10 Strategi Mengajarkan Disiplin pada Anak Tanpa Mengurangi Rasa Percaya Diri Mereka
Orangtua memiliki peran penting untuk mendidik anak dengan baik dan keluarga menjadi tempat pertama bagi anak mempelajari sesuatu. Ada beberapa hal yang perlu diajarkan kepada anak sejak dini, salah satunya tanggung jawab dan disiplin. Sikap disiplin sangat penting bagi masa depan anak, di mana mereka mampu membagi waktu dengan baik dan mengerjakan dengan waktu.
Pada usia 6 sampai 9 tahun, anak-anak mulai hadapi peraturan dari sekolahnya serta bersosialisasi dengan lingkungannya. Pada masa itu juga mereka harus memiliki sikap disiplin. Tanpa memiliki sikap disiplin, mereka tidak bisa menyeimbangkan waktu bermain dan mengerjakan tugas sekolah.
10 Strategi Mengajarkan Disiplin pada Anak
Sebagai orangtua, Anda mempunyai peran penting terhadap tumbuh kembang anak. Didikan yang baik membentuk kepribadian anak menjadi bertanggung jawab, sopan santun dan disiplin. Adapun berikut ini merupakan 10 strategi mengajarkan disiplin pada anak, di antaranya yaitu:
1. Beri Mereka Tugas
Untuk menumbuhkan tanggung jawab dan disiplin anak, Anda bisa memberikan mereka tugas ringan seperti membantu pekerjaan rumah sehari-hari. Pekerjaan tersebut membantu mereka belajar membagi waktu mengerjakan tugas dengan baik. Anda tidak perlu menilai hasilnya, tapi lihatlah prosesnya, bagaimana anak dapat mengerjakan tugas dengan tepat waktu.
Agar tidak mengurangi rasa percaya diri anak, Anda tidak perlu memberikan kritik terhadap hasil pekerjaannya mereka kerjakan dan usahakan untuk tidak kembali merapikan pekerjaan yang mereka selesaikan. Berikan sedikit apresiasi kepada anak, seperti ucapan terima kasih, tersenyum atau memberi hadiah kecil. Jangan memberikan tugas terlalu banyak kepada anak, karena hal tersebut hanya akan membebani mereka, terlebih jika mereka masih kecil.
2. Bersikap Tegas pada Anak
Anda harus bersikap tegas ketika anak melakukan kesalahan, seperti membantah orangtua, tidak mengerjakan tugas dengan baik, malas-malasan dan lainnya. Tegas bukan berarti galak, hindari emosi yang berujung bersikap kasar, membentak anak bahkan mencelakakan mereka. Disiplinkan anak dengan memberikannya hukuman yang ringan agar mereka tidak melakukan kesalahan yang sama, serta berikan contoh yang baik untuk ditiru.
3. Buatlah Jadwal
Agar anak memiliki sikap disiplin dan dapat menghargai waktu, buatkan jadwal kegiatan untuk mereka. Anda juga bisa mengajak mereka untuk membuat jadwalnya sendiri, agar mereka merasa bertanggungjawab dan tepat waktu dalam mengerjakan tugas.
Anda perlu mendampingi dan memastikan mereka melakukan aktivitas sesuai jadwal yang telah dibuat, misalnya dengan memberi centang atau poin di setiap kegiatan yang telah dilakukan. Pastikan jadwal yang dibuat terdiri dari waktu bermain, waktu belajar dan waktu istirahat yang cukup.
4. Biarkan Anak Memilih
Meskipun masih kecil, namun tak ada salahnya jika Anda meminta keputusan dari anak. Terlebih di masa ini banyak kegiatan sekolah yang akan dijalani anak. Sebagai orang tua, ada baiknya jika Anda membebaskan anak untuk memilih kegiatan mana yang Ia sukai. Jangan sekaligus mengikuti banyak kegiatan namun tidak dilakukan dengan baik. Biarkan anak memilih satu atau dua kegiatan yang benar-benar disukainya, agar mereka lebih fokus serta mudah belajar dan disiplin membagi waktu
Memberikan pilihan kepada anak juga dapat memberikan pelajaran kepada mereka untuk berani mengambil keputusan serta membantu mereka untuk berpikir logis. Hal ini sangat penting bagi mereka jika dihadapkan suatu pilihan penting di masa depan.
5. Berikan Pengertian pada Anak
Untuk mengajarkan anak, Anda harus memberikan pengertian yang benar-benar dapat dipahami oleh mereka. Pengertian yang bisa Anda berikan mulai dari cara berperilaku, cara membagi waktu, cara menghargai orang lain, cara bersosialisasi dan lainnya. Berikan mereka perumpamaan, misalnya jika anak melakukan perilaku buruk maka tidak ada seseorang yang mau berteman dengannya. Hal tersebut dapat mencegah perilaku buruk anak ketika mereka memasuki masa remaja.
Bukan hanya itu, Anda juga bisa memberikan perumpamaan lain, misalnya anak yang tidak mengerjakan tugas dengan tepat waktu dan tidak disiplin, mereka tidak dapat mencapai cita-cita. hal tersebut mengajarkan anak untuk selalu bersikap disiplin dan tidak bermalas-malasan.
6. Jadilah Contoh untuk Mereka
Mengajarkan anak untuk bersikap disiplin tidak cukup dengan memberinya pengertian saja, Anda juga harus menjadi contoh yang baik untuk mereka. Karena biasanya anak-anak akan meniru percakapan, kelakuan dan kebiasaan orang-orang di sekitarnya. Oleh sebab itu, Anda harus berperilaku baik dan tempatkan anak di lingkungan yang baik pula.
Jika Anda ingin memiliki anak yang disiplin, Anda tidak boleh bermalas-malasan dan mengulur-ngulur waktu. Karena hal tersebut dapat memberikan contoh yang tidak baik kepada anak. Sebaliknya, jika Anda dapat berkata yang baik dan sopan serta tepat waktu dalam mengerjakan tugas, maka anak akan belajar disiplin.
7. Menepati Janji
Menepati janji merupakan salah satu perilaku positif yang bermanfaat bagi masa depan anak. Mengajarkan anak untuk menepati janji juga dapat meningkatkan kedisiplinan mereka. Perilaku ini bukan semata-mata untuk diajarkan, tetapi juga harus dibiasakan. Sebagai orangtua, Anda berperan penting untuk mengawasi janji mereka, misalnya jika anak berjanji untuk mengerjakan PR setelah menonton TV, maka Anda harus mengingatkan kembali janji yang mereka buat, sehingga mereka benar-benar mengerjakan PR.
8. Membuat Kesepakatan
Membuat kesepakatan artinya Anda memberi aturan lalu terdapat konsekuensinya. Konsekuensi bukan untuk menghukum anak, tetapi menyadarkan mereka agar tidak melakukan kesalahan yang sama. Libatkan anak dalam membuat kesepakatan agar mereka tidak merasa keberatan. Misalnya, jika anak tidak mengerjakan tugas dengan tepat waktu atau bermalas-malasan, Anda bisa memberikan konsekuensinya berupa tidak diberikan uang jajan atau waktu bermainnya dikurangi.
Apabila aturan dan konsekuensi yang dibuat logis, spesifik dan jelas serta sudah disepakati bersama, maka anak akan belajar lebih disiplin dalam mengatur waktu dan tindakannya.
9. Konsisten
Konsisten dalam hal ini berarti orangtua harus tegas dalam membedakan perilaku yang dibolehkan dan tidak dibolehkan, artinya aturan yang sudah dibuat harus ditetapkan dan berlaku seterusnya. Bukan kadang boleh dan kadang tidak boleh, karena ketidakkonsistenan seperti itu membuat anak menjadi bingung. Aturan dan konsekuensi yang telah dibuat harus dilakukan dengan konsisten dan secara terus-menerus, sehingga anak bisa memahami perilaku yang diharapkan orangtua.
10. Hadiahi Perilaku Baik Anak
Seperti yang diketahui sebelumnya, jika anak bisa mengerjakan tugas dengan baik, Anda bisa memberikan hadiah kecil sebagai bentuk apresiasi atau penghargaan kepada mereka. Tanpa disadari hal tersebut membuat mereka bersemangat untuk disiplin dan bisa mengurangi perilaku buruk mereka.
Sesekali Anda juga bisa memberi pujian atas tindakan baik anak, hal tersebut sebagai bentuk perhatian untuk mereka. Dengan begitu, perlahan anak belajar mengetahui perbedaan perilaku baik dan perilaku buruk.
Itulah 10 strategi yang tepat untuk mengajarkan disiplin pada anak tanpa mengurangi rasa percaya diri mereka. Jika anak telah memiliki sikap disiplin, maka rasa tanggung jawab pada diri mereka akan tumbuh dengan sendirinya, mereka juga bisa menghargai waktu untuk digunakan sebaik mungkin. Mendisiplinkan anak sejak dini menciptakan karakter yang baik di masa depan.