Tips Mengaitkan Materi Pembelajaran yang Abstrak dengan Kondisi Nyata

Untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia, guru harus memiliki wawasan yang luas mengenai kegiatan belajar mengajar supaya mereka bisa melaksanakan tugasnya secara profesional dan maksimal dalam mengajar. Selain itu, guru juga harus mengetahui gambaran yang menyeluruh mengenai bagaimana proses kegiatan belajar itu akan terjadi, serta beberapa langkah yang diperlukan sampai tugas-tugas yang sudah dibuat bisa dilaksanakan dengan baik.

Salah satu wawasan yang harus dimiliki guru yaitu kemampuan untuk mengaitkan materi belajar dengan kondisi nyata. Adapun beberapa tips mengaitkan materi pembelajaran dengan kondisi nyata yang bisa Anda dapatkan pada artikel ini.

Dalam melaksanakan proses kegiatan belajar, guru harus memiliki sebuah strategi yang digunakan sebagai pedoman dalam bertindak. Dengan strategi yang sudah disusun dengan baik, setiap guru akan lebih mudah dalam melaksanakan proses kegiatan belajar. Sebaliknya, jika guru tidak melaksanakan kegiatan belajar tanpa menyusun strategi, maka proses kegiatan belajar tersebut akan menyebabkan terjadinya penyimpangan serta menimbulkan beberapa hal yang tidak diinginkan, misalnya tidak tercapainya tujuan belajar.

Kegiatan pembelajaran yang mengaitkan materi pembelajaran dengan kondisi nyata bisa diartikan sebagai pembelajaran kontekstual. Adapun pengertian dari pembelajaran kontekstual yaitu pembelajaran yang menekankan materi pembelajaran yang dipelajari siswa memiliki hubungan dengan situasi kehidupan nyata. Dengan demikian, siswa akan termotivasi untuk menerapkan materi pembelajaran yang sudah dipelajari ke dalam kehidupan nyata.

Dalam hal ini, pembelajaran kontekstual akan melibatkan siswa secara penuh ke dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran kontekstual, belajar bukanlah sekadar mendengar guru mengajar dan mencatat apa saja materi yang sudah dipelajari, tetapi pada pembelajaran ini belajar bagi siswa yaitu suatu proses untuk memahami materi secara langsung. Melalui proses yang dilakukan siswa, wawasan yang mereka dapatkan lebih utuh, serta kemampuan yang didapatkan siswa tidak hanya berkembang dalam aspek kognitif saja, tetapi juga dapat mengembangkan aspek afektif dan aspek psikomotorik siswa.

Konsep yang Harus Dipahami Siswa dalam Pembelajaran Kontekstual

Adapun tiga hal yang harus dipahami dalam pembelajaran kontekstual, antara lain:

  1. Pembelajaran kontekstual menekankan siswa kepada proses untuk menemukan materi. Dengan demikian, siswa tidak hanya akan menerima pelajaran saja, tetapi siswa juga akan mengalami proses mencari dan menemukan sendiri materi yang sedang dipelajari. Oleh karena itu, pengetahuan yang didapatkan siswa bisa lebih luas dan lebih dalam.
  2. Pembelajaran kontekstual dapat mendorong siswa untuk menemukan hubungan yang terjalin antara materi yang sedang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata. Berdasarkan penjelasan ini, dapat disimpulkan bahwa siswa akan dituntut untuk dapat memahami hubungan materi dengan situasi kehidupan yang terjadi di sekitarnya. Selain itu, pembelajaran ini juga dapat meningkatkan kepekaan siswa terhadap lingkungan sekitarnya.
  3. Pembelajaran kontekstual dapat mendorong siswa untuk menerapkan materi yang sudah dipelajarinya ke dalam kehidupan nyata. Dengan penjelasan tersebut dapat dipastikan bahwa siswa tidak hanya memahami materi yang sedang dipelajarinya saja, tetapi juga memahami tentang bagaimana materi pembelajaran itu dapat berfungsi dan dapat digunakan dalam kehidupan nyata.

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat diketahui bahwa pembelajaran kontekstual tidak hanya menekankan siswa untuk belajar, menghafal materi pembelajaran saja, tetapi siswa juga diajak dan dituntut untuk bisa memahami proses untuk merekonstruksi pengetahuan yang mereka miliki sesuai dengan pengalaman yang didapatkan.

Maka dari itu, semakin banyak pengalaman yang siswa miliki, maka semakin banyak pula pengetahuan yang mereka dapatkan. Dalam hal ini, belajar bukan hanya sekadar memperoleh ilmu pengetahuan saja, tetapi belajar bisa didefinisikan sebagai pengalaman hidup siswa untuk mengubah pola berpikir, perilaku, dan kemampuan mereka dalam memecahkan suatu permasalahan.

7 Board Games Edukasi yang Untuk Pengajaran Tatap Muka
Board games adalah suatu jenis permainan di mana dalam penerapannya melibatkan bidak yang akan ditempatkan pada permukaan atau papan yang sudah ditandai sebelumnya

Tips Mengaitkan Materi Pembelajaran yang Abstrak dengan Kondisi Nyata

Adapun beberapa tips mengaitkan materi pembelajaran dengan kondisi nyata yang bisa Anda terapkan dalam proses kegiatan belajar. Berikut penjelasannya.

1. Membuat Kelompok Belajar

Dengan membuat kelompok belajar, siswa akan belajar untuk saling bekerjasama menyelesaikan permasalahan yang Anda beri. Kerjasama yang terjalin antar siswa akan membentuk pola pikir yang bijak, mandiri, dan kritis. Misalnya tentang bagaimana suatu materi pembelajaran tersebut ada di dalam kehidupan nyata maupun bagaimana cara mengatasi permasalahan tersebut jika terjadi di lingkungan sekitar mereka.

Berdasarkan kondisi tersebut, kelompok belajar yang dibentuk guru dapat membantu siswa untuk berpikir kritis untuk menyelesaikan masalah tersebut. Selain itu, kerjasama yang terjalin antar siswa dapat mempermudah siswa dalam menemukan pengalaman baru.

2. Menciptakan Kelas yang Interaktif

Kelas yang aktif dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan. Biasanya siswa cenderung mudah merasa bosan dengan kegiatan belajar. Oleh karena itu, Anda harus memiliki ide mengenai cara untuk meminimalisir supaya siswa tidak mudah merasa bosan, salah satu caranya yaitu dengan menciptakan kelas belajar yang interaktif. Kelas yang interaktif terdiri dari siswa yang aktif dan memiliki motivasi belajar yang tinggi.

3. Menggunakan Sumber/Media Belajar

Selain itu, Anda juga dapat memanfaatkan sumber belajar atau media belajar dalam proses kegiatan belajar Anda. Sumber/media belajar yang bisa Anda gunakan misalnya seperti video pembelajaran yang berkaitan dengan materi pembelajaran abstrak dengan kondisi nyata. Misalnya seperti saat ini, Anda bisa memanfaatkan situasi pandemi Covid-19 dalam pembelajaran Sains yang menyangkut tentang kebersihan diri dan lingkungan sekitar.

4. Menggunakan Project Based Learning

Pembelajaran kontekstual akan memberikan hasil yang maksimal jika model pembelajaran yang digunakan guru tepat. Salah satu model pembelajaran yang bisa Anda gunakan yaitu Project Based Learning. Model PBL ini menuntut siswa untuk melaksanakan atau membuat proyek dalam kegiatan belajarnya.

Dengan proyek yang mereka buat, mereka bisa mendapatkan pengalaman, wawasan baru, dan juga bisa memahami keadaan lingkungan sekitar. Oleh karena itu, dalam pembuatan proyek Anda harus melakukan riset kecil terlebih dulu, apakah proyek tersebut bisa melibatkan kehidupan nyata/menggunakan lingkungan sekitar sebagai alat dan bahan dalam pembuatan proyek.

Indikator Keberhasilan Guru dalam Mengajar
Indikator keberhasilan dalam mengajar cukup beragam mulai dari bagaimana guru merancang kegiatan pembelajaran, berinteraksi dengan siswa dan analisis tingkah laku.

5. Melakukan Refleksi

Setelah siswa melakukan kegiatan belajar dan menciptakan beberapa hal baru, maka ada baiknya Anda melakukan refleksi di akhir kegiatan belajar. Dengan refleksi tersebut, siswa bisa lebih memahami apa yang telah mereka dapatkan. Pada kesempatan ini, Anda bisa sembari memberikan evaluasi kepada siswa mengenai pengetahuan yang mereka dapatkan, penilaian, dan apa yang harus mereka pelajari di esok hari.

Dalam melakukan pembelajaran kontekstual, Anda tidak hanya akan mendapatkan kemampuan untuk memahami suatu konsep saja, tetapi setiap siswa Anda juga akan mendapatkan pengalaman langsung dalam kehidupan nyata. Berdasarkan beberapa tips mengaitkan materi pembelajaran dengan kondisi nyata yang Anda lihat di atas, dapat disimpulkan bahwa kelas belajar bukanlah hanya sekadar tempat bagi siswa untuk mencatat ataupun menerima informasi yang telah guru berikan, tetapi kelas adalah tempat yang berfungsi untuk membelajarkan siswa.

Pada kesempatan ini, Anda akan membentuk kegiatan pembelajaran yang lebih menekankan aktivitas siswa dalam menemukan materi pembelajaran, bukan hanya sekadar menerima materi kemudian menyelesaikan permasalahannya saja.