7 Strategi Membiasakan Anak untuk Hemat Energi di Rumah
Energi adalah salah satu hal yang penting bagi manusia. Hampir semua benda yang ada dalam kehidupan manusia membutuhkan energi. Kenapa kita perlu menghemat energi? Alasannya, saat ini sebagian besar sumber energi yang kita gunakan adalah sumber energi tak terbarukan. Jika kita tidak mulai menghemat energi dari sekarang, dikhawatirkan anak cucu kita akan mengalami krisis energi di masa depan.
Kapan sebaiknya mulai mengajarkan anak untuk hemat energi? Jawabannya, tentu saja sejak dini. Kebiasaan yang sudah dilakukan sejak anak masih kecil akan membuat anak tumbuh dewasa membawa kebiasaan baik tersebut. Salah satu hal yang perlu diajarkan pada anak sedini mungkin adalah cara menghemat energi. Nah, inilah 7 strategi membiasakan anak untuk hemat energi di rumah.
1. Beri Pengertian pada Anak Alasan Mengapa Harus Hemat Energi
Orang tua yang baik tidak akan begitu saja memaksa anak melakukan sesuatu. Orang tua harus memberi penjelasan pada anak mengapa harus menghemat energi. Hal ini bisa dilakukan menggunakan buku-buku cerita atau video sederhana agar mudah dipahami anak. Tujuannya agar anak memahami alasan mereka harus hemat energi.
Kesadaran untuk hemat energi pada akhirnya akan tumbuh sendiri pada diri anak. Jika anak sudah mempunyai kesadaran diri untuk melakukan kebiasaan hemat energi, orang tua tidak perlu terus-menerus mengingatkan anak. Anak pun akan otomatis melakukannya sendiri di manapun anak berada. Setelah anak mengerti, barulah anak diperkenalkan pada kebiasaan hemat energi.
2. Menggunakan Lampu dengan Bijak
Perkenalkan pada anak cara menggunakan lampu secara bijak. Pada siang hari, biasakan anak untuk mematikan lampu saat meninggalkan ruangan yang kosong atau saat akan tidur siang. Sebisa mungkin, lakukan kegiatan sehari-hari di tempat atau ruangan yang mendapat cukup banyak sinar matahari sehingga anak tidak perlu menyalakan lampu.
Sebaiknya anak juga diajari untuk mematikan lampu saat tidur pada malam hari, karena tidur dalam keadaan gelap akan membuat kualitas tidur menjadi lebih baik. Apabila anak takut tidur dengan kondisi gelap, gunakan lampu tidur yang berwarna merah yang memancarkan cahaya redup. Jangan biasakan anak tidur dengan lampu yang menyala terang. Jika hal ini dilakukan terus-menerus, mungkin akan memengaruhi kesehatan anak di kemudian hari.
3. Menggunakan Air Seperlunya Saja
Air bersih merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting di seluruh dunia. Namun, terkadang ketersediaan air dianggap remeh oleh banyak orang, terutama bagi mereka yang tinggal di daerah perkotaan. Ini terjadi karena mereka terbiasa mendapat air bersih secara mudah, padahal masih banyak daerah-daerah lain di negara kita yang kesulitan mendapatkan air bersih, terutama di saat musim kemarau. Oleh karena itu, orang tua perlu mengingatkan dan mengajarkan pada anak-anak untuk menggunakan air dengan bijak.
Kebiasaan buruk yang sering dilakukan tanpa sadar adalah membiarkan air keran tetap mengalir saat kita menggosok gigi atau mencuci tangan. Biasakan untuk selalu mematikan keran air saat menggosok gigi atau menggunakan gelas untuk menampung air sehingga tidak perlu menyalakan keran terus-menerus.
Begitu juga saat mencuci tangan. Biasakan anak untuk mematikan keran air saat ia membersihkan tangannya dengan sabun. Keran air boleh dinyalakan kembali bila anak hendak membilas tangan. Jika hal ini sudah dibiasakan di rumah, anak-anak akan selalu melakukannya di manapun mereka berada.
4. Membatasi Penggunaan Barang-Barang Elektronik
Di zaman modern seperti sekarang, anak-anak pasti sudah mengenal barang-barang elektronik seperti televisi, AC, dan kulkas. Sama dengan lampu, barang-barang elektronik ini juga menggunakan listrik. Oleh karena itu, kita sebagai orang tua perlu mengajari anak untuk membatasi penggunaan barang-barang elektronik tersebut.
Bagi yang mempunyai AC di rumah, jangan nyalakan AC sepanjang hari. Buat kesepakatan dengan anak kapan AC boleh dinyalakan, misalnya AC di ruang keluarga hanya dinyalakan di siang hari saja, saat udara benar-benar panas, dan AC di kamar tidur hanya boleh dinyalakan saat hendak tidur saja. Televisi juga hanya dinyalakan pada jam-jam tertentu saja.
Di luar jam yang telah disepakati, televisi tidak boleh dinyalakan. Pastikan anak selalu menutup pintu kulkas dengan benar setelah mengambil sesuatu dari kulkas. Ajari anak untuk tidak terlalu sering membuka tutup pintu kulkas karena hal ini akan memengaruhi kinerja kulkas itu sendiri. Barang-barang elektronik yang digunakan secara benar dan tidak berlebihan akan lebih awet.
5. Membatasi Waktu Penggunaan Gawai Pintar (Screen time)
Penggunaan gawai pintar oleh anak-anak sekarang sudah tidak bisa dihindari lagi. Saat ini orang tua tidak mungkin membuat anak tidak menggunakan gawai sama sekali. Hal yang bisa dilakukan orang tua adalah membatasi waktu penggunaan gawai atau screen time pada anak. Jangan biarkan anak mempunyai gawai pribadi, tetapi biarkan anak menggunakan gawai milik orang tua.
Dengan begitu anak tidak bisa semaunya menggunakan gawai karena harus bergantian dengan orang tua. Buat kesepakatan dengan anak kapan anak boleh menggunakan gawai. Pemakaian gawai hanya sebatas untuk keperluan sekolah anak saja. Bermain gim online hanya boleh dilakukan pada akhir pekan dan lama waktunya harus ditentukan juga. Anak tidak boleh bermain gawai setiap hari karena hal ini akan berakibat buruk pada mata anak maupun kesehatan mental.
6. Buat Kegiatan yang Menyenangkan Bersama Anak
Untuk menjauhkan anak-anak dari penggunaan gawai terus menerus, orang tua harus bisa memberi kegiatan lain pada anak. Sisihkan waktu khusus untuk bermain bersama anak. Orang tua dan anak bisa membaca buku bersama, menggambar dan mewarnai, atau hanya sekadar ngobrol. Minta anak untuk mengungkapkan pendapatnya akan sesuatu hal dan beri kesempatan ia untuk bercerita. Anak-anak juga perlu didengar pendapatnya.
Lakukan olahraga bersama anak, misalnya jalan pagi di sekitar rumah atau senam sambil mengikuti video senam di rumah. Lakukan juga aktivitas lain seperti berkebun bersama anak bagi yang suka berkebun atau membuat kue dan camilan yang disukai keluarga bersama anak. Apabila perlu, buat jadwal untuk kegiatan-kegiatan tersebut sehingga anak punya kegiatan rutin yang menyenangkan.
7. Libatkan Seluruh Anggota Keluarga
Anak adalah peniru orang tua dan orang dewasa di sekitarnya. Jika orang tua hendak mengajarkan suatu kebiasaan baik, tentunya hal ini harus dimulai dari orang tua terlebih dahulu. Agar suatu kebiasaan sukses diterapkan pada anak, kebiasaan tersebut harus sudah dilakukan oleh anggota keluarga yang lain juga.
Pastikan ayah dan ibu sudah sepakat akan suatu kebiasaan baik sebelum mengajarkannya pada anak. Jika tidak, anak akan menjadi bingung saat ibu mengajarkan kebiasaan A, sementara ayah mengajarkan kebiasaan B. Pada akhirnya, anak malah akan berbuat semaunya saja.
Nah, itulah beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh orang tua untuk membiasakan anak hemat energi. Kebiasaan yang baik harus dimulai dari rumah dan diajarkan sejak dini demi kemajuan suatu bangsa.