Tips Menanamkan Nilai Gotong Royong Global di Sekolah
Gotong royong menjadi salah satu ciri khas bangsa Indonesia. Gotong royong adalah wujud implementasi dari sila ketiga Pancasila, yaitu "Persatuan Indonesia". Bagaimana keberadaan sifat gotong royong di era global ini? Tentunya tetap harus dijunjung tinggi dan dilestarikan.
Bagi para pelajar, gotong royong menjadi salah satu karakter yang harus dimiliki. Sejak pemerintah membuat Profil Pelajar Pancasila yang memuat gotong royong sebagai salah satu karakteristiknya, sekolah menjadi makin semangat untuk menanamkan nilai gotong royong di sekolah.
Tentunya seiring dengan perkembangan zaman globalisasi seperti ini, nilai-nilai gotong royong juga perlu mengikuti perkembangan. Kini, nilai gotong royong tak hanya untuk kehidupan berbangsa saja, tetapi juga menjadi bagian dari kehidupan global.
Pelajar sebagai penerus bangsa dan menjadi bagian dari warga global wajib memiliki nilai gotong royong yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Artikel ini selanjutnya akan membahas tentang tip menanamkan nilai gotong royong di sekolah.
Pengertian Gotong Royong
Sebenarnya, apa sih pengertian dari gotong royong itu? Mengapa nilai-nilai gotong royong begitu melekat di kehidupan bangsa Indonesia ini, bahkan jauh sebelum lahirnya Pancasila?
Berdasarkan asal katanya, gotong royong berasal dari kata gotong yang artinya 'bekerja' dan royong yang artinya 'bersama'. Jadi, bisa dikatakan jika gotong royong adalah bekerja bersama. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gotong royong diartikan sebagai 'bekerja bersama-sama'. Gotong royong juga dapat diartikan pula sebagai 'tolong-menolong' atau 'bantu-membantu' antara anggota dalam suatu komunitas atau masyarakat.
Berikutnya, menurut antropolog Koentjaraningrat, gotong royong didefinisikan sebagai bentuk kerja sama. Seseorang dikatakan beriman apabila dirinya telah mencintai saudaranya sama seperti ia mencintai dirinya sendiri.
Secara sosiologis, gotong royong diartikan sebagai adat istiadat tolong-menolong. Kegiatan ini terjadi di antara orang-orang pada berbagai macam lapangan kegiatan sosial. Gotong royong dapat terjadi menurut hubungan kekerabatan maupun pertentangan yang bersifat praktis dan efisien.
Tujuan Gotong Royong
Gotong royong memiliki beberapa tujuan. Berikut ini adalah beberapa tujuannya.
· Bagian dari fitrah manusia sebagai makhluk sosial.
· Membuat pekerjaan menjadi lebih ringan.
· Memupuk rasa kebersamaan.
· Meningkatkan kekompakan.
· Mempererat rasa persatuan dan kesatuan.
· Membuat pekerjaan lebih efektif dan efisien.
Manfaat Gotong Royong
Kenapa kita perlu menerapkan nilai-nilai gotong royong dalam kehidupan sehari-hari? Alasannya, tentu karena banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dengan menerapkan nilai gotong royong ini. Beberapa manfaatnya adalah sebagai berikut.
· Terciptanya kehidupan bersama yang saling tolong menolong.
· Implementasi sila ketiga Pancasila.
· Terciptanya lingkungan yang harmonis.
· Mempererat tali persaudaraan.
· Meningkatkan produktivitas kerja.
Karakteristik Gotong Royong
Nilai gotong royong ini mempunyai karakteristik tertentu, di antaranya adalah sebagai berikut.
· Merupakan nilai dasar unggulan bangsa Indonesia yang tidak dimiliki oleh bangsa lain.
· Memuat rasa peduli yang tinggi.
· Merupakan nilai kemanusiaan yang tinggi.
· Adanya sikap tolong-menolong.
· Adanya kesukarelaan.
Tantangan Gotong Royong di Era Global
Meskipun nilai gotong royong sudah menjadi nilai-nilai dasar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sejak dulu, kini nilai gotong royong mulai memudar. Ada banyak tantangan yang dihadapi dalam merawat nilai gotong royong di era global seperti ini.
Pertama, industrialisasi menjadi tantangan dalam merawat nilai gotong royong ini. Industrialisasi membuat perubahan sikap manusia. Masyarakat industrialis lebih cenderung bersikap individualis. Ini membuat nilai gotong royong semakin memudar.
Kedua, perkembangan teknologi juga turut andil dalam memudarnya nilai gotong royong ini. Mengapa? Alasannya, teknologi mampu memudahkan pekerjaan manusia hingga manusia tidak membutuhkan bantuan manusia lainnya. Contohnya, traktor membuat sawah cukup dibajak oleh satu orang saja. Tak seperti dulu, banyak petani saling bekerja sama membajak sawah bersama-sama.
Ketiga, adanya westernisasi atau pembaratan. Globalisasi tidak hanya membawa perubahan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi saja, tetapi juga memasukkan nilai-nilai barat. Adanya westernisasi atau pembaratan membuat banyak orang Indonesia mengikuti gaya hidup barat yang memang tidak memiliki nilai gotong royong.
Keempat, pandemi. Tidak dipungkiri bahwa adanya pandemi COVID-19 yang terjadi sejak tahun 2020 lalu turut menggerus nilai gotong royong di Indonesia. Pandemi membuat kita harus mematuhi protokol kesehatan, salah satunya adalah menjaga jarak. Hal tersebut membuat masyarakat sulit berinteraksi secara langsung. Dengan demikian, mereka sulit menerapkan nilai gotong royong lagi.
Tips Menanamkan Nilai Gotong Royong Global di Sekolah
Meski ada banyak tantangan, tentu kita tidak boleh menyerah. Nilai gotong royong harus tetap dilestarikan. Jangan sampai, nilai gotong royong yang merupakan nilai luhur bangsa Indonesia jadi hilang tergerus oleh zaman.
Menanamkan nilai gotong royong harus dilakukan mulai dari sekolah. Mengapa? Alasannya, sekolah adalah tempat dalam mencetak generasi penerus bangsa. Lebih-lebih, saat ini Kemendikbud Ristek (Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi) memiliki program Profil Pelajar Pancasila yang memiliki salah satu karakteristik berupa nilai gotong royong.
Tentunya saat ini nilai gotong royong yang diajarkan tidak hanya bersifat nasional saja, melainkan juga bersifat global. Pasalnya, pelajar saat ini juga merupakan salah satu bagian dari warga global.
Lalu, bagaimana cara menanamkan nilai gotong royong global di sekolah? Berikut adalah tip menanamkan nilai gotong royong global di sekolah.
1. Membangkitkan kesadaran kepada semua pelajar bahwa nilai gotong royong itu sangat penting dan bermanfaat untuk terus dilestarikan. Dengan adanya kesadaran ini, pelajar akan dengan senang hati melakukan nilai gotong royong.
2. Meningkatkan motivasi dalam menumbuhkan nilai gotong royong di kalangan pelajar.
3. Memperbanyak kegiatan bersama. Dengan melakukan kegiatan bersama-sama, nilai gotong royong dapat terasah.
4. Menumbuhkan empati sosial. Jika setiap pelajar memiliki nilai empati sosial yang tinggi, mereka akan mudah mengasah nilai gotong royong.
5. Menanamkan nilai gotong royong gobal di sekolah dapat dilakukan dengan membuat beragam kegiatan sekolah yang membutuhkan nilai gotong royong. Beberapa contohnya adalah membuat jadwal piket harian, membuat proyek kelompok, atau banyak memberikan tugas kelompok. Dengan begitu, pelajar akan sering melakukan nilai gotong royong.
6. Menumbuhkan rasa peduli sesama pelajar. Rasa peduli inilah yang akan mendorong pelajar untuk saling membantu dan bekerja sama. Kepedulian ini merupakan bagian dari nilai gotong royong.
7. Mengajak pelajar banyak melakukan kegiatan sosial bersama. Kegiatan sosial bersama ini menjadi salah satu cara ampuh dalam menanamkan nilai gotong royong di kalangan pelajar.
8. Memberi keteladanan. Agar pelajar mau bergotong royong, guru harus memberikan teladan. Jika guru-guru memiliki nilai gotong royong, pelajar pun akan mengikutinya. Pelajar cenderung lebih mudah meniru hal yang dilihatnya. Apabila semua guru menunjukkan nilai gotong royong, pelajarnya pun dapat terinspirasi untuk memiliki nilai gotong royong tersebut.
Demikian artikel tentang tips menanamkan nilai gotong royong global di sekolah. Semoga artikel ini bisa membantu Anda dalam menanamkan nilai gotong royong global di sekolah.