Tips Menumbuhkan Empati bagi Siswa
Pernahkah Anda ikut merasa sedih ketika seseorang tertimpa musibah? Misalnya ketika saudara kita terkena bencana alam di sebuah kota. Walaupun kita tidak mengalami musibah tersebut, kita bisa merasakan kesedihan para korban dengan melihat liputannya di layar kaca. Itu artinya, kalian memiliki kemampuan berempati.
Empati merupakan kemampuan untuk memahami perasaan orang lain dan melihat masalah dari sudut pandang orang tersebut. Empati termasuk kecerdasan emosional yang dimiliki seseorang untuk mampu menerima, menilai, mengelola dan mengontrol emosi dirinya, orang lain, dan orang yang ada di sekitarnya.
Empati berasal dari kata “empatheia” dari bahasa Yunani kuno yang berarti “ikut merasakan”. Dalam bukunya yang berjudul “Kamus Lengkap Psikologi”, Chaplin (2009) mengartikan empati sebagai kemampuan memproyeksikan perasaan diri kita pada suatu kejadian, satu objek alamiah atau karya estetis, realisasi, dan pengertian terhadap kebutuhan dan penderitaan pribadi lain.
Walaupun terdengar mirip, empati dan simpati memiliki makna dan konsep yang berbeda. Simpati adalah perasaan peduli yang dimiliki seseorang terhadap orang lain, perasaan tersebut membawa mereka pada suatu keinginan bahwa orang tersebut bisa hidup lebih bahagia.
Sedangkan, empati memiliki konsep dan makna yang lebih dalam dari simpati. Empati adalah perasaan di mana seseorang dapat merasa terlibat secara langsung atau ikut merasakan kesedihan yang dialami orang lain.
Mengapa Seseorang Perlu Memiliki Empati?
Dengan memiliki sikap empati, seseorang dapat mendengarkan pembicaraan orang lain dengan lebih baik. Selain itu, dengan sikap empati seseorang dapat melihat sudut pandang orang lain, yang mana dapat menimbulkan toleransi di sekitarnya.
Tidak hanya itu saja, dengan adanya sikap empati ini seseorang dapat lebih peka terhadap perasaan orang lain. Seseorang akan mudah merasakan perasaan orang lain hanya dengan melihat perubahan ekspresi, nada bicara, dan bahasa tubuh.
Dalam kegiatan sehari-hari, empati dapat membantu kita untuk memahami perasaan orang lain, dengan begitu kita dapat memberi respon yang sesuai. Selain itu, empati juga dapat membantu kita untuk menolong orang lain yang merasa kesulitan. Hal ini tentunya baik untuk kita dan lingkungan sekitar, karena rasa peduli yang besar, kita dan orang-orang yang ada di sekitar akan saling tolong menolong.
Penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat bagian otak yang bertugas untuk mengatur empati sangat adaptif pada berbagai jenis situasi yang kita temukan. Terkadang kita membutuhkan rasa empati, tetapi di lain waktu mungkin yang kita perlukan adalah mematikan rasa empati untuk melindungi diri dari orang lain maupun orang sekitar yang menyakiti kita.
Macam-macam Empati
Ada beberapa macam empati, berikut penjelasannya:
- Empati Kognitif
Empati kognitif merupakan kemampuan untuk memahami kondisi mental seseorang, serta kemampuan untuk merespon sesuatu yang terjadi. Empati kognitif biasanya terjadi di dalam pikiran kita.
- Empati Afektif
Empati afektif merupakan kemampuan untuk memahami emosi yang dimiliki orang lain. Kemampuan ini nantinya akan membawa kita untuk memberi respon yang tepat. Dengan adanya empati afektif ini, kita dapat membantu seseorang, dan belajar untuk tidak merasa sendirian.
- Empati Somatis
Empati somatif merupakan kemampuan untuk memahami seseorang. Dengan adanya empati somatif ini kita dapat ikut merasakan reaksi secara fisik. Misalnya, ketika orang lain sedang merasa tegang, maka kita dapat berempati dan ikut merasa tegang sama seperti orang tersebut, seperti merasakan jantung berdebar kencang.
Empati Itu Dilatih, Bukan Diturunkan secara Genetik
Satu hal yang perlu diketahui dari empati yaitu kemampuan ini dapat tumbuh karena dilatih, bukan diturunkan secara genetik. Tim dari Universitas Cambrige melakukan kerja sama dengan perusahan genetika 23andMe untuk meminta 46.000 orang melengkapi kuisioner dan mengambil sampel DNA mereka untuk mengukur tingkat empati yang dikenal dengan Empathy quotient (EQ).
Lalu mereka membandingkan data genetik dengan skor EQ untuk menentukan pengaruh gen dengan tumbuhnya empati pada seseorang. Berdasarkan studi tersebut, hanya 10 persen variasi gen yang terkait dengan welas asih dan pemahaman soal akan kondisi emosional seseorang.
Itu artinya, tumbuhnya rasa empati pada seseorang adalah hasil bentukan yang berdasarkan pada faktor sosial, seperti pola asuh dan lingkungan.
Tips Menumbuhkan Empati Bagi Siswa
Menumbuhkan empati perlu dilatih sedini mungkin agar memori tersebut terekam di otak anak dan bisa mereka terapkan hingga dewasa. Langkah tersebut bisa dicoba saat anak masih menjadi siswa di bangku sekolah dasar. Berikut tips menumbuhkan empati bagi siswa:
1. Jalin Pertemanan dengan Siswa Lain
Anda dapat menumbuhkan empati bagi siswa melaui jalinan pertemanan antar siswa. Ajarkan mereka untuk berteman dengan latar belakang yang beragam, baik dari segi etnis, agama, politik.
Dengarkan keseharian mereka dan hal-hal yang mereka ceritakan. Latar belakang yang beragam akan memberikan perspektif yang beragam pula. Perlu diingat, manusia memiliki watak dan sifat yang berbeda-beda. Perhatikan hal-hal apa saja yang membuat teman-teman bahagia, sedih, dan kecewa.
2. Latih Rasa Ingin Tahu yang Tinggi
Tips kedua untuk menumbuhkan empati siswa yaitu melatih rasa ingin tahu mereka. Saat anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, ia akan mencoba mencari jawaban dari pertanyaan yang ada di dalam kepalanya. Saat itu terjadi, pastikan guru tidak menyediakan jawabannya secara praktis atau cuma-cuma, ya.
Siswa itu sendiri lah yang perlu menyelesaikan rasa ingin tahunya. Jika ia terbiasa disuapi dengan informasi-informasi yang ingin ia ketahui tanpa berusaha terlebih dahulu, maka ia akan menjadi seseorang yang tidak mandiri dan penuh ketergantungan kepada orang lain.
Misalnya, siswa A melihat teman sebangkunya yaitu B menangis. Ketika A penasaran alasan B menangis, A akan menanyakan alasannya. Setelah ditanya, ternyata kucing kesayangan B itu baru saja tiada dan B merasa sangat sedih.
Di sini, empati siswa A akan terbentuk karena ia menyadari bahwa kehilangan hewan peliharaan kesayangan sangatlah menyedihkan. Walaupun A belum pernah mengalaminya, ia ikut merasakan kesedihannya melalui temannya yang menangis yaitu B.
Dari kejadian ini, siswa akan belajar bagaimana jika ia ada di posisi temannya yang sedang sangat sedih.
3. Banyak Membaca Buku
Banyak orang berkata bahwa buku adalah jendela ilmu. Dengan membaca buku, Anda akan menemukan wawasan baru yang belum pernah diketahui sebelumnya. Tapi tahukah Anda? Membaca buku juga merupakan tips yang bisa diterapkan untuk menumbuhkan empati siswa.
Tidak hanya genre tertentu saja, berbagai macam bentuk bacaan bisa menjadi media pelatihannya. Sebaiknya guru memberikan tugas kepada siswa berupa resensi buku. Resensi buku yaitu ulasan singkat dari sebuah buku yang dibaca.
Hasi resensi buku yang dibuat siswa kemudian dipresentasikan di depan kelas. Melalui tugas ini, siswa dapat merasakan emosi dari setiap tokoh yang ada di buku tersebut.
Siswa akan memahami alur hidup para tokoh yang mungkin saja memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Dengan demikian, empati siswa dapat meningkat secara perlahan. Selain itu, membaca buku juga dapat meningkatkan kecerdasan emosional siswa lho. Jadi, ada banyak kebaikan yang akan anda dapatkan dengan membaca buku.
Demikian artikel mengenai tips menumbuhkan empati bagi siswa. Semoga bermanfaat!