Peran Guru dalam Mengatasi Perundungan di Sekolah
Sekolah merupakan tempat kedua bagi siswa mendapatkan ilmu setelah rumah. Sekolah seharusnya bisa menjadi tempat nyaman dan lingkungan yang menyenangkan agar siswa teredukasi dengan baik serta merasa senang. Mulai dari situasi belajar yang kondusif, tempat yang aman, guru yang memahami hingga teman-teman yang mendukung. Akan tetapi, tidak semua sekolah menjadi tempat yang menyenangkan bagi siswa. Salah satu penyebab siswa merasa tidak senang untuk ke sekolah ialah adanya bullying.
Bullying berasal dari kata bully dalam bahasa Inggris yang diartikan sebagai kata rundung, sedangkan bullying diartikan menjadi perundungan. Merujuk pada KBBI arti kata rundung ialah mengganggu, mengusik terus menerus, dan menyusahkan. Perundungan menjadi bagian dari tindakan atau perilaku agresif yang dapat menekan seseorang atau suatu pihak, dalam kaitannya di sekolah yang dirasakan siswa. Perundungan dapat berupa beberapa bentuk berikut:
- Perundungan fisik. Penindasan yang melibatkan fisik seperti melukai tubuh seseorang yang berdampak jangka pendek maupun jangka panjang.
- Perundungan verbal. Perilaku/tindakan mengintimidasi seseorang yang melibatkan kata-kata baik tertulis ataupun terucap. Meliputi menggoda, memanggil nama yang tidak pantas, mengejek menghina dan mengancam.
- Perundungan sosial. Penindasan yang berupaya merusak reputasi atau hubungan seseorang. Tindakan perundungan ini seperti berbohong, menyebarkan rumor negatif, mempermalukan seseorang, dan mengucilkan .
- Perundungan di dunia maya. Perilaku intimidasi yang dilakukan menggunakan teknologi digital. Perundungan di dunia maya meliputi mengunggah gambar/video yang tidak pantas, menyebarkan gosip dan menggunakan informasi orang lain di media sosial.
- Perundungan seksual. Tindakan yang berbahaya dan memalukan seseorang secara seksual. Intimidasi seksual termasuk pemanggilan nama seksual (cat-calling), gerakan vulgar, menyentuh, dan materi pornografi.
Dampak dari perundungan terutama pada korban yang mengalami tindakan agresif secara berulang kali akan menimbulkan masalah serius. Korban akan merasa tertekan hingga trauma. Mereka akan diliputi rasa bersalah, marah, gelisah, dendam, takut, membenci diri sendiri dan sebagainya hingga menyulitkan untuk beradaptasi dengan lingkungan sosial. Siswa yang mengalami perundungan mungkin akan memilih menghindar untuk masuk sekolah, prestasi akademik menurun. Contoh lainnya yaitu membuat korban berhenti dari sekolah atau pindah sekolah.
Pengaruh dari adanya perundungan bukan hanya dirasakan korban, tapi juga pelaku. Berbagai penelitian oleh beberapa ahli menunjukkan, perundungan juga berhubungan dengan meningkatnya depresi dan menurunnya prestasi akademik. Melakukan perundungan mengakibatkan kurangnya kemampuan berpikir dan analisis sebagai pelajar, serta adanya potensi bertumbuh sebagai seorang kriminal di masa depan.
Kasus perundungan yang ada di sekolah cukup rentan terjadi di Indonesia. Sebagaimana yang ditunjukkan data hasil riset Programme for International Students Assessment (PISA) pada 2018 menunjukkan murid yang mengaku pernah mengalami perundungan (bullying) di Indonesia sebanyak 41,1%. Angka murid korban bully ini jauh di atas rata-rata negara anggota OECD yang hanya sebesar 22,7%.
Berdasarkan data yang diperoleh dari PISA tersebut, Indonesia berada di posisi kelima tertinggi dari 78 negara sebagai negara yang paling banyak siswanya mengalami perundungan. Selain mengalami perundungan, murid di Indonesia mengaku sebanyak 15% mengalami intimidasi, 19% dikucilkan, 22% dihina dan barangnya dicuri. Selanjutnya sebanyak 14% murid di Indonesia mengaku diancam, 18% didorong oleh temannya, dan 20% terdapat murid yang kabar buruknya disebarkan.
Perundungan dapat terjadi pada semua orang dan dapat dihentikan juga oleh semua orang. Terutama, melakukan berbagai upaya untuk mencegah dan menangani tindakan perundungan di sekolah dengan tepat dan memerlukan perhatian, juga harus melibatkan peran guru sebagai pihak yang berperan sentral dalam bertanggung jawab terhadap siswa. Dikutip dari UNICEF ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan sesuai dengan situasi perundungan yang terjadi pada siswa di sekolah, sebagai berikut :
Apa yang harus saya lakukan ketika seorang anak memberitahu saya bahwa dia di-bully atau dilecehkan?
- Tanggapi kejadian itu dengan serius.
- Hargai dan berterimakasihlah pada siswa tersebut karena telah melapor kepada Anda.
- Yakinkan dia bahwa itu bukan salahnya.
- Tunjukkan empati.
- Bantu anak yang di-bully untuk membela dirinya sendiri – bahwa dia bisa mengatakan tidak suka jika dikerjai oleh temannya.
- Tanyakan kepada anak tentang apa yang dapat dilakukan untuk membuat dia merasa aman.
- Bicaralah dengan setiap anak yang terlibat dalam situasi ini secara terpisah. Hindari menyalahkan, mengkritik, atau meneriaki di depan wajah mereka. Dorong dan hargai nilai kejujuran.
- Pertimbangkan peran atau pengaruh 'kelompok sebaya'. Bullying terkadang dilakukan oleh kelompok. Jika bullying dilakukan oleh seorang anak, dengan bantuan atau dukungan dari anak-anak lain, mereka semua juga harus menanggung konsekuensinya bersama, terutama agar mengetahui dampak perbuatan mereka kepada anak yang dibully, serta meminta maaf.
- Ambil tindakan kepada pelaku bullying. Beritahu si anak, orang tuanya, dan kelas mengenai perkembangan kasusnya, dengan tetapi menghormati semua pihak.
- Tindak lanjuti secara teratur dengan anak tersebut mengenai kemajuan yang dibuat mengenai masalah ini sesudahnya.
- Jika perlu, carilah bantuan dari pihak eksternal. Ketika Anda menghadapi masalah yang parah atau signifikan yang tidak Anda ketahui cara mengatasinya, laporkan kepada guru konseling sekolah, atau pekerja sosial, atau psikolog. Anda mungkin perlu menghubungi Telepon Pelayanan Sosial Anak (TePSA) di 1500771.
Bagaimana cara menghadapi anak-anak yang menjadi pelaku bullying?
- Dengarkan cerita versi mereka.
- Soroti perilaku yang tidak pantas dan tidak dapat diterima dan ingatkan mereka akan aturan dan pedoman anti-bullying yang dibuat di tingkat sekolah/kelas.
- Bantu mereka dengan memahami alasan di balik perilaku bullying mereka (seperti apakah mereka punya masalah di rumah, kurangnya perhatian, pengalaman bullying sebelumnya, dll.)
- Tunjukkan empati dan kasih sayang dengan membagikan perasaan anak yang di-bully.
- Terapkan konsekuensi tertentu untuk membantu mereka belajar dari situasi ini. Konsekuensi yang diberikan harus berhubungan dengan kesalahan mereka, tetap menghormati anak sebagai pelaku, masuk akal dan logis, serta dapat diterima untuk mengajarkan anak agar berperilaku lebih baik.
- Anak harus memperbaiki kesalahannya. Misalnya, dengan meminta maaf kepada anak yang di-bully, melakukan sesuatu yang baik padanya agar dia merasa lebih baik, membantunya menyelesaikan sesuatu yang sedang dia kerjakan, memperbaiki atau mengganti sesuatu yang mereka hancurkan atau curi, dll.
- Menghargai dan mengenali segala perubahan perilaku yang positif, termasuk mengakui kesalahan.
- Jelaskan bahwa untuk menerima hak di kelas/sekolah, mereka harus mematuhi peraturan. Hak tersebut misalnya untuk berpartisipasi dalam acara sekolah, bergabung dalam ekskul, perjalanan study tour, pelajaran olahraga, kegiatan pentas seni, atau apa pun yang dianggap sesuai dan menarik oleh anak agar mereka tetap berusaha berbuat baik.
- Bicaralah kepada orang tua mereka dan saling menyetujui rencana agar berbuat baik.
Di dalam kelas saya, apa yang dapat saya lakukan untuk mencegah/mengurangi bullying dan kekerasan pada teman sebaya?
- Mendidik diri sendiri tentang bullying dan kekerasan antar sebaya dengan membaca dan berbagi konten informasi dengan sesama rekan guru.
- Membangun pedoman yang tegas dan jelas terhadap bullying, serta buat kesepakatan dengan siswa Anda tentang konsekuensi dari bullying secara partisipatif dengan mereka (alih-alih memberi hukuman).
- Ciptakan suasana yang hangat, hubungan yang saling mendukung, iklim positif, dan pelibatan semua siswa di ruang kelas Anda.
- Perhatikan anak-anak yang lebih rentan terhadap bullying; termasuk anak-anak yang baru atau pindahan, anak-anak yang secara fisik lebih lemah, anak-anak dengan disabilitas, atau anak-anak yang sering mengeluh karena di-bully oleh orang lain.
- Berikan dorongan kepada anak-anak yang lebih rentan terhadap bullying untuk berinteraksi secara lebih aktif dan ingatkan teman-temannya untuk membantu ia agar dapat melakukannya dengan baik.
- Libatkan siswa untuk bermain peran (role play) mengenai situasi bullying dan cara mengatasi masalah ini. Rencanakan bersama mereka cara melawan bullying dan penindasan.
- Yakinkan siswa Anda bahwa Anda bersedia membantu mereka jika dan ketika mereka di-bully.
- Berikan bantuan dan perlindungan yang memadai kepada siswa yang di-bully. Pastikan bahwa pelaku bullying tidak mengancam lagi.
Apa yang harus saya lakukan jika saya menyaksikan kejadian bullying?
- Tanggapi segera dengan melepaskan atau memisahkan anak-anak dari satu sama lain. Pastikan semua orang tetap aman. Jika diperlukan, minta guru lain untuk membantu Anda.
- Tetap tenang dan yakinkan anak-anak bahwa masalah ini sudah terkendali.
- Tunjukkan perilaku tidak agresif yang tegas tanpa membuat pelaku terluka.
Apa yang bisa kita lakukan di sekolah untuk melawan bullying?
- Tingkatkan kesadaran di antara anak-anak.
- Tekankan perilaku yang baik, empati, dan capaian prestasi bersama di sekolah.
- Latihlah guru dan staf sekolah tentang bagaimana mengatasi bullying.
- Libatkan orang tua & siswa dalam meningkatkan kesadaran dan cara mengambil tindakan yang disepakati terhadap bullying.
Perundungan tidak akan hilang begitu saja bila diabaikan. Beberapa pihak mungkin tidak peduli dan bersikap seolah perundungan di sekolah merupakan hal yang biasa sehingga dapat dimaklumi. Namun, memerhatikan generasi bangsa dan menciptakan lingkungan pendidikan yang menyenangkan merupakan amanah bagi semua orang, maka peduli akan kasus perundungan juga salah satu tugas yang harus dipertimbangkan.