7 Alasan Pembelajaran Tatap Muka Baik Untuk Perkembangan Diri Anak

Adanya pandemi COVID-19 di tahun 2020 ini membawa dampak pada perubahan pola pembelajaran dari tatap muka (konvensional) menjadi daring. Kondisi ini tentu menjadi tantangan bagi para guru maupun murid yang selama ini terbiasa dengan pola dan model pembelajaran tatap muka.

Setelah berjalan beberapa bulan ini terhitung dari bulan maret 2020, penerapan pembelajaran daring banyak memberikan hambatan dan kendala bagi para guru, murid, maupun orangtua.

Banyak faktor yang menjadi penghambat berjalannya pola pembelajaran ini, seperti ketersediaan infrastrukur, persebaran jaringan internet yang belum merata, sampai pengetahuan juga keterampilan dalam memanfaatkan dan mengelola KBM daring yang minim.

Berdasarkan kondisi yang kurang baik dalam penerapan pembelajaran daring sejauh ini, bahkan belakangan banyak pihak yang coba membandingkan pembelajaran daring dengan tatap muka, yang mana pembelajaran tatap muka dianggap masih yang paling ideal dan efektif untuk pelaksanaan KBM di Indonesia.

Menurut pengamat pendidikan dari Universitas Brawijaya (UB) Aulia Luqman Aziz bahwa selamanya profesi guru tidak akan tergantikan oleh teknologi. Beliau mengatakan dalam proses belajar mengajar secara tatap muka ada nilai yang bisa diambil oleh siswa, seperti proses pendewasaan sosial, budaya, etika, dan moral yang hanya bisa didapatkan dengan interaksi sosial di dalam lingkungan pendidikan.

Hal ini juga diungkapkan Mendikbud Nadiem Makarim, yang mengatakan keprihatinannya mengenai kondisi KBM daring saat ini, salah satunya mengenai kemungkinan adanya Lost Generation. Menurut Nadiem kondisi ini cukup menyeramkan, karena anak akan ketinggalan belajar. Ini dialami bukan hanya oleh satu atau dua anak, namun dialami oleh satu generasi.

Ia menegaskan bahwa dampak Lost Generation tidak dapat langsung dirasakan, namun baru terasa ketika generasi ini tumbuh dewasa, satu hingga dua dekade yang akan datang.

“Tidak pernah ada yang membicarakan resiko satu generasi masyarakat Indonesia yang akan tertinggal dalam pembelajarannya. Dampak dari Lost Generation ini akan kita ketahui setelah bertahun-tahun yang akan datang, yang pasti ada resiko sangat besar, dan ini disebut oleh semua badan riset, tegas Nadiem Makarim.”

Kondisi ini membuat Mendikbud mencoba mengeluarkan berbagai kebijakan untuk memudahkan dan mengakomodir Kendala para guru juga para murid, seperti penyederhanaan kurikulum, pemberian kuota gratis dan lainnya.

Bahkan kebijakan terbaru pada tanggal 07 agustus 2020 lalu Kemdikbud mengumumkan mulai dilakukan pembukaan sekolah untuk zona hijau dan kuning dengan pertimbangan harus memenuhi persyaratan dan persetujuan beberapa pihak.

Untuk lebih bisa memahami mengapa pembelajaran tatap muka itu lebih ideal sampai sejauh ini, berikut beberapa penjelasan dan alasannya.

1.  Interaksi dan Komunikasi Lebih Mudah

Selama KBM daring diakui komunikasi dan interaksi antara guru dengan murid maupun antara sesama murid menjadi terhambat dan tidak berjalan dengan optimal.

Hal ini tentu karena saat KBM daring berlangsung proses komunikasi hanya terjalin melalui video call atau chat saja. Tentu saja ini dapat menghilangkan kedekatan dan proses komunikasi alami antara guru dan murid, terutama berkaitan dengan proses penyampaian materi.

Proses komunikasi jarak jauh dianggap belum sepenuhnya efektif karena rentan dengan kekeliruan dalam menerima dan mencerna informasi. Artinya informasi yang disampaikan guru belum tentu akan dicerna sama oleh peserta. Hal ini mungkin karena suara yang kurang jelas atau instruksi yang kurang lengkap, serta faktor-faktor lainnya.

Oleh sebab itu, KBM tatap muka masih dianggap paling ideal, karena proses komunikasi dan sosialisasi akan terjalin secara langsung, sehingga informasi dan materi yang diberikan juga akan lebih mudah dicerna dan dipahami oleh murid.

2.  Sumber dan Media Pembelajaran Lebih Familiar

Salah satu Kendala utama yang dihadapi guru maupun murid selama menjalani PJJ adalah berkaitan dengan pemanfaatan dan pengelolaan sumber maupun media pembelajaran daring. Sumber belajar daring sejauh ini belum begitu familiar dan mudah dipahami oleh para guru juga para murid terutama yang berada di wilayah 3T.

Meskipun sebenarnya sumber belajar dan portal daring sudah banyak disediakan oleh Kemdikbud dan lembaga pendidikan lainnya secara gratis. Seperti adanya rumah belajar, guru berbagi, sumber belajar seamolec, dan lainnya.

Akan tetapi dengan proses adaptasi yang begitu cepat dan tanpa adanya proses persiapan dan pelatihan sebelumnya sehingga para guru masih banyak mengalami kesulitan dalam memanfaatkan dan mengelola berbagai sumber dan media pembelajaran online, begitupun yang dialami murid dan para orangtua.

Sehingga dari beberapa survei terakhir yang dilakukan Mendikbud sebagaian besar guru, murid, dan orangtua lebih menghendaki kembali diadakannya KBM tatap muka.

3.  Tidak Harus Terhubung dengan Internet

Salah satu keuntungan dari KBM tatap muka adalah tidak membutuhkan koneksi internet dan gawai. Guru maupun murid bisa secara langsung melakukan interaksi dan komunikasi dalam aktivitas pembelajaran.

Hal ini tentu sangat membantu bagi para guru dan murid yang berada di wilayah 3T atau belum terjangkau jaringan internet. Kendala gawai juga bisa teratasi dengan memanfaatkan sumber belajar konvensional seperti buku, LKPD dan APE yang lebih mudah dan terjangkau untuk dimanfaatkan.

Meskipun saat ini proses pembelajaran ideal harusnya sudah mengoptimalkan blended learning dengan mengkombinasikan anatara daring dan konvensional, tetapi dengan keterbatasan infrastruktur dan kemampuan dalam mengelola KBM daring tentu saja pembelajaran tatap muka masih dianggap paling baik dan ideal.

4.  Mudah dalam Penilaian Karakter

Salah satu aspek yang sulit diajarkan dan diidentifikasi ketika pelaksanaan KBM daring adalah berkaitan dengan pendidikan karakter dan moral. Tentu saja idealnya untuk mengukur karakter siswa haruslah dengan berinteraksi dan menganalisis secara langsung.

Selain itu hal paling penting dari pendidikan karakter adalah berkaitan dengan keteladanan. Sehingga itu perlu adanya praktik baik dan analisa secara langsung dari guru agar benar-benar memahami karakter dan sikap setiap siswa. Maka dari itu model pembelajaran yang paling memungkinkan adanya penerapan nilai-nilai karakter secara optimal adalah dengan jalur tatap muka (konvensional).

5.  Tidak Gampang Stres & Lebih Fokus

KBM daring yang sudah berjalan beberapa bulan ini semakin dikeluhkan oleh para siswa, orangtua, maupun para guru. Pasalnya KBM daring yang dilakukan dari rumah ternyata membuat para siswa dan orangtua cepat menjadi stress.

Hal ini terjadi karena para siswa tidak bisa berinteraksi dengan teman temannya dan bermain di lingkungan sekolah. Aktivitas tiap hari dilakukan dari rumah sehingga membuat kondisi psikologis setiap anak menjadi tertekan dan bosan yang berujung pada kondisi stres.

Hal yang sama juga dialami guru dan orangtua yang mana ketika adanya PJJ yang berlangsung saat ini perlu pintar dalam membagi waktu dan prioritas antara mengajar dan mengurusi rumah tangga.

Selain itu dalam KBM daring akan selalu menggunakan gawai dan koneksi internet yang tentu saja akan sangat rentan membuat para siswa menjadi tidak fokus. Misalnya jika tidak ada yang mengawasi si anak akan bermain game, menonton YouTube dan aktivitas lain yang tidak berkaitan dengan pembelajaran.

Jadi apabila nilai-nilai kemandirian dan tanggung jawab belum dimiliki oleh anak, maka akan sulit untuk bisa berfokus pada pembelajaran saja, yang cenderung membosankan.

Selain itu belajar dari rumah juga akan memecah konsentrasi karena rentan mengalami gangguan dari anggota keluarga lain. Sehingga sejauh ini tempat dan kondisi yang paling ideal untuk pelaksanaan KBM masih tetap di sekolah, yang memang dikhususkan untuk tempat belajar.

6.  Lebih Terkontrol

Seperti yang sudah dipaparkan pada poin sebelumnya bahwa KBM daring banyak sekali membuat siswa menjadi stres dan sulit fokus. Selain itu ketika anak tidak sepenuhnya diawasi orangtua akan rentan untuk tidak benar-benar belajar dengan serius.

Apalagi KBM daring akan selalu menggunakan gawai dan koneksi internet yang membuat anak dengan mudahnya mengakses fitur lain diluar topik pembelajaran, seperti bermain game misalnya.

Hal ini akan berbeda dengan KBM tatap muka yang mana guru memiliki akses untuk mengawasi para siswa secara langsung sehingga ketika proses KBM berjalan para siswa bisa lebih mudah dipantau dan dikontrol.

Meskipun pada akhirnya semua tergantung juga dari peran orangtua. Apabila orangtua benar-benar mendampingi dan mengawasi anaknya saat BDR tentu saja kemungkinan anak untuk melakukan aktivitas lain dapat diminimalisir.

7.  Praktikum Lebih Gampang dan Efektif

KBM daring yang dilakukan secara jarak jauh menuntut para guru agar bisa memberikan penugasan yang bisa memngukur setiap kompetensi secara optimal. Hal ini juga saat guru harus memberikan tugas praktikum dan proyek. Guru harus memastikan bahwa apa yang dibuat atau hasil praktikum yang dikerjakan merupakan hasil karya para siswa.

Selain itu karena sulit diawasi maka untuk melakukan penilaian kinerja dan unjuk kerja kepada setiap siswa akan menjadi sulit, karena penugasan yang bersifat mandiri.

Berbeda ketika model pembelajaran dilakukan dengan tatap muka (konvensional). Proses praktikum dan penugasan juga lebih mudah disiapkan, diatur, dan dinilai. Sebab seluruh siswa bisa dilihat secara langsung kinerja dan proses kerjanya oleh guru.

Pada akhirnya proses penilaian yang dilakukan juga lebih terukur dan efektif karena dinilai dari seluruh aspek termasuk kinerja, keaktifan, kreativitas, serta hasil karya atau praktik setiap siswa.

Penyebab Guru Kesulitan Mengelola KBM Online dan Bagaimana Solusinya
KBM online membuat berbagai pihak beradaptasi. Baik bagi murid, guru, maupun orang tua. Bagi guru, KBM online memiliki banyak hambatan. Banyak kesulitan yang dialami guru saat melaksanakan KBM online ini.

Itu dia beberapa alasan mengapa KBM tatap muka masih lebih baik daripada KBM daring terutama berkaitan dengan perkembangan diri anak. Misalnya dengan terus adanya KBM daring membuat para siswa menjadi mudah stres, sulit fokus dalam belajar, serta menjadi sulit untuk mengerjakan tugas.

Bahkan lebih jauh para siswa juga akan sulit mengembangkan nilai-nilai karakter dan kecakapan hidup selama KBM daring karena sebagain besar aktivitas dilakukan hanya dari rumah dan tidak terjadi interaksi secara alami seperti di sekolah.

Tips Menjaga Karakter Anak Di Masa PJJ
Peran orang tua sangat penting dalam program pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini. Bukan hanya ketika berlangsungnya pembelajaran jarak jauh saja, tetapi juga dalam berkembangnya kepribadian anak.

Meskipun dalam hal ini bukan berarti KBM daring tidak relevan dan cocok diterapkan untuk pembelajaran di Indonesia. Hanya saja ada berbagai faktor mendasar yang memang membuat KBM daring menjadi kurang ideal untuk diterapkan secara menyeluruh apalagi dipermanenkan untuk saat ini.

Hemat penulis solusi yang paling baik saat ini dan beberapa waktu kedepan adalah dengan menerapkan model pembelajaran blended learning yaitu dengan memadukan antara pendekatan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran daring, dengan tetap memperhatikan kesesuaian dengan karakteristik anak dan tujuan pembelajaran.

Terakhir agar KBM daring Anda menjadi lebih praktis dan mudah maka silakan akses rangkuman materi, lembar kerja, video pembelajaran, sampai bank soal dan pengelolaan kuis otomatis hanya di kejarcita.id. Yuk mulai rencanakan PJJ yang efektif sekarang juga! Kejarcita.id merupakan pendidikan berbasis teknologi yang memberikan berbagai kemudahan dalam menjalankan kegiatan belajar mengajar