Anak Kecanduan Gadget? Ambil 3 Hal Positif Ini!

Anak kecanduan gadget. Ini adalah kalimat yang sangat ditakuti orang tua. Jangan sampai anak anda menjadi YouTube zombie. Adalah satu kalimat yang marak beredar di media sosial Dan semakin membuat orang tua menganggap gadget adalah ancaman mengerikan untuk kehidupan dan masa depan anak.

Sedangkan gadget sudah menjadi kebutuhan primer saat ini. Dalam semua aktivitas saat ini hampir semuanya membutuhkan gadget dan juga internet. Untuk membayar listrik, membeli barang, memesan ojek online bahkan untuk mendapatkan informasi tentang anak di sekolah juga butuh gadget. Sekolah akan memberikan info cepat di grup whatsapp dan itu ada di gadget.

Ketika kita butuh mencari tahu tentang sesuatu dengan cepat, kita pun butuh gadget. Karena dengan gadget kita lebih cepat mengetikkan kata kunci yang dicari di google dengan handphone daripada harus membuka laptop, komputer atau bahkan pergi ke warung internet dan penyedia jasa sewa komputer.

10 Cerita Nyata yang Lucu Tentang Belajar dari Rumah
Sudah hampir empat minggu, Indonesia menjalankan kegiatan belajar dari rumah untuk anak-anak sekolah. Program belajar dan mengajar yang tadinya dilakukan di ruang kelas secara tatap muka, sekarang dialihkan ke rumah, sehingga menimbulkan beragam cerita nyata yang lucu tentang belajar dari rumah.

Kalau gadget sudah jadi bagian dari kehidupan kita, maka apakah kita bisa memutuskan akses gadget untuk anak-anak kita? Apakah itu cara paling aman untuk mencegah mereka kecanduan gadget? Ataukah kita perlu mundur sejenak, mengamati dengan pandangan dan wawasan yang lebih luas untuk kehidupan anak-anak hari ini dan di masa depan?

Anak saya kecanduan gadget. Apakah itu benar?

Gadget atau gawai yang sering menjadi momok orang tua adalah laptop dan ponsel pintar (smartphone). Kedua benda ini bisa dibawa kemana-mana dan bahkan menempel ke tangan anak-anak juga di mana saja. Mereka bisa cemas, bingung, bahkan marah ketika gadget ini diputus atau dijauhkan dari mereka.

Apakah anda pernah mengalami hal ini?  Dan pernahkah orang lain menghakimi anda lalu langsung menuding buah hati anda menjadi ana yang kecanduan gadget?

Jika ini terjadi, apa sebaiknya reaksi orang tua?

Yang paling utama adalah tetap tenang. Kalimat anak kecanduan gadget memang mengerikan. Candu memberi makna hal buruk terlanjur terjadi dan tidak ada jalan keluar.

Ini benar kacau dan buruk jika orang tua menganggap anak buruk, menghukumnya, mengancamnya lalu dianggap selesai urusan.‌‌Bagaimana jika orang tua mundur dulu satu langkah, untuk mencoba melihat dengan pandangan yang lebih luas.

Anak saya kecanduan gadget. Apakah itu benar?

Jika iya, apa penyebabnya? Kenapa anak kecanduan gadget?

Apa yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah utama anak yang dia tutupi dengan selalu menggunakan gadgetnya?

Apakah anak kesepian? Kurang perhatian? Atau bosan karena tidak ada yang mengajaknya bermain, ngobrol dan bercanda di rumah?

Ketika pertanyaan ini sudah ditemukan jawabannya dan tidak ada masalah utama anak, namun mereka masih suka dengan gadget, sebaiknya ada satu pola pikir yang perlu dimunculkan.

Hal Positif Ketika Anak Kecanduan Gadget atau Suka Teknologi

Apakah anak saya memang suka dengan teknologi? Suka melakukan sesuatu dengan gadget? Suka mengeksplorasi software ataupun hardware dari gadget? Ingin tahu apa yang bisa dilakukan dengan gadget dan ingin membuat sesuatu dengan gadget?

Jika hal ini yang tampak, maka tugas utama orang tua adalah mengarahkan anak yang suka gadget ini. Mari tidak menyebutnya sebagai anak yang kecanduan gadget lagi. Setuju ya?

Anak yang suka gadget ini, mempunyai kecenderungan dan kelebihan berikut:

  1. Mereka adalah Quick Learner, pembelajar yang cepat.
    Mereka cepat sekali memahami teknologi baru di gadget dengan mengeksplorasinya sendiri. Mereka tidak mudah kaget dan panik jika terjadi sesuatu di dalam gadgetnya. Karena mereka bersedia belajar sendiri sampai paham dengan apa yang terjadi.
  2. Anak adalah Problem Solver.
    Yaitu orang yang mampu menentukan masalahnya dan mencari tahu cara mengatasi masalah. Anak suka gadget piawai menggunakan mesin pencari seperti google untuk memenuhi keingintahuannya dan menyelesaikan masalahnya. Bahkan mereka kurang suka jika ada orang tua atau orang dewasa yang ikut campur dengan dunia mereka atau masalah mereka. Mereka mandiri dan ingin menyelesaikannya sendiri. Kemampuan problem solving adalah kebutuhan penting untuk modal bertahan anak-anak di masa depannya.
  3. Anak menjadi Pribadi yang Terbuka dan menerima perbedaan dengan mudah.
    Bermain gadget artinya secara perlahan menghubungkan mereka dengan dunia luar. Ketika bermain game saja misalnya, anak akan kontak dengan pemain dari berbagai negara. Secara tak sadar mereka juga belajar bahasa asing, minimal Bahasa Inggris. Mereka pun bisa saja berkomunikasi dengan orang luar negeri. Tidak kaku dan kagok seperti generasi orang tuanya.

Dengan ketiga alasan ini, sebaiknya orang tua menjadi mampu mempunyai wawasan lebih luas dalam memahami anaknya.

Jika ada yang menyebut anak anda kecanduan gadget, coba pahami dengan pendekatan dalam artikel ini. Lalu arahkan anak untuk menggunakan gadget dengan lebih positif. Yaitu untuk pendidikan, proses belajar mengajar, membuat konten digital yang kreatif dan membangun portfolio digitalnya dengan baik.

Perlu orang tua ingat sekali lagi bahwa di era digital ini banyak sekali peluang untuk berkarya dan bekerja. Bahkan sudah mulai muncul profesi baru yang dulu tidak pernah ada. Contohnya adalah media sosial manajer, penulis caption instagram, admin toko online, freelancer yang beragam bentuknya mulai freelance writer, freelance programmer, sampai freelance videomaker.

Selain itu ada istilah lagi yaitu remote worker. Yang artinya adalah orang yang bekerja secara jarak jauh. Biasanya mereka bekerja untuk suatu perusahaan atau lembaga tertentu. Jadi terikat sebagai karyawan. Namun tidak harus setiap hari datang ke kantor atau malah sama sekali tidak perlu bertemu. Para remote worker akan bekerja di tempat masing-masing dan terkoneksi dengan internet. Manajemen kerja dilakukan secara online.

Apa benang merah dari profesi baru era digital ini? Ya, mereka harus terbiasa bekerja secara online dan biasa menggunakan gadget.

Nah, kembali ke topik awal kita tentang anak kecanduan gadget. Bisakah kita melihatnya sebagai anak-anak yang jauh lebih siap menghadapi masa depan yang teknologinya akan berkembang semakin canggih?

Oke, jika kita semua setuju maka tidak ada kata lain untuk mengatasi anak kecanduan gadget selain mengarahkan mereka untuk berkegiatan positif dengan gadgetnya.

Cara Asyik Menemani Anak Belajar dari Rumah
Beberapa cara asyik menemani anak belajar dari rumah yang perlu dipahami oleh orangtua agar proses belajar di rumah bisa berhasil dan tetap terasa menyenangkan.

Dan yang perlu juga diingat tentang pembagian waktunya dalam menggunakan gadget. Bagaimanapun juga pancaran sinar biru dari layar gadget akan memberikan dampak pada kesehatan mata anak.

Begitu juga dengan kelenturan dan kekuatan otot dan fisik anak yang biasanya hanya duduk berjam-jam ketika menggunakan gadget. Melakukan olahraga rutin adalah hal yang penting untuk menjaga kesehatan fisik anak.

Ketika semua ini bisa dilakukan dengan seimbang, maka anak yang suka menggunakan gadget bukan lagi momok untuk orang tua.