7 Perbedaan Parenting Orang Tua Boomers dan Milenial
Kata parenting sudah tidak asing lagi untuk didengar, apalagi oleh para orang tua saat ini. Sebenarnya apa sih yang dimaksud dengan parenting? Parenting adalah suatu proses pembelajaran tentang pengasuhan interaksi antara orang tua dan anak, seperti dalam menyediakan segala kebutuhan anak, baik kebutuhan primer, sekunder dan tersier; memberikan perlindungan pada anak; menemani anak dalam proses pertumbuhan dan perkembangan; dan memenuhi kebutuhan anak dalam bidang pendidikan. Nah, apakah terdapat perbedaan parenting orang tua generasi boomers dan milenial?
Sebelum membahas tentang perbedaan parenting yang terdapat pada orang tua generasi boomers dan milenial, mari kita bahas tentang parenting terlebih dahulu. Apakah setiap orang tua harus mengetahui ilmu parenting? Tentu saja harus. Mungkin untuk orang tua di zaman dahulu, kata parenting masih terasa sangat asing bagi mereka, tetapi tidak untuk saat ini. Hal ini dikarenakan perkembangan teknologi yang begitu pesat membuat orang tua sangat terbantu dalam memperoleh informasi yang berakitan denga parenting.
Apabila kita perhatikan secara teliti, karakter setiap anak yang tumbuh di setiap tahunnya jelas berbeda. Anda dapat merasakan dan membedakannya secara langsung dari cara guru yang mendidik siswanya saat ini dengan cara guru yang mendidik siswa di zaman dahulu. Berbeda bukan? Sama hal nya dalam mendidik anak, orang tua tidak bisa menggunakan cara orang tua di zaman dahulu untuk mendidik mereka di masa kini. Pengaruh zaman yang makin berkembang pesat adalah salah satu alasan mengapa orang tua masa kini harus lebih teliti dan jeli dalam mendidik anak-anak mereka.
Ilmu parenting adalah pendidikan yang berkaitan dengan teknik mengasuh anak saat mereka tumbuh berkembang. Tujuan dari ilmu parenting ini, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua dalam mengasuh dan merawat anak-anak mereka, serta juga dapat meningkatkan kesadaran orang tua sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak. Jadi, bisa dikatakan guru adalah partner orang tua dalam mendidik anak untuk bisa tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
Adapun jenis-jenis dari parenting yang harus Anda tahu, yaitu sebagai berikut.
Jenis-Jenis Parenting
1. Authoritarian Parenting (Pola Asuh Otoriter)
Dalam jenis model parenting ini, hal yang menjadi ciri utamanya, yaitu orang tua bersikap otoriter (senang memerintah) kepada anak. Tipikal dari orang tua yang menganut authoritarian parenting ini adalah mereka kerap kali mengganggap bahwa semua keinginan dan perintah yang diucapkannya harus dituruti oleh anak, merasa paling benar, dan juga sampai membatasai ruang gerak anak. Intinya orang tua memegang kontrol penuh terhadap segala keputusan anak.
Sikap orang tua yang menganut authoritarian parenting cenderung mengekang anak mereka dan selalu mengatur kegiatan-kegiatan yang dapat atau tidak boleh dilakukan. Anak-anak yang tumbuh dalam jenis model parenting ini dikhawatirkan tumbuh menjadi pribadi yang pasif dan tidak bisa mengambil keputusan sendiri untuk hidupnya. Anak akan menjadi pribadi yang bergantung hidupnya kepada orang tua.
2. Authoritative Parenting (Pola Asuh Otoratif)
Jenis dari model authoritative parenting, yaitu tipe parenting yang berkebalikan dengan authoritarian parenting. Apabila dalam authoritarian parenting orang tua cenderung senang memaksa kehendaknya maka sebaliknya dalam authoritative parenting ini orang tua memberikan dukungan penuh terhadap pilihan dan keputusan anak. Authoritative parenting ini dianggap ideal untuk diterapkan karena dapat membantu dan membuat anak untuk tampil lebih percaya diri sehingga dapat memaksimalkan potensi yang ada di dalam dirinya.
3. Permissive Parenting (Pola Asuh Permisif)
Permissive parenting atau indulgent parenting adalah tipe parenting yang di mana orang tua terlibat sepenuhnya dalam mengasuh anak. Orang tua cenderung bertindak sangat permisif dengan pilihan dan pemikiran anak. Jenis parenting ini memang bagus dalam membantu dan membuat anak lebih percaya diri, tetapi di lain sisi jenis model parenting ini juga bisa membuat anak-anak menjadi manja karena orang tua selalu bersikap permisif dan menuruti apa kehendak anak. Hal ini dapat menjadi bumerang saat anak memasuki usia dewasa dan cenderung mengontrol orang tua untuk memenuhi segala keinginannya.
4. Uninvolved Parenting (Pola Asuh Membiarkan)
Berbanding terbalik dengan permissive parenting yang mana orang tua sepenuhnya terlibat dalam mengasuh anak, di dalam jenis uninvolved parenting ini orang tua jarang bahkan bisa dikatakan tidak terlibat dalam mengasuh anak-anaknya. Mereka cenderung jarang membangun komunikasi dan membiarkan anaknya begitu saja.
Biasanya jenis model parenting ini bisa terjadi karena orang tua terlalu sibuk dengan dunia kerja sehingga tidak memungkinkan mereka untuk memperhatikan anak-anaknya. Selain dapat menimbulkan jarak antara orang tua dan anak, uninvolved parenting ini juga berpotensi dalam membuat anak tumbuh menjadi pribadi yang kurang perhatian, atau istilah seperti broken home. Dampak buruknya akan menjadi mata rantai di generasi berikutnya karena kurangnya perhatian dan kasih sayang orang tuanya di masa sebelumnya.
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa parenting ini memiliki proses yang tidak mudah. Tidak ada cara dan rumus yang pasti supaya orang tua bisa menentukan parenting yang tepat untuk anak. Namun, bukan berarti Anda lekas menyerah. Teruslah bersemangat dan belajar. Nah, lantas bagaimana perbedaan parenting orang tua boomers dan milenial? Berikut penjelasannya.
7 Perbedaan Parenting Orang Tua Booomers dan Milenial
Sebelum membahas tentang perbedaan tersebut, apa yang dimaksud dengan orang tua boomers dan orang tua milenial? Orang tua milenial adalah mereka yang lahir pada tahun 1981-1996 di mana generasi mereka tumbuh saat teknologi sudah mulai berkembang. Para generasi milenial ini pada umumnya adalah anak dari generasi sebelumnya yang disebut sebagai baby boomers. Orang tua boomers lahir antara tahun 1946 - 1964 di mana teknologi belum berkembang secara pesat.
1. Kemahiran dalam Menggunakan Teknologi
Orang tua boomers cenderung gagap terhadap teknologi, sedangkan orang tua milenial lebih mahir dalam menggunakan teknologi. Apabila biasanya orang tua boomers dalam mencari informasi dari orang-orang sekitar yang ditemuinya, berbeda dengan orang tua milenial yang akan mencari informasi tersebut melalui internet. Begitu juga dalam mencari referensi dalam merawat anak dan kebutuhan keluarganya yang lain, orang tua milenial tinggal mencari semua informasi yang diperlukannya tersebut melalui internet.
2. Usia Ketika Memiliki Anak
Berbeda dengan orang tua boomers yang memiliki anak di usia dini, orang tua milenial cenderung memiliki anak di usianya yang lebih tua. Bagi orang tua milenial, mereka membutuhkan komitmen dan kesiapan yang baik dan matang dalam memiliki anak. Mereka cenderung memiliki banyak sekali pertimbangan. Bahkan di Amerika sana, rata-rata orang tua milenialnya memiliki anak ketika usianya sudah di atas 30 tahun.
3. Kebiasaan Orang Tua dengan Anak
Zaman dahulu, teknologi belum begitu canggih dan bahkan bisa dikatakan belum bisa dirasakan oleh setiap orang secara merata. Berbeda dengan saat ini yang bisa dikatakan setiap orang sudah memiliki alat komunikasinya masing-masing. Maka dari itu, bisa dikatakan kebiasaan orang tua boomers dengan milenial sangat berbeda. Orang tua milenial cenderung merekam dan membagikan aktivitasnya dengan si anak lewat media sosial, berbeda dengan orang tua boomers yang mengenangnya di dalam ingatan.
4. Letak Kesibukan
Orang tua boomers dikenal sebagai pekerja keras yang akut. Mereka cenderung menghabiskan waktunya untuk pekerjaan, sedangkan orang tua milenial lebih ingin meluangkan waktu yang dimiliki dengan anaknya. Bukan berarti orang tua milenial tidak memiliki pekerjaan dan tidak serius dalam bekerja, tetapi mereka lebih berusaha untuk menyisihkan dan memberi waktu tersendiri di setiap harinya untuk si anak.
5. Lebih Ketat dalam Mempertimbangan Banyaknya Anak yang Ingin Dimiliki
Pernah mendengar ungkapan banyak anak banyak rezeki? Nah, ungkapan tersebut muncul dan selalu dikatakan oleh orang tua boomers. Bagi orang tua milenial, harus ada jarak di antara anak-anak yang akan mereka rawat nanti. Kalau bisa pun jangan terlalu banyak, dua orang saja sudah cukup. Orang tua milenial lebih memikirkan banyak pertimbagan bahwa makin banyak anak yang dimiliki maka makin banyak pula pengeluaran yang akan mereka miliki. Seperti yang Anda tahu, biaya untuk pendidikan dan biaya hidup di setiap tahunnya makin meningkat akibat inflasi dan kondisi ekonomi suatu negara.
6. Peran Ayah
Pada zaman dahulu, orang tua boomers masih memiliki pemikiran bahwa tugas ayah adalah mencari nafkah dan tugas ibu adalah mengurus anak. Sehingga bisa dikatakan bahwa peran ayah dalam mengurus anak tidak terlalu banyak. Hal ini akan berujung pada kondisi fatherless atau hilangnya sosok ayah dalam mendidik anaknya.
Pada orang tua milenial, mereka lebih berpikiran terbuka, mereka mengganggap bahwa ayah dan ibu memiliki peran yang sama pentingnya dalam mengasuh dan mendidik anak. Hal ini bisa dilihat dari media sosial, internet, atau lingkungan sekitar yang di mana tidak jarang ayah anak-anak turun langsung dalam mengasuh anaknya. Hal ini juga meminilasir generasi muda yang mengalami kondisi fatherless.
7. Cara Mendidik
Mempelajari kesetaraan gender dan pentingnya uang merupakan nilai penting yang harus orang tua ajarkan kepada anak. Namun, bagi orang tua boomers, nilai-nilai penting tersebut bagusnya diajarkan ketika mereka sudah lebih dewasa. Berbeda dengan orang tua milenial yang mengajarkan nilai-nilai penting tersebut sedari dini sehingga dapat membentuk karakter mandiri dan berpendirian kuat.
Kiranya begitulah bentuk dari perbedaan parenting orang tua boomers dan milenial. Apakah gaya parenting di atas ada yang sama dengan Anda? Namun, ada satu hal yang harus selalu diingat oleh Anda, sebagai orang tua Anda harus memiliki keyakinan yang teguh dan komitmen dengan pasangan Anda, supaya bisa menjadi sosok orang tua yang dapat membimbing dan mendidik anak-anak sampai mereka sukses. Karena salah satu kunci anak bisa sukses di masa depan adalah didikan orang tua.