8 Cara Menjadi Sekolah Adiwiyata
Sekolah Adiwiyata merupakan konsep pendidikan untuk mencapai lingkungan belajar yang peduli terhadap budaya dan lingkungan sekitarnya. Program ini dikembangkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sebagai upaya untuk meningkatkan kesadaran warga sekolah dalam menjaga kelestarian lingkungan sekolah dan yang ada di sekitarnya.
Saat ini, permasalahan yang ada di lingkungan sekitar menjadi semakin nyata, sehingga pendidikan berbasis lingkungan menjadi semakin diperhatikan oleh pemerintah. Melalui adanya program Sekolah Adiwiyata ini, diharapkan sekolah tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuannya saja, tetapi juga berperan sebagai wadah untuk menanamkan nilai-nilai kepedulian terhadap lingkungan kepada siswa dimulai sejak dini. Dengan begitu siswa dapat memahami bahwa menjaga keseimbangan alam dan menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari itu sangatlah penting.
Prinsip Partisipatif dan Berkelanjutan
Dalam penerapannya, program Sekolah Adiwiyata memiliki dua prinsip utama, yaitu partisipatif dan berkelanjutan. Prinsip partisipatif berarti seluruh warga sekolah terlibat aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, serta evaluasi program Adiwiyata. Selain itu, sekolah juga didorong untuk menjalin kerja sama dengan masyarakat dan pihak eksternal seperti pemerintah daerah, organisasi lingkungan, dan dunia usaha dalam mendukung kegiatan yang berorientasi pada kelestarian lingkungan.
Sementara itu, yang dimaksud dari prinsup berkelanjutan menekankan bahwa program Sekolah Adiwiyata bukan hanya sekadar proyek jangka pendek saja, melainkan budaya yang harus diterapkan di lingkungan sekolah. Pada kesempatan ini, sekolah harus mampu mengintegrasikan konsep keberlanjutan dalam kegiatan pembelajaran, kebijakan, serta perilaku warga sekolah dalam kehidupan sehari-hari.
Kebijakan Sekolah Berbasis Lingkungan
Untuk menjadi Sekolah Adiwiyata, setiap sekolah perlu merancang dan menerapkan kebijakan berbasis lingkungan yang mencakup berbagai aspek. Salah satu kebijakan utama adalah pengintegrasian pendidikan lingkungan hidup dalam kurikulum, sehingga siswa tidak hanya memahami teori tentang ekologi tetapi juga terlibat dalam praktik nyata di sekolah.
Selain itu, sekolah harus menerapkan sistem pengelolaan lingkungan yang baik, seperti pengurangan penggunaan plastik, pengelolaan sampah berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle), efisiensi energi dan air, serta penghijauan lingkungan sekolah. Kebijakan ini juga mencakup penerapan perilaku ramah lingkungan di sekolah, misalnya dengan membudayakan kebiasaan membawa botol minum sendiri, memilah sampah, dan memanfaatkan lahan sekolah untuk kegiatan penghijauan.
Peran Guru, Siswa, dan Masyarakat dalam Keberhasilan Program
Keberhasilan program Sekolah Adiwiyata sangat bergantung pada keterlibatan berbagai pihak, terutama guru, siswa, dan masyarakat sekitar. Guru berperan sebagai fasilitator dalam menanamkan kesadaran lingkungan melalui proses pembelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler. Mereka tidak hanya mengajarkan teori, tetapi juga memberikan contoh nyata dalam kehidupan sehari-hari, seperti menghemat listrik, tidak membuang sampah sembarangan, dan memanfaatkan bahan daur ulang dalam pembelajaran.
Siswa sebagai generasi penerus memiliki peran penting dalam menjalankan dan melestarikan budaya peduli lingkungan. Mereka dapat berkontribusi melalui kegiatan seperti penghijauan, pengelolaan bank sampah, serta sosialisasi tentang pentingnya menjaga lingkungan kepada teman sebaya dan masyarakat sekitar. Semakin aktif siswa dalam berbagai kegiatan lingkungan, semakin besar dampak positif yang dapat dihasilkan. Namun, untuk memastikan bahwa gerakan ini terus berkembang, siswa juga perlu dibekali dengan keterampilan berpikir kritis, kepemimpinan, serta inovasi dalam mengelola lingkungan secara berkelanjutan.
Di sinilah kejarcita hadir sebagai solusi bagi siswa yang ingin mengembangkan diri lebih jauh. Dengan pelatihan berbasis pengalaman, siswa tidak hanya belajar tentang teori kepedulian lingkungan, tetapi juga bagaimana menerapkannya dalam kehidupan nyata. Program ini membantu mereka memahami cara mengelola proyek lingkungan, membangun kesadaran kolektif, dan mengajak lebih banyak orang untuk berkontribusi dalam menjaga bumi. Dengan pendekatan yang interaktif dan aplikatif, kejarcita memberikan wawasan luas bagi siswa agar lebih siap menghadapi tantangan masa depan sebagai pemimpin yang peduli terhadap lingkungan.
Selain itu, keterlibatan masyarakat juga menjadi faktor penentu keberhasilan program ini. Orang tua dan masyarakat sekitar dapat mendukung program Adiwiyata dengan memberikan edukasi lingkungan di rumah, berpartisipasi dalam kegiatan gotong royong, serta membantu dalam pengelolaan lingkungan sekolah. Dengan adanya sinergi antara sekolah dan masyarakat, program Adiwiyata dapat berjalan dengan lebih efektif dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi lingkungan sekitar.
Dengan bimbingan guru, partisipasi aktif siswa, serta dukungan masyarakat yang kuat, program Adiwiyata bukan hanya sekadar program sekolah, tetapi menjadi gerakan nyata untuk masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Dan melalui pelatihan seperti kejarcita, siswa dapat semakin mengasah keterampilan mereka dalam memimpin perubahan yang lebih besar demi lingkungan yang lebih baik.
Manfaat Menjadi Sekolah Adiwiyata
Menjadi Sekolah Adiwiyata memberikan berbagai manfaat bagi seluruh warga sekolah serta lingkungan sekitarnya. Berikut adalah beberapa manfaat dari program Sekolah Adiwiyata:
1. Lingkungan Sekolah yang Sehat dan Nyaman
Sekolah Adiwiyata menerapkan kebijakan lingkungan yang bersih, hijau, dan asri. Dengan adanya penghijauan, pengelolaan sampah yang baik, serta penggunaan energi dan air yang efisien, lingkungan sekolah menjadi lebih sehat dan nyaman bagi siswa serta tenaga pendidik.
2. Peningkatan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan
Program Adiwiyata menanamkan nilai-nilai kepedulian lingkungan sejak dini kepada siswa, guru, dan tenaga kependidikan. Dengan pendidikan berbasis lingkungan, siswa lebih sadar akan pentingnya menjaga kelestarian alam dan menerapkan kebiasaan ramah lingkungan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Pembelajaran yang Lebih Kontekstual dan Menyenangkan
Pendidikan lingkungan hidup yang terintegrasi dalam kurikulum membuat proses pembelajaran lebih menarik dan aplikatif. Siswa tidak hanya belajar teori di dalam kelas, tetapi juga terlibat langsung dalam kegiatan praktik seperti penghijauan, pengelolaan sampah, dan konservasi air.
4. Efisiensi Pengelolaan Sumber Daya Sekolah
Dengan adanya kebijakan efisiensi dalam penggunaan energi, air, dan pengelolaan limbah, sekolah dapat menghemat biaya operasional. Misalnya, penggunaan air hujan untuk menyiram tanaman, pemanfaatan kompos dari sampah organik, serta pengurangan penggunaan plastik dapat mengurangi pengeluaran sekolah.
5. Meningkatkan Reputasi dan Daya Tarik Sekolah
Sekolah Adiwiyata memiliki citra positif di mata masyarakat karena menunjukkan komitmen dalam menjaga lingkungan. Hal ini dapat meningkatkan minat orang tua untuk menyekolahkan anaknya di sekolah tersebut serta memperkuat hubungan antara sekolah dan komunitas sekitar.
Contoh Program Sekolah Adiwiyata
Sekolah Adiwiyata menerapkan berbagai program berbasis lingkungan untuk menciptakan budaya peduli dan berkelanjutan. Berikut adalah beberapa contoh program yang sering dilakukan:
1. Pengelolaan Sampah Berbasis 3R (Reduce, Reuse, Recycle)
- Siswa diajarkan untuk mengurangi (reduce) penggunaan plastik dan kertas yang berlebihan.
- Sekolah menyediakan tempat sampah terpisah untuk sampah organik, anorganik, dan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).
- Kegiatan daur ulang (recycle) seperti membuat kerajinan dari sampah plastik atau kertas bekas.
- Pemanfaatan sampah organik menjadi kompos untuk tanaman di sekolah.
2. Penghijauan dan Konservasi Lingkungan
- Penanaman pohon di lingkungan sekolah untuk menciptakan udara yang lebih bersih dan sejuk.
- Pembuatan taman sekolah atau kebun tanaman obat sebagai sarana pembelajaran dan konservasi keanekaragaman hayati.
- Program "Satu Siswa Satu Tanaman" yang mendorong siswa untuk merawat tanaman masing-masing.
3. Penghematan Energi dan Air
- Kampanye hemat listrik dengan membiasakan mematikan lampu dan alat elektronik saat tidak digunakan.
- Pemanfaatan air hujan untuk menyiram tanaman dan membersihkan lingkungan sekolah.
- Pemasangan kran otomatis atau himbauan untuk menutup kran setelah digunakan agar tidak boros air.
4. Integrasi Pendidikan Lingkungan dalam Kurikulum
- Pembelajaran berbasis proyek dengan tema lingkungan, seperti penelitian tentang polusi udara atau pencemaran air.
- Penerapan pendidikan lingkungan di berbagai mata pelajaran, misalnya eksperimen pemanfaatan energi terbarukan dalam pelajaran IPA.
- Kegiatan belajar di luar kelas dengan mengunjungi tempat konservasi atau pusat daur ulang sampah.
5. Ekstrakurikuler dan Kegiatan Peduli Lingkungan
- Pembentukan kelompok siswa peduli lingkungan seperti "Green Team" atau "Eco Club".
- Kegiatan bersih-bersih lingkungan sekolah dan sekitar secara rutin (Jum'at Bersih atau Sabtu Hijau).
- Kampanye dan penyuluhan tentang pentingnya menjaga lingkungan melalui seminar atau media sosial.
6. Bank Sampah Sekolah
- Siswa dan guru dapat menabung sampah anorganik seperti botol plastik dan kertas bekas di bank sampah sekolah.
- Sampah yang terkumpul dijual ke pengepul, dan hasilnya bisa digunakan untuk kegiatan sekolah atau diberikan sebagai tabungan siswa.
- Edukasi tentang pentingnya ekonomi sirkular dan manfaat mengelola sampah dengan bijak.
7. Gerakan Sekolah Bebas Plastik
- Mengurangi penggunaan kantong plastik dan menggantinya dengan tas kain atau tote bag.
- Mewajibkan siswa membawa botol minum sendiri untuk mengurangi sampah plastik sekali pakai.
- Kampanye menggunakan wadah makan dari bahan ramah lingkungan.
Cara Menjadi Sekolah Adiwiyata
Untuk menjadi Sekolah Adiwiyata, sekolah harus memenuhi berbagai persyaratan dan menerapkan program lingkungan yang berkelanjutan. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan:
1. Memahami Konsep dan Kriteria Sekolah Adiwiyata
Sebelum mendaftar sebagai Sekolah Adiwiyata, sekolah harus memahami konsep dan prinsip Adiwiyata, yaitu partisipatif (melibatkan seluruh warga sekolah) dan berkelanjutan (dijalankan secara terus-menerus). Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menetapkan empat komponen utama yang harus dipenuhi:
- Kebijakan sekolah yang peduli lingkungan
- Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan
- Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif
- Pengelolaan sarana dan prasarana yang ramah lingkungan
2. Membentuk Tim Adiwiyata di Sekolah
Sekolah perlu membentuk tim khusus yang bertugas merancang, mengoordinasikan, dan mengevaluasi program Adiwiyata. Tim ini biasanya terdiri dari kepala sekolah, guru, siswa, serta melibatkan orang tua dan masyarakat sekitar.
3. Menyusun Kebijakan Sekolah Berwawasan Lingkungan
Kebijakan ini mencakup aturan dan program yang mendukung keberlanjutan lingkungan, seperti:
- Mengintegrasikan pendidikan lingkungan dalam kurikulum di berbagai mata pelajaran.
- Membuat aturan pengelolaan sampah sekolah, seperti program 3R (Reduce, Reuse, Recycle).
- Mendorong kebiasaan hemat energi dan air dengan mematikan listrik dan kran air jika tidak digunakan.
4. Melaksanakan Program dan Kegiatan Lingkungan
Sekolah harus menjalankan berbagai kegiatan lingkungan secara aktif, misalnya:
- Program penghijauan dengan penanaman pohon dan pembuatan taman sekolah.
- Kegiatan daur ulang sampah dan pengelolaan bank sampah.
- Kampanye hemat energi, misalnya dengan memanfaatkan energi terbarukan atau menggunakan lampu hemat energi.
- Ekstrakurikuler lingkungan, seperti klub pecinta alam atau Eco Club.
5. Meningkatkan Sarana dan Prasarana yang Ramah Lingkungan
Sekolah perlu memastikan bahwa fasilitas yang ada mendukung kelestarian lingkungan, seperti:
- Menyediakan tempat sampah terpilah untuk sampah organik dan anorganik.
- Menggunakan air hujan atau air limbah daur ulang untuk menyiram tanaman.
- Mengurangi penggunaan plastik dengan mewajibkan siswa membawa botol minum sendiri.
6. Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Berkelanjutan
Sekolah harus rutin mengevaluasi program yang telah berjalan dan mencari solusi atas kendala yang ada. Evaluasi ini dapat dilakukan dengan melibatkan semua pihak, termasuk siswa dan orang tua.
7. Mendaftar Program Adiwiyata dan Mengikuti Penilaian
Jika sekolah telah memenuhi persyaratan, maka dapat mendaftar ke Dinas Lingkungan Hidup setempat untuk mengikuti seleksi Sekolah Adiwiyata. Proses seleksi ini meliputi penilaian dokumen dan verifikasi lapangan oleh tim penilai.
8. Meningkatkan Status Sekolah Adiwiyata
Program Adiwiyata memiliki beberapa tingkatan, yaitu:
- Sekolah Adiwiyata Kabupaten/Kota
- Sekolah Adiwiyata Provinsi
- Sekolah Adiwiyata Nasional
- Sekolah Adiwiyata Mandiri
Sebagai sebuah program pendidikan berbasis lingkungan, Sekolah Adiwiyata memberikan banyak manfaat, baik bagi lingkungan sekolah maupun bagi warga sekolah itu sendiri. Selain itu, program ini juga membantu menghemat sumber daya, meningkatkan kualitas pendidikan, serta membentuk karakter siswa agar lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan.
Dengan menerapkan program Sekolah Adiwiyata, kita turut berkontribusi dalam menciptakan lingkungan belajar yang lebih hijau dan berkelanjutan. Untuk melaksanakan pelatihan Sekolah Adiwiyata, Bapak/Ibu guru dapat mengikuti pelatihan bersama kejarcita.id. Cari tahu lebih lanjut dengan mengikuti akun media sosial kami atau hubungi admin untuk informasi lebih lanjut. Mari bersama wujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan!