajarkan anak-anaknya tentang apa itu emosi, bagaimana respon yang tepat ketika mereka sedang merasakan emosi itu.
Orangtua bisa saja menyayangi buah hatinya dan tidak ingin menyakiti perasaan mereka, tetapi orangtua harus tetap tegas jika anak berbuat salah. Hal ini dikarenakan, anak kecil kerap kali bertindak nakal dan tidak dimarahi dengan alasan mereka masih kecil dan belum mengerti apa-apa. Kesalahan yang mereka lakukan adalah tindakan yang tidak sengaja. Dengan tindakan tersebut, orangtua telah menanamkan pemahaman kepada anak-anak bahwa bertindak nakal itu bukan sebuah kesalahan.
2. Menjadi Pendengar Ketika Anak sedang Membutuhkan Kehadiran Seseorang
Ketika anak sedang merasa terpuruk karena berbuat salah, ada baiknya orangtua untuk menjadi pendengar yang baik. Pada kesempatan ini, Anda bisa saja bertindak tegas, tetapi tetaplah memperhatikan mereka. Misalnya, menanyakan mengapa mereka harus bertindak secara emosional.
3. Tidak Bereaksi Negatif
Ada banyak sekali kasus di mana orangtua yang bereksi negatif dan berlebihan ketika anak-anaknya berbuat salah. Hal ini tentu saja bukanlah tindakan terpuji dan harus ditiru. Bisa saja orangtua merasa marah ataupun kecewa dengan perilaku anak-anaknya, tetapi pastikan bahwa tindakan tersebut tidak kelewat batas dan tidak membuat anak merasa takut bahkan trauma dengan tindakan yang diberikan orangtuanya sendiri.
4. Menjadi Role Model
Pada umumnya, tindakan orangtua akan mempengaruhi emosi dan karakter anak. Jika orangtua bisa menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya, maka anak-anak akan senang hati memberikan respon yang baik kepada orangtuanya.
Menjadi role model bukan tindakan yang mudah, karena orangtua tidak bisa bebas dalam berekspresi, misalnya dalam mengeluarkan emosi yang mereka miliki. Dalam meregulasi emosi anak-anak, pada umumnya mereka akan belajar dari lingkungan sekitarnya, misalnya ketika marah, apa yang harus mereka lakukan? Apakah harus berteriak? Apakah harus membanting barang? Atau harus bagaimana? Dengan adanya orangtua, mereka bisa belajar dari apa yang mereka lihat.
5. Mengajarkan Teknik Relaksasi
Penting bagi orangtua untuk mengajari anak-anaknya tentang bagaimana teknik relaksasi. Teknik relaksasi dapat membantu anak-anak dalam mengendalikan emosinya. Selain itu, relaksasi dapat membantu seseorang untuk membuat pikiran menjadi lebih tenang, lebih damai, dan bisa beraktivitas lagi dengan baik.
Walaupun relaksasi hanya dapat membuat perasaan menjadi lebih baik-baik saja secara sementara, tetapi ini adalah cara yang tepat untuk membuat seseorang agar bisa berpikir dengan logis. Dalam penerapannya, teknik relaksasi dapat membantu seseorang untuk terhindar dari masalah yang timbul karena emosi sesaat. Adapun cara yang dapat dilakukan untuk menerapkan teknik relaksasi yaitu seperti mengembuskan napas secara perlahan-lahan, keluar sebentar dan menghirup udara segar serta menyendiri sebentar untuk membuat pikiran menjadi lebih tenang, ataupun meminum minuman segar atau dingin yang dapat membuat perasaan jadi lebih rileks.
Demikianlah penjelasan tentang emosi dan tentang bagaimana cara meregulasi emosi untuk anak-anak. Semoga informasi ini bermanfaat!