Tips Membatasi Screen Time untuk Anak

Saat para orang tua masih menjadi anak-anak, kira-kira kegiatan apa yang biasa dilakukan untuk mengisi waktu luang? Rata-rata pasti akan menjawab bermain bersama teman. Permainan yang dilakukan pun beraneka ragam, antara lain petak umpet, gobak sodor, kelereng, congklak, dan lompat tali. Jika sedang penat, Anda mungkin akan mampir ke pinggir sungai atau duduk di tepi sawah sambil memandang matahari terbenam.

Sayangnya, hal-hal tersebut belum tentu bisa dirasakan oleh anak-anak kita di generasi berikutnya. Alam yang makin tergerus akibat pembangunan dan pola hidup masyarakat yang makin modern membuat manusia memiliki ketergantungan dengan teknologi masa kini. Perlu diakui, dari segi positif teknologi memang sangat membantu kehidupan manusia, tapi terkadang ia bisa membawa pengaruh negatif jika digunakan secara berlebihan.

Untuk mencegah pengaruh negatif dari penggunaan teknologi secara berlebihan, kita harus menerapkan batas screen time. Apa itu screen time?

Penjelasan tentang Screen Time

Screen time merupakan istilah atau sebutan untuk menggambarkan seberapa banyak seseorang menghabiskan waktu untuk menatap layar sebuah benda elektronik. Benda elektronik tersebut berupa ponsel, komputer/laptop, televisi, , dan tablet.

Lalu, apa hubungannya antara membuat batasan screen time dengan mencegah penggunaan teknologi secara berlebihan? Dengan menerapkan batas screen time, kita memiliki waktu yang terbatas untuk berinteraksi dengan gawai pintar, sehingga penggunaannya hanya dimaksimalkan untuk hal-hal yang penting saja.

Batasan screen time ini perlu diterapkan untuk seluruh kalangan masyarakat, terutama bagi anak-anak. Di masa emasnya, anak-anak lebih membutuhkan kegiatan di dunia nyata agar kemampuan kognitif, sensorik, motorik, bahasa, serta kemampuan bersosialisasinya lebih berkembang.

10 Keterampilan ‘Jadul’ yang Patut Dikuasai Anak Zaman Now
Ada beberapa keterampilan atau kebiasaan yang sering dilakukan anak zaman dulu, yang memiliki manfaat baik. Tidak ada salahnya jika Anak zaman now melakukan atau memiliki keterampilan jadul.

Dampak Negatif Screen Time untuk Anak

Jika batasan screen time ini tidak diterapkan kepada anak maka anak dapat terkena efek negatif dari screen time yang berlebihan. Efek yang ditimbulkan sebagai berikut:

1. Mengganggu Kesehatan Tubuh Anak

Penggunaan alat elektronik yang berlebihan pada anak dapat menimbulkan berbagai dampak serius bagi kesehatan tubuh mereka. Dampak negatif yang paling sering kita temui. yaitu gangguan penglihatan. Anak yang terlalu sering menatap layar umumnya mengalami kondisi gangguan refraksi pada mata sehingga mata tidak bisa bekerja secara optimal, atau biasa kita kenal dengan mata minus, plus, hingga, silinder.

Sekarang, mudah sekali menemukan anak-anak yang masih belia tapi sudah memakai kacamata untuk membantu mereka melihat dengan jelas akibat maraknya penggunaan gawai pintar secara berlebihan.

Gangguan kesehatan berikutnya, yaitu obesitas. Screen time pada anak usia 6-12 tahun yang dilakukan secara berlebihan telah menjadi salah satu penyebab dari menurunnya aktivitas fisik anak. Ketika aktivitas fisik anak menurun maka penggunaan energi yang ada dalam tubuh mereka pun ikut menurun. Akhirnya, lemak yang menumpuk berlebihan mengakibatkan obesitas (berat badan berlebihan).

Kasus obesitas di Indonesia memang nyata adanya, hal ini berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 yang dilaksanakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes) Kementerian Kesehatan RI, lho. Dalam riset tersebut ditemukan 9,2% anak usia 6-12 tahun mengalami obesitas karena aktivitas screen time berlebihan.

2. Mengganggu Perkembangan Mental Anak

Selain mengganggu kesehatan jasmani, penggunaan screen time yang berlebihan juga dapat mengganggu perkembangan psikologis anak. Penelitian yang dilakukan ilmuwan-ilmuwan asal Washington, Amerika Serikat, menyatakan bahwa peluang mental anak untuk terganggu makin besar ketika durasi screen time mereka makin tinggi dan tidak terkendali.

Penelitian tersebut merangkum beberapa jenis gangguan mental yang dialami oleh anak secara keseluruhan akibat screen time berlebih, yaitu kecemasan, depresi, hiperaktivitas, dan gangguan perilaku sehari-hari.

Mengapa ini bisa terjadi?

Christine Dearmont dalam laman Mental Health America menuliskan, gelombang cahaya pada gawai memancarkan sinar biru yang memengaruhi kinerja saraf pada otak. Sinar biru tersebut dapat memicu pelepasan kortisol, di mana kortisol itu sendiri merupakan hormon pemicu stres yang ada di dalam tubuh.

Jika pelepasan kortisol terjadi secara berlebihan maka suasana hati seseorang akan mudah terganggu seperti mudah marah atau sedih.

Tips Membatasi Screen Time untuk Anak

1. Beri Batasan Umur dan Penyesuaian Waktu Bagi Anak untuk Mengakses Gadget

Perlu kita akui, gawai pintar atau gadget membantu manusia dalam berbagai lini kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Oleh karena itu, menghilangkan keberadaan gadget secara penuh pada anak tentu bukan pilihan yang bijak. Opsi yang bisa dilakukan, yaitu memberi batasan umur dan penyesuaian waktu anak untuk mengakses gadget.

World Health Organization (WHO) telah merilis anjuran pembatasan screen time untuk bayi dan balita dari hasil Kongres Eropa di Glasgow tahun 2019. Panduannya adalah sebagai berikut:

Panduan untuk Bayi (0-1 tahun)

·  Bayi dilarang keras memiliki waktu screen time, baik itu menatap TV, ponsel, laptop atau komputer

·  Bayi usia 0-6 bulan dianjurkan untuk aktif bergerak beberapa kali dalam sehari. Orang tua dapat mengajak anak bermain sambil tengkurap atau biasa disebut tummy time selama 2-10 menit. Jika usia bayi sudah bertambah maka durasi tummy time perlu ditambah lagi.

Panduan untuk Batita (1-2 Tahun)

·  Anak usia 1 tahun dilarang memiliki screen time, sedangkan anak usia 2 tahun boleh memiliki screen time kurang dari 1 jam dalam satu hari.

·  Anak usia 1-2 tahun dianjurkan lebih banyak bergerak melakukan aktivitas fisik sedikitnya 3 jam per hari atau 180 menit.

Panduan untuk Balita (3-4 Tahun)

·  Anak usia 3-4 tahun memiliki batas maksimal screentime, yaitu 1 jam, namun lebih bagus lagi jika kurang dari 1 jam.

·  Anak usia balita dianjurkan untuk beraktivitas fisik selama 3 jam atau 180 menit per hari, termasuk 60 menit olahraga sedang di dalamnya, meliputi berlari, bersepeda, atau lompat tali.

2. Sibukkan Anak dengan Kegiatan di Dunia Nyata

Orang tua dapat memberitahukan pada anak bahwa ada banyak hal menarik di luar rumah. Hal menarik itu tidak akan ditemui hanya dengan duduk memegang gawai pintar di rumah. Ajaklah anak Anda untuk melakukan kegiatan produktif di luar rumah yang mampu meningkatkan keterampilan dan pengalamannya ketika waktu luang. Misalnya, bermain sepak bola, melukis di taman, wisata edukasi ke kebun binatang, dan berkebun di belakang rumah.

Pentingnya Kecerdasan Digital pada Anak
Kecerdasan dan keterampilan digital diperlukan untuk mengelola teknologi digital dengan baik dan bisa melahirkan inovasi atau terobosan baru.

3. Contohkan untuk Tidak Sibuk dengan Gawai Pintar

Anak-anak akan menjadikan lingkungan sekitarnya sebagai bahan pembelajaran, baik secara sadar maupun tidak. Dari proses tumbuh kembang anak sejak bayi hingga usia batita atau balita, lingkungan terdekatnya adalah keluarga. Oleh karena itu, mereka mempelajari dan menyerap semua yang dilakukan anggota keluarga, termasuk sikap dan perilaku.

Orang tua yang sibuk dengan gadget membuat anak tumbuh dengan pola pikir bahwa gadget adalah sesuatu yang sangat amat penting. Hal ini dikarenakan orang tua mereka bahkan tidak bisa melepaskan pandangan dari gadget hingga melupakan perkembangan anak yang pada usia emasnya perlu perhatian khusus. Tidak perlu heran jika suatu saat mereka akan melakukan hal yang sama kepada orang tuanya ketika dewasa, yaitu terlalu sibuk dengan gadget hingga lupa akan tanggung jawabnya mengurus orang tua.

Hal yang sangat fatal namun lumrah dilakukan adalah ketika orang tua di zaman sekarang dengan sengaja memberikan ponsel kepada anak. Harapan memudahkan mereka dalam pengasuhan karena anak tidak akan membuat keributan dan fokus dengan gawainya.

Mohon jangan ditiru, ya! Dengan melakukan hal tersebut, orang tua sama saja mendekatkan anak kepada efek negatif dari screen time yang tidak sesuai porsinya.

Demikian artikel mengenai tips membatasi screen time untuk anak. Ikuti blog.kejarcita.id untuk mendapatkan kumpulan artikel seputar pendidikan jarak jauh, usaha sosial, dan inovasi teknologi.