9 Cara Mengajarkan Toleransi kepada Anak Sejak Dini
Orang tua memang harus bisa mengajarkan anak dalam berbagai hal. Salah satunya dengan mengajarkan sikap toleransi kepada anak sedari dini. Seringkali toleransi ini diabaikan oleh beberapa orangtua yang memiliki banyak kesibukan di luar rumah.
Mengajarkan toleransi pada anak sedari dini ini sangat penting untuk membantu perkembangan sikap yang baik pada anak. Toleransi berawal dari orangtua yang mengajari ajak untuk saling bertoleransi dari rumah.
Oleh karena orangtua adalah lingkungan yang paling dekat dengan anak, jadi harus cepat tanggap dalam mengajarkan sikap toleransi. Ini agar anak bisa menyesuaikan kondisi lingkungan di luar yang terus berkembang. Seperti yang ada di Indonesia sendiri, terdapat berbagai macam suku, ras, agama, dan budaya yang berbeda-beda. Jika anak tidak diajarkan sedari dini, maka seorang anak akan kurang cepat tanggap dalam beradaptasi di lingkungan yang baru.
1. Memberikan Kasih Sayang Kepada Anak
Orangtua memang harus bisa memberikan kasih sayang kepada anak, tunjukkan bahwa orangtua cinta kepada anak tanpa syarat. Sehingga anak merasa bahwa dirinya dihargai oleh orangtua, untuk bisa memberikan rasa simpati terhadap orang lain. Jangan berikan kalimat yang tidak baik agar membuat anak tidak berkomentar terhadap dirinya sendiri sedang gendut, rambut keriting, jelek sekali.
2. Memberikan Contoh yang Baik kepada Anak
Berikan contoh yang baik terlebih dahulu, seperti berkomentar dengan memberikan kalimat positif baik, sehingga anak juga bisa menjadi peniru yang baik. Jadi cara terbaik buat mengajarinya toleransi adalah menggunakan mempraktikkan perilaku toleransi di depan anak.
Anak akan belajar menggunakan mengamati hubungan orangtua bersama orang lain. Maka jika sebagai orangtua menghormati dan menghargai seluruh orang pada keseharian, anak pun akan mengikuti. Jadi harus dibiasakan mulai kini cobalah buat memikirkan ucapan dan tindakan sehari-hari Anda sebelum Anda mempraktikannya pada keseharian.
Jangan berakibat disparitas menjadi bahan lelucon Anda, lantaran menggunakan demikian anak mampu menirukan. Sikap toleransi yang Anda lakukan akan menaruh pesan yang bertenaga dalam anak bahwa dia jua perlu memperlakukan orang misalnya apa yang orangtuanya lakukan. Memberikan model yang baik juga mampu dilakukan menggunakan menanggapi komentar negatif seputar toleransi.
Misalnya, ketika keliru seseorang anggota keluarga atau tetangga sedang menciptakan lelucon yang menyinggung SARA (suku, kepercayaan , ras dan antar golongan) pada depan anak, maka segera tanggapi lelucon tadi menggunakan perilaku tegas. Dengan begitu anak akan belajar memakai frasa dan pemilihan istilah yang dipakai, untuk menentang jika berada pada situasi yang sama. Akan tetapi, jika Anda hanya tersenyum, anak akan berpikir bahwa tindakan seperti dibolehkan.
3. Perkenalkan Adat dan Budaya kepada Anak
Untuk mengajarkan toleransi, orangtua harus memiliki banyak cara supaya anak semakin mendalami apa itu toleransi dan bagaimana untuk menyikapinya. Dengan mencoba buat pertimbangan anak buat masuk ke sekolah yang berisi anak-anak dengan latar belakang budaya yang baik. Selain itu, orangtua harus mampu memilihkan mainan, bacaan, dan aliran musik yang memiliki berbagai macam keberagaman.
Hal ini dilakukan buat menambah dan memperkuat ingatannya tentang makna toleransi itu sendiri. Berbagai buku cerita bergambar yang menampilkan toleransi akan membuat anak gampang melekat dalam anak lantaran karakter dan permainan pada umumnya, sehingga menciptakan pesan dalam cerita semakin menarik dan mudah diingat. Selain itu, mengajak anak ke program festival budaya membuat anak mampu sebagai cara buat mengajarkan keberagaman budaya di dalam negeri.
4. Mengajarkan Hormat Kepada Anak
Apabila menginginkan seorang anak mampu untuk menghormati orang lain maka sebagai orangtua juga harus bisa memberikan contoh di rumah. Oleh karena jika anak yang merasa dirinya diterima, dihormati, dan dihargai cenderung akan memperlakukan orang lain sebagaimana orangtua di rumah memperlakukannya.
Anak yang diperlakukan menggunakan penuh rasa hormat akan mempunyai harga diri yg baik dan bisa memberikan penghargaan terhadap dirinya sendiri. Hal itu relatif sebagai bekal buat dia memperlakukan orang lain menggunakan cara yg sama. Ketika Anda mendorong perilaku toleransi dari dalam hati dan bisa mempraktikkan apa yang ingin mereka lihat dengan memperlakukan orang lain dengan baik.
5. Mengajarkan dalam Membangun Harga Diri kepada Anak
Anak yang memandang positif dirinya cenderung memandang positif orang lain. Sehingga, seorang anak tidak gampang merasa terancam bila orang lain tidak sinkron dengannya. Karena anak yang bahagia akan merasa nyaman menggunakan dirinya untuk bereksplorasi tidak ragu berdebat menggunakan sikap yang sehat, maka secara perlahan anak akan mencontoh jejak orangtua untuk tidak menghakimi siapapun.
6. Tidak Mengajarkan kepada Anak untuk Menilai Pihak Lain
Orangtua harus bisa mengajarkan kebaikan dari rumah, agar anak bisa terbiasa memperlakukan orang lain dengan baik. Mengajarkan toleransi dengan tidak berkomentar menyangkut disparitas (ras, suku, kepercayaan) kepada orang lain, karena hal itu yang tidak perlu dilakukan. Dengan demikian, anak bisa belajar menurut Anda buat selalu memaafkan dan bisa menghargai disparitas untuk mampu melakukan kesalahan, termasuk dirinya.
7. Menghargai Tradisi Keluarga
Membuat budaya sendiri di dalam rumah untuk bisa merayakan tradisi kepada anak dengan menggunakan gembira dan penuh hormat. Sebaiknya orangtua memberikan diskusi makna tradisi itu bagi anak.
8. Biarkan Anak Beradaptasi di Lingkungan Luar
Ketika hendak menentukan sekolah buat anak, aktivitas usai sekolah, atau aktivitas selama liburan, misalnya holiday camp, pertimbangkan keragaman yang akan ditemui. Salah satu cara terbaik agar anak mengenal budaya lain adalah dengan mengalami atau menyaksikannya sendiri.
Pengalaman menjelajah dengan berkenalan menggunakan ragam budaya akan menciptakan anak mampu menghargai dan menghormati orang lain sehingga anak bisa mampu mengekspresikan pandangan, nilai-nilai, atau budaya. Ajari anak bahwa kita tidak wajib mengikuti atau mengadopsi disparitas itu, akan tetapi kita harus menghargai orang lain yang berpegang teguh dalam nilai yg dianutnya.
9. Membantu Memilih dan Memilah Media buat Anak
Tanpa kita sadari, media yang ditonton, dibaca, dan didengar oleh anak akan turut memberi masukan tentang stereotip, kesetaraan, serta rasa hormat pada sesama. Orangtua harus jeli membaca pesan implisit berdasarkan alur cerita, penokohan, dialog, atau sudut pandang penceritaan berdasarkan media yang dinikmati anak.
Meskipun demikian, anak-anak harus memahami jika terdapat hal yang berseberangan, sebaiknya menggunakan nilai-nilai norma dan berdiskusi sebagai kuncinya. Jika orangtua mendorong perilaku toleran dalam anak-anaknya, menyampaikan nilai-nilai di dalam keluarga untuk mencontohkan sikap dan ucapan yang menunjukkan bahwa kita menghargai seluruh orang, anak-anak akan mengikuti jejak kita. Bukankah mereka akan meniru dari orang terdekatnya.