Sarana dan Prasarana yang Harus Disiapkan untuk KBM Campuran
Pembelajaran daring merupakan solusi cemerlang di era pandemi ini. Namun, seperti yang sudah kita ketahui bahwa pembelajaran daring sepenuhnya dinilai kurang efisien. Problem yang muncul ialah dari orang tua sebagai pendamping peserta didik, dari tenaga pengajar, dari siswa itu sendiri, dan kendala teknologi (misalnya: internet yang kurang stabil, gadget kurang memadai). Maka dari itu, banyak sekolah yang menerapkan Blended Learning atau Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Campuran.
KBM Campuran di sini diartikan sebagai proses belajar mengajar yang mengombinasikan e-learning dan tatap muka. Penerapannya sangat perlu pertimbangan dan aturan yang matang guna mencegah penularan virus Covid-19. Lalu, bentuk sarana dan prasarana apa saja yang dapat mendukung proses KBM Campuran? Mari kita bahas di poin-poin selanjutnya!
1. Perencanaan Proses Belajar Mengajar
Sebelum mengibarkan KBM Campuran, tenaga/ satuan pengajar harus menyusun rencana belajar dengan jelas. Melakukan breakdown satu per satu dari RPP yang telah dibuat. Apa fungsinya? Untuk memberikan penjelasan yang mendetail bagi wali murid sebagai pendamping belajar saat melaksanakan sekolah daring. Mengingat tidak semua orang tua mudah memahami poin-poin singkat, mereka juga berasal dari berbagai latar belakang sosial, ekonomi, dan budaya.
Guru wajib mendistribusikan silabus kepada orang tua dan siswa dengan jarak waktu yang tidak terlalu dekat dengan kegiatan belajar. Silabus dapat memudahkan orang tua mengatur jadwal mana saatnya e-learning dan saat tatap muka. Terutama bagi orang tua yang memiliki lebih dari satu anak.
2. Mengenali Kendala yang Akan Dihadapi
Setelah menyusun RPP dan silabus, tenaga pengajar diharuskan dapat memprediksi kendala/hambatan apa yang akan terjadi. Mengenali kendala berguna dalam melakukan tindakan preventif agar dapat meminimalisir bahkan meniadakan hambatan tersebut.
Bagaimana cara mengenali kendala-kendala yang berpotensi mengacaukan rencana pembelajaran? Anda harus mengenali karakteristik peserta didik dan orang tuanya. Dengan mengenali karakteristik mereka, Anda akan mudah memprediksi apa yang akan terjadi dalam proses pembelajaran.
Misal saja salah satu peserta didik Anda memiliki latar belakang dari keluarga yang kurang mampu, orang tuanya memiliki riwayat pendidikan hanya sampai sekolah dasar, maka Anda dapat menyiapkan “bahasa” yang mudah dicerna bagi orang tua sebagai pendamping. Untuk mengenali karakteristik siswa, jangan lupa untuk melakukan pendekatan secara personal. Jadilah guru yang hangat dan disegani, secara tidak langsung ini membuat peserta didik memunculkan karakter asli mereka.
Anda juga harus mengetahui bahwa kendala teknis juga akan menjadi permasalahan tersendiri. Orang tua dan siswa yang tidak memahami penggunaan gadget, wilayah yang belum memperbolehkan sekolah tatap muka meski tidak setiap hari, dan kendala lainnya.
3. Gadget yang Memadai
Tak hanya guru yang harus menyiapkan gadget yang proper dalam KBM Campuran. Orang tua siswa juga harus siap dengan gadget untuk proses belajar. Pembelajaran daring akan berjalan baik ketika tools yang digunakan berfungsi sebagaimana dibutuhkan. Pastikan kamera ponsel, speaker, dan seluruh fungsi smartphone tidak ada yang rusak. Gadget adalah senjata utama dalam pembelajaran di era pandemi. Tanpa gadget, guru, siswa, dan orang tua akan sulit dalam berkoordinasi dan melakukan proses belajar mengajar.
Untuk menunjang pelaksanaan belajar daring, jangan lupa isi kuota!
4. Grup Chat
Sarana selanjutnya yang harus disiapkan ialah grup chatting yang berisikan guru dan orang tua. Fungsi dari grup ini ialah mendistribusikan silabus, materi, dan berbagai bentuk koordinasi antara guru dan orang tua guna mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, bagi jenjang sekolah menengah juga harus memiliki grup khusus peserta didik dan guru. Fungsinya pendistribusian tugas maupun bahan ajar. Agar tetap kondusif, guru disarankan untuk memberikan SOP/aturan tertentu di dalam grup tersebut.
5. Prokes dan Pendukungnya
Pada KBM Campuran, siswa juga akan melaksanakan pembelajaran tatap muka meski tidak sesering sebelum pandemi. Dalam kondisi yang belum menunjukkan perbaikan signifikan soal penyebaran virus corona, patutnya orang tua wajib memberikan perlengkapan prokes bagi anak-anaknya yang sekolah tatap muka.
Apa saja perlengkapan prokes dan pendukung prokes yang harus digunakan dan dibawa oleh siswa di sekolah?
- Masker dan masker cadangan, pastikan penggunaan dan penyimpanannya sesuai
- Hand sanitizer
- Botol minum pribadi
- Face shield
Bagi tenaga pengajar juga patutnya sedemikian rupa demi menjaga satu sama lain. Tak hanya itu, perlengkapan prokes yang wajib disediakan sekolah antara lain:
- Tempat cuci tangan, alangkah lebih baik jika menggunakan wastafel otomatis/ pijakan kaki agar mengurangi risiko terpaparnya virus Covid-19 pada handle wastafel.
- Pengukur suhu badan otomatis, agar pihak sekolah mengetahui kondisi siswa patut mengikuti pembelajaran tatap muka atau tidak.
- Bangku yang lebih berjarak, sesuai protokol kesehatan. Selain mencegah penyebaran virus Covid-19, bangku yang berjarak mengurangi risiko siswa ngobrol sendiri dan contek-mencontek.
- Ruangan memiliki sirkulasi yang cukup, alangkah baiknya kelas tidak menggunakan AC terlebih dahulu di masa pandemi, baiknya membuka pintu dan jendela selama proses belajar mengajar berlangsung.
- Penyemprotan desinfektan secara teratur dan berkala, pastikan jenis desinfektannya ramah lingkungan dan tidak menimbulkan risiko kesehatan bagi warga sekolah.
6. Peraturan di Sekolah
Selain berfokus pada benda-benda yang wajib di masa pandemi, peraturan sekolah wajib ditegakkan juga agar tetap kondusif. Peraturan apa saja yang harus disiapkan pihak sekolah?
a. Jaga jarak. Memang di kelas susunan bangku diatur berjarak. Namun, terkadang siswa banyak lalainya ketika jam istirahat. Terapkan aturan jaga jarak minimal satu meter, tidak boleh melepas masker kecuali sedang makan dan minum. Berikan waktu-waktu tertentu bagi siswa yang ingin makan/minum di lingkungan sekolah.
b. Olahraga pagi sebelum kelas dimulai, aturan ini selain meningkatkan kualitas kesehatan siswa, juga membantu siswa untuk memiliki rutinitas yang positif di pagi hari. Tak hanya itu, olahraga pagi di sekolah juga meningkatkan kekompakan dan hormon bahagia siswa, dengan begitu ketika akan memulai belajar di kelas, konsentrasi mereka akan lebih besar.
7. Bahan Ajar
Poin yang paling penting dari sarana dan prasarana belajar ialah bahan ajar itu sendiri. Guru bisa memisahkan dua jenis bahan ajar yang diperuntukkan kelas tatap muka dan kelas daring. Di kelas tatap muka, guru bisa menampilkan Power Point atau bahkan menulis di papan tulis, buku dan bahan ajar berbentuk fisik lainnya. Sedangkan bagi yang menjalankan e-learning, guru bisa memberikan e-modul atau soal-soal yang bisa dicetak sendiri.
Itulah sarana dan prasarana yang harus disiapkan baik dari pihak sekolah atau pengajar, orang tua, dan para siswa. Semua kegiatan harusnya terfasilitasi agar berjalan dengan baik dan mencapai tujuan, begitu juga kegiatan belajar mengajar. Di masa kurang kondusif ini baiknya kita lebih banyak memiliki persiapan agar dapat menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.