Peraturan Sekolah yang Terlihat Sepele Tapi Punya Makna Besar

Sekolah merupakan tempat untuk mengenyam pendidikan secara formal. Oleh karena itu, sekolah memiliki berbagai jenis aturan. Peraturan sekolah dibuat agar seluruh instrumen pendidikan dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan lancar. Mulai dari guru, siswa, staf, hingga orang tua siswa.

Di antara banyaknya peraturan sekolah yang dibuat, beberapa di antaranya mungkin terlihat sepele untuk dilakukan. Tapi ternyata peraturan tersebut punya makna yang besar, lho! Apa saja peraturan tersebut? Simak artikelnya di bawah ini.

1. Piket kelas

Peraturan yang pertama yaitu piket kelas. Peraturan yang satu ini sepertinya diberlakukan hampir di seluruh sekolah di berbagai jenjang pendidikan. Mulai dari SD, SMP, hingga SMA atau SMK. Kegiatan ini layaknya tradisi turun temurun yang tidak boleh terlewatkan. Sebenarnya, arti piket itu apa ya?

Piket kelas didefinisikan sebagai kegiatan bersih-bersih secara kolektif yang dilakukan oleh beberapa kelompok siswa untuk mencapai tujuan bersama yaitu kebersihan kelas. Kegiatan ini biasanya dimulai sejak awal masa tahun ajaran baru dengan cara membuat jadwal piket kelas. Kelompok piket ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama antar penghuni kelas.

Sebenarnya, mengapa sih kita harus membersihkan kelas?

Sadar ataupun tidak, piket kelas merupakan salah satu wadah bagi siswa untuk melatih kerjasama atau gotong royong dengan sesama. Hal ini dikarenakan piket kelas adalah sesuatu yang dilakukan bersama-sama secara sukarela. Dengan demikian, kebersamaan antar siswa juga akan semakin erat.

Selain melatih sikap kerjasama dan gotong royong, piket kelas juga sebagai wujud kepedulian penghuni kelas pada kebersihan. Tentu sangat menyenangkan jika kita belajar di ruangan yang rapi, bersih, dan wangi.

2. Memakai sepatu hitam

Peraturan kedua yang terlihat sangat sepele tapi bermakna besar yaitu memakai sepatu hitam. Ya, peraturan ini juga ada di seluruh jenjang pendidikan dari SD hingga SMA atau SMK, terutama untuk sekolah negeri.

Dahulu kala, mungkin kita pernah kesal dan bertanya-tanya alasan peraturan memakai sepatu hitam dibuat. Terbesit dalam pikiran, mengapa harus mengenakan sepatu hitam yang tidak keren? Padahal, jika kita menggunakan sepatu berwarna warni pun tidak akan berpengaruh terhadap minat belajar maupun kecerdasan seseorang.

Lalu, mengapa aturan ini dibuat ya?

Ternyata peraturan ini memiliki makna yang sangat besar, lho. Kewajiban mengenakan sepatu hitam bertujuan untuk mengurangi kesenjangan sosial antar siswa di sekolah. Dengan berkurangnya kesenjangan sosial maka kecemburuan sosial juga akan berkurang. Hal tersebut nantinya akan meminimalisir terjadinya konflik.

Bayangkan jika siswa diberi kebebasan untuk mengenakan sepatu yang mereka inginkan. Nantinya akan timbul perbedaan gaya yang sangat signifikan antara siswa dari keluarga mampu dan siswa dari keluarga tidak mampu. Kita tidak ingin membuat jurang lebar antar siswa, bukan? Karena dalam dunia pendidikan, semua orang harus dipandang sama rata tanpa terkecuali.

3. Membawa bekal makanan

Beberapa sekolah mewajibkan siswanya untuk membawa bekal, walaupun terkadang sebagian siswa lebih senang jajan di kantin sekolah. Biasanya bekal makanan berisi lauk pauk lengkap dengan nasi dan kudapan sesuai selera masing-masing siswa.

Membawa bekal ternyata memiliki makna yang besar. Membawa bekal membuat anak dapat berhemat karena tidak perlu jajan di kantin. Hal ini merupakan salah satu latihan mengelola keuangan sejak dini yang dapat diterapkan bunda dan ayah kepada si kecil.

Cara melatihnya yaitu sang anak dibawakan bekal makanan setiap berangkat ke sekolah dan tetap diberi uang saku mingguan. Beritahu si kecil bahwa ketika ia memakan bekalnya maka uang yang seharusnya untuk jajan di kantin dapat ia simpan untuk membeli sesuatu yang ia inginkan atau butuhkan. Nantinya orang tua perlu mengecek setiap minggu, apakah sang anak mampu untuk mengelola uangnya atau tidak.

Selain menjadi ajang latihan dalam mengelola keuangan sejak dini, bekal makanan yang dibawa dari rumah juga pasti lebih sehat karena kebersihannya benar-benar terjaga. Jadi, jangan sungkan untuk bawa bekal ya!

4. Potong kuku dan potong rambut

Peraturan jenis ini tentu tidak asing lagi di kalangan siswa – siswi. Banyak di antara mereka yang ‘kucing-kucingan’ oleh guru agar tidak ketahuan jika belum menaati peraturan tersebut. Saat inspeksi dilakukan, siswa laki-laki akan menutupi rambutnya yang sudah melebihi batas telinga alias gondrong, sedangkan siswa perempuan akan menyembunyikan kuku yang telah susah payah dipanjangkannya.

Tegas Bukan Berarti Keras, Ini Perbedaannya
Sikap tegas merupakan salah satu sikap yang harus dimiliki guru. Hal tersebut mendorong siswa untuk mematuhi peraturan yang Anda buat, dan tidak berani melanggarnya. Bersikap tegas juga bisa mendisiplinkan siswa untuk menjalankan tugas yang Anda berikan

Mengapa ada peraturan seperti itu ya?

Ternyata, rambut dan kuku yang harus dipotong rapi itu bertujuan untuk melatih ketertiban diri siswa. Dengan melatih ketertiban diri, kita juga akan terlatih untuk menaati peraturan. Hal ini akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan kita di masa depan, apakah kita ingin melanggar peraturan umum atau tidak. Peraturan ini akan membuat kita terbiasa menjadi pribadi yang tertib.

Selain itu, potong kuku dan potong rambut juga bermanfaat untuk kesehatan. Kuku yang panjang akan dipenuhi kuman penyakit yang bisa menempel pada ruas kuku. Sedangkan rambut yang terlalu gondrong dapat mengganggu fokus dan penglihatan. Oleh karena itu, yuk kita potong kuku dan rambut agar rapi!

5. Belajar kelompok

Peraturan ini mungkin bukanlah peraturan baku yang tercantum dalam buku peraturan sekolah, tetapi kegiatan belajar kelompok menjadi bagian dari rancangan pembelajaran di setiap tahun. Saking pentingnya, belajar kelompok sudah menjelma menjadi kegiatan wajib yang diterapkan di seluruh jenjang pendidikan di seluruh dunia. Kok bisa?

Hal ini dikarenakan belajar kelompok memiliki segudang manfaat bagi siswa yang melaksanakannya. Pada saat belajar kelompok, siswa dilatih untuk bisa mendengarkan pendapat dan berdiskusi. Kelompok belajar yang terdiri dari berbagai macam siswa tentunya memiliki isi kepala yang beragam pula. Karena itu juga, belajar kelompok dapat melatih siswa untuk bisa bekerjasama. Jadi, tak hanya sebatas mengerjakan soal saja.

Selain berlatih untuk menerima dan mengeluarkan pendapat, belajar kelompok juga menjadi tempat siswa untuk melatih skill beradaptasi dengan lingkungan. Kemampuan – kemampuan yang disebut soft skill tersebut kelak bisa sangat membantu siswa ketika memasuki dunia perkuliahan atau dunia kerja. Oleh karena itulah siswa harus semakin aktif dalam belajar kelompok ya!

6. Berbaris

Peraturan ke enam yaitu berbaris. Terdengar sangat sepele sekali, bukan? Tetapi pihak sekolah tidak mungkin membuat peraturan jika tidak ada gunanya. Lalu, apa tujuannya ketika siswa diminta berbaris sebelum masuk kelas dan di waktu upacara?

Berbaris merupakan cara sederhana untuk melatih kedisiplinan. Dengan berbaris maka kita akan menghargai proses mengatur barisan dan besabar. Selain menghargai proses dan bersabar, berbaris juga dianggap sebagai latihan untuk mengetahui posisi kita di masyarakat.

Apa Saja yang Masuk dalam Pendidikan Karakter?
Pendidikan karakter merupakan tindakan yang mendidik generasi selanjutnya, guna membentuk karakter atau penyempurnaan diri pada setiap individu. Pendidikan tersebut bertujuan untuk melatih kemampuan seseorang menuju ke arah hidup yang lebih baik dan bermanfaat bagi diri sendiri maupun lingkungannya.

Contoh penerapan berbaris dalam kehidupan nyata yaitu mengantre. Banyak kasus orang-orang yang menyerobot antrean karena hanya dia yang berkepentingan saat itu, menurutnya. Orang-orang di sekitar tentu akan menjadi gusar ketika melihatnya. Jika suatu saat kamu berada di posisi si penyerobot antrean, maka bisa dipastikan kamu akan sulit diterima masyarakat sebagai warganya. Masyarakat akan menilaimu sebagai pribadi yang egois, ingin menang sendiri, dan tidak sabar diri.

Tanpa disadari, banyak sekali peraturan sekolah yang terlihat sepele tetapi punya makna besar bagi siswa yang menjalankannya. Jadi, apakah kamu masih malas untuk menaati peraturan yang ada?

Demikian artikel mengenai "Peraturan Sekolah yang Terlihat Sepele Tapi Punya Makna Besar". Ikuti blog.kejarcita.id untuk mendapatkan kumpulan artikel seputar pendidikan jarak jauh, usaha sosial, dan inovasi teknologi.