Strategi dalam Meningkatkan Kemampuan Berliterasi pada Murid
Literasi menjadi topik yang akhir-akhir ini makin sering dibicarakan, terutama di dunia pendidikan. Literasi menjadi salah satu kemampuan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Ketika Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim membuat kebijakan merdeka belajar, peran literasi di dunia pendidikan semakin penting.
Kebijakan merdeka belajar menjadi pedoman baru dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia. Kurikulum Merdeka, dipakai sebagai landasan pembelajaran di kelas. Kurikulum Merdeka ini berfokus pada kemampuan esensial, yaitu literasi dan numerasi. Selain itu, dalam Kurikulum Merdeka ada yang namanya AKM (Asesmen Kompetensi Minimum). AKM ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan dasar murid dalam bidang literasi dan numerasi. Inilah yang membuat kemampuan literasi itu sangat penting pada proses pendidikan saat ini.
Sayangnya, kemampuan literasi murid Indonesia terbilang rendah dibandingkan dengan kemampuan murid-murid lain yang ada di berbagai negara di dunia. Hal ini dibuktikan dengan skor PISA (Programe For International Student Assesment), peringkat literasi murid Indonesia masih berada di bawah. Menurut PISA yang digelar tiga tahun sekali, pada tahun 2018, kemampuan literasi murid Indonesia ada di posisi ke 72 dari 77 negara.
Tes PISA (Programme for International Student Assessment) adalah penilaian internasional tiga tahunan yang diselenggarakan oleh Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (Organization for Economic Cooperation and Development–OECD) untuk mengukur kemampuan anak-anak usia 15 tahun di bidang literasi, numerasi, dan sains.
Meskipun Indonesia bukan negara anggota OECD, tetapi turut berpartisipasi dalam tes PISA sejak tahun 2000. Kurang lebih ada 70 negara yang ikut berpartisipasi dalam tes PISA tiap kali diadakan. Setelah itu, hasilnya dijadikan salah satu sumber referensi untuk pembentukan kebijakan pendidikan di berbagai negara dan tolok ukur kemajuan pendidikan suatu negara.
Seharusnya, tes PISA akan diadakan pada tahun 2021, tetapi diundur di 2022 karena adanya pandemi COVID-19. Sejak berpartisipasi hingga kini, peringkat literasi Indonesia dalam PISA masih berada di peringkat bawah. Ini yang membuat Kemendikbudristek menetapkan literasi sebagai materi esensial dalam Kurikulum Merdeka. Pemerintah berharap, kebijakan ini bisa membuat peringkat literasi murid Indonesia meningkat di tes PISA tahun 2022 ini.
Sebenarnya, peningkatakan kemampuan literasi tak sekadar mengejar peringkat PISA saja. Namun, sejatinya kemampuan literasi itu punya banyak manfaat dalam proses pendidikan murid. Sebelum membahas apa saja manfaat kemampuan literasi dalam dunia pendidikan dan bagaimana strategi dalam meningkatkan kemampuan berliterasi siswa, kita bahas dulu apa itu kemampuan literasi.
Banyak orang mengartikan literasi itu berkaitan dengan kemampuan menulis dan membaca. Namun, sebenarnya kemampuan literasi itu berhubungan dengan banyak hal, tak hanya membaca dan menulis saja.
Kemmapuan literasi itu mencakup kemampuan untuk mendengar, berbicara, membaca, dan menulis dengan cara yang memungkinkan seseorang untuk bisa berkomunikasi secara efektif. Selain itu, literasi juga meliputi hal-hal yang berkaitan dengan kosa kata, ejaan, pemahaman, bunyi bahasa, sampai hubungan antara huruf dan suara.
Meningkatkan Kemampuan Berliterasi pada Murid
Dalam dunia pendidikan, kemampuan literasi ini sangat dibutuhkan. Murid akan mengalami kesulitan belajar jika kemampuan berliterasinya rendah. Murid dengan kemampuan literasi rendah tidak bisa menyerap, memahami, serta mengelola materi pelajaran yang telah didapatnya. Akibatnya, dia bisa ketinggalan pelajaran. Prestasi belajarnya pun rendah.
Bagaimana kemampuan berliterasi murid Indonesia secara nasional? Menurut data Indeks Aktivitas Literasi Membaca 34 Provinsi yang dikeluarkan Kemdikbudristek, ada 24 provinsi atau 71% masuk dalam kategori aktivitas literasi rendah. Data ini membuktikan bahwa murid sudah mampu membaca, namun tidak dapat memahami pesan dan konteks yang ada dalam teks. Selain itu, mereka juga masih kesulitan untuk menjawab pertanyaan berdasarkan informasi yang disajikan dalam bahan bacaan.
Hal ini tentu tidak bisa dibiarkan. Demi masa depan pembangunan sumber daya manusia Indonesia, perlu melakukan strategi yang tepat untuk meningkatkan kemampuan berliterasi pada murid. Berikut adalah beberapa strategi dalam meningkatkan kemampuan berliterasi murid.
1. Mendongeng
Strategi pertama yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan berliterasi pada murid adalah dengan mendongeng. Guru bisa memulai kelas dengan mendongengkan cerita yang ada di buku. Ini akan membuat murid-murid tertarik membaca buku.
2. Rutin Membaca
Ajak murid untuk rutin membaca. Sebagimana kebijakan Mendikbudristek, untuk memulai pelajaran dengan membaca buku nonpelajaran selama 10 menit. Jika murid rutin membaca, maka kemampuan berliterasinya akan meningkat.
3. Menyediakan Buku Bacaan yang Menarik
Sediakan buku bacaan yang menarik, baik dari segi konten maupun jenis buku. Sesuaikan dengan minat munik, tetapi tetap pantas untuk usianya. Buku bacaan yang menarik akan membuat murid senang membaca.
4. Membuat Review Buku yang Sudah Dibaca
Jangan lupa untuk mengajak murid membuat review buku yang sudah dibaca. Menulis review buku adalah kegiatan yang bisa mengasah kemampuan dasar berliterasi, yaitu membaca dan menulis.
5. Diskusikan Buku yang Sudah Dibaca
Tak hanya ditulis review-nya, guru juga bisa mengajak murid berdiskusi tentang buku yang sudah dibaca. Diskusi ini menjadi sarana bagi murid untuk mengasah kemampuan menceritakan kembali. Kemampuan ini juga penting dalam berliterasi.
6. Membuat Pojok Buku di Dalam Kelas
Buat pojok buku di dalam kelas. Hal ini bisa memudahkan murid untuk membaca tanpa harus pergi ke perpustakaan sekolah. Jika ada pojok buku di dalam kelas, murid bisa dengan mudah mengisi waktu istirahatnya dengan membaca buku di dalam kelas.
7. Membuat Pohon Literasi
Buatlah pohon literasi. Pohon literasi ini sebagai tempat mencatat siapa saja yang sudah membaca dan buku apa saja yang sudah dibaca. Membuat pohon literasi di dalam kelas bisa memacu keinginan murid untuk membaca.
8. Reward
Setelah tahu siapa saja yang paling banyak membaca buku di kelas, guru bisa memberikan reward atau penghargaan. Reward bisa memacu keinginan murid itu membaca. Mereka akan berlomba-lomba membaca buku. Ini menjadi cara tepat untuk meningkatkan kemampuan berliterasi murid. Banyak baca, jadi banyak tahu.
9. Keteladanan
Stretegi dalam meningkatkan kemampuan berliterasi murid yang terakhir adalah dengan keteladanan. Jika ingin murid memiliki kemampuan berliterasi yang baik, guru harus menjadi contoh. Guru harus memiliki kemampuan berliterasi dengan baik. Caranya, dengan rajin membaca dan sering menulis. Guru bisa menulis di blog untuk menceritakan isi buku-buku yang sudah dibaca. Ini menjadi contoh bagi para murid.
Kemampuan berliterasi itu snagat penting. Demi kemajuan bangsa Indonesia, murid-murid harus punya kemampuan berliterasi yang baik. Guru harus berusaha meningkatkan kemampuan berliterasi murid-muridnya.
Semikian artikel tentang strategi dalam meningkatkan kemampuan berliterasi pada murid. Semoga artikel ini bisa membantu dalam meningkatkan kemampuan berliterasi pada murid-murid Anda. Mari tetap semangat menebar virus literasi demi kemajuan bangsa!