Penyelenggaraan Pendidikan Inklusif dengan Penerapan UDL (Universal Design for Learning)

Dalam upaya pemerataan kualitas pendidikan di Indonesia, pemerintah menyiapkan beberapa program yang siap digunakan. Salah satunya adalah pendidikan inklusif, sebuah program pendidikan yang tidak mendiskriminasi siswanya baik dari fisik, ekonomi, sosial dan latar belakang keluarga. Pendidikan inklusif ini diberlakukan untuk memberikan pendidikan yang berkualitas untuk anak-anak di lingkungan pedesaan terpencil, anak penyandang disabilitas maupun anak yang memiliki latar belakang ekonomi yang kurang.

Penyelenggaraan pendidikan inklusif ini membutuhkan sebuah kerangka atau metode yang dapat membantu pendidikan inklusif ini berjalan sesuai rencana. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah UDL (Universal Design for Learning). Sebenarnya apa itu Universal Design for Learning? Apa tujuan dari UDL? Apa saja prinsip yang membuat UDL dapat digunakan untuk penyelenggaraan pendidikan inklusif? Apa saja kerangka UDL yang dapat digunakan dalam pembelajaran? Simak di bawah ini.

Apa itu UDL (Universal Design for Learning)?

sumber: https://www.pexels.com/

Universal Design for Learning atau biasa disingkat UDL adalah sebuah kerangka pembelajaran dalam upaya meningkatkan akses yang memiliki makna dan keterlibatan dalam upaya mengurangi hambatan pembelajaran siswa. Ini sesuai dengan kebutuhan belajar siswa yang berbeda-beda, seperti anak berkebutuhan khusus (ABK) ataupun anak penyandang disabilitas.

UDL ini dibuat untuk mempermudah guru dalam merangkai konsep ataupun sistem pembelajaran. Caranya dengan cara menyesuaikan makna dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran, khususnya untuk anak yang memiliki kebutuhan khusus. Sebuah tantangan yang harus dihadapi guru dalam upaya pemerataan pendidikan dasar yang berkualitas sesuai rencana pemerintah.

Apa Tujuan UDL (Universal Design for Learning)?

UDL ini juga memiliki beberapa tujuan, seperti di bawah ini.

1. Memberikan Kesempatan yang Sama Pada Semua Siswa

Tujuan utama UDL adalah memberikan kesempatan yang sama pada siswa yang berbeda-beda kebutuhan belajarnya. Dalam hal ini, guru harus memperhatikan satu persatu siswanya sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.

2. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Lebih Menantang

Proses pelaksanaan pendidikan inklusif akan sangat menantang untuk guru maupun siswa. Bagaimana tidak? Pendidikan inklusif ini akan mencampurkan anak yang memiliki bakat meskipun ia termasuk anak berkebutuhan khusus. Ini menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi guru. Jadi, penting bagi guru untuk mempelajari lingkungan belajar baru yang lebih menantang.

3. Mengembangkan Berbagai Metode Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan UDL sebagai sistemnya, guru harus mengembangkan berbagai jenis metode pembelajaran. Karena setiap anak memiliki kebutuhan belajar yang berbeda-beda, guru juga perlu menggunakan metode yang berbeda-beda dalam melaksanakan pembelajaran.

Cara Guru Menciptakan Pembelajaran Efektif di Kelas Inklusi
Kreativitas guru dalam mengajar bisa dilihat dari bagaimana kemampuan berkomunikasi, kolaborasi, berpikir kritis dan kreatif.

4. Membantu Siswa Menjadi Pembelajar yang Mahir

Guru harus membantu siswa menjadi pembelajar yang baik, meskipun ia bukan anak dengan fisik lengkap, latar belakang ekonomi kurang baik, latar belakang sosial yang tidak baik. Guru harus tetap profesional memberikan ilmu dan pendidikan yang tepat pada siswanya.

Apa Saja Prinsip UDL (Universal Design for Learning)?

sumber: https://www.pexels.com/

1. Multiple Means of Engangement

Sekolah harus menjadi wadah berbagai cara melibatkan siswa untuk mendukung pembelajaran secara efektif. Selain itu, guru juga harus mempertimbangkan cara melibatkan siswa dalam merangsang minat, bakat, dan motivasi belajar yang harus dibentuk guru untuk siswa agar tahu apa tujuannya belajar.

2. Multiple Means of Representation

Sekolah harus menyediakan berbagai sarana representatif untuk memberikan makna pada siswa. Hal ini akan mendukung tercapainya tujuan belajar. Selain itu, siswa akan mudah menerima penjelasan dari guru. Sarana dan prasarana yang mendukung akan mempermudah proses pembelajaran.

3. Multiple Means of Action dan Expresion

Dalam membuat kerangka, guru harus memberikan berbagai cara seperti tindakan dan ekspresi yang mendukung cara belajar strategis. Hal ini akan berimbas pada pandangan siswa tentang menyikapi hasil pembelajaran yang ia dapatkan.

Bagaimana Cara Menggunakan Kerangka UDL (Universal Design for Learning) dalam Pembelajaran?

Dalam menggunakan kerangka UDL dalam pembelajaran, ada beberapa tahapan yang harus diperhatikan seperti berikut.

1. Advokasi

Sebuah tahapan yang dilakukan dengan cara berkomunikasi secara persuasif perlu dilakukan dengan membangun kesadaran tentang keberagaman, baik keberagaman secara budaya, sosial, dan latar belakang yang berbeda. Guru harus bisa berkomunikasi dengan baik dan mampu memberikan kesadaran pada siswanya tentang perbedaan dan keberagaman.

2. Akomodasi

Akomodasi bukan hanya untuk tour pariwisata saja. Penerapan UDL dalam penyelenggaraan pendidikan inklusif juga membutuhkan akomodasi. Dalam tahapan ini, guru dianjurkan untuk mampu memberikan pembelajaran yang bisa mengakomodasi semua siswanya yang memiliki kebutuhan belajar yang berbeda-beda.

3. Aksesibilitas

Ini merupakan tahap terakhir dalam menggunakan UDL dalam pembelajaran. Pada tahap ini, guru sudah memiliki gambaran atau bisa juga guru sudah menciptakan lingkungan belajar yang sesuai dengan rencana. Bisa dikatakan lingkungan belajar yang diinginkan sudah tercipta, tinggal bagaimana guru mengembangkan proses belajar yang sesuai.

Beberapa Hal yang Harus Diperhatikan Guru dalam Penerapan UDL (Universal Design for Learning)

  1. Guru harus memberikan pengertian tentang keberagaman karakter siswa.
  2. Guru harus bisa memprediksi faktor yang mungkin menghambat pembelajaran berlangsung.
  3. Guru harus mampu menganalisis potensi sekolah, mampu atau tidak sekolah dalam menggunakan UDL sebagai alat penerapan pendidikan inklusif di sekolah.
  4. Guru harus bisa menentukan tujuan pembelajaran secara rinci dan jelas.
  5. Guru harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang fleksibel dan melibatkan siswa dalam prosesnya.

Memaksimalkan Penggunaan Kerangka Universal Design for Learning (UDL)

Untuk menggunakan kerangka Universal Design for Learning (UDL) dalam pembelajaran, terdapat beberapa langkah yang dapat diikuti sebagai berikut.

1. Mengidentifikasi Kebutuhan dan Preferensi Siswa

Pada kesempatan ini, Anda harus dapat mengenali karakteristik, gaya belajar, minat, tingkat kemampuan, dan kebutuhan aksesbilitas siswa dalam proses kegiatan belajar. Selain itu, penting bagi Anda untuk mempertimbangkan variasi kemampuan belajar siswa serta faktor-faktor yang dapat memengaruhi partisipasi dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar.

2. Desain Representasi yang Beragam

Sediakan berbagai cara untuk mengkomunikasikan informasi, seperti tulisan, presentasi lisan, proyek kreatif, diskusi kelompok, atau media lainnya. Dengan demikian, peserta didik dapat menunjukkan pemahaman mereka dengan cara yang sesuai dengan preferensi dan kemampuan mereka.

3. Berikan Pilihan dalam Cara Siswa Mengekspresikan Pemahaman Mereka

Sediakan panduan yang jelas dan dukungan yang memadai untuk membantu siswa mengorganisasi, menyusun, dan menyampaikan ide dan pengetahuan mereka.

4. Gunakan Variasi dalam Metode Penilaian

Sediakan berbagai metode penilaian, termasuk tugas tertulis, proyek kolaboratif, penilaian lisan, atau portofolio.

5. Ciptakan Keterlibatan dan Motivasi yang Beragam

Buat keterlibatan dan motivasi yang beragam untuk menjaga keterlibatan dan motivasi siswa dalam pembelajaran.

6. Evaluasi dan Penyesuaian

Lakukan evaluasi berkala terhadap efektivitas strategi pembelajaran dan sesuai dengan kebutuhan siswa.

Mengenal Kultur Inklusi, Mewujudkan Kelas Merdeka Meski Ada Diferensiasi
Kurikulum merdeka adalah kurikulum yang sangat kental dengan kultur inklusi. Kurikulum ini memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk bisa mengembangkan kompetensinya sesuai karakteristiknya masing-masing.

Dalam menerapkan pembelajaran dengan prinsip UDL, guru dapat memodifikasi metode pengajaran mereka dan menggunakan alat bantu teknologi seperti audio, video, atau software khusus untuk memfasilitasi pembelajaran. Guru juga dapat membuat kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar setiap siswa. Dengan menerapkan kerangka UDL, pembelajaran dapat menjadi lebih inklusif dan efektif untuk semua peserta didik, termasuk peserta didik dengan kebutuhan khusus.

Nah, di atas adalah sedikit penjelasan tentang apa itu UDL, apa tujuan UDL, apa prinsip UDL yang bisa diterapkan dalam proses pendidikan inklusif, apa saja kerangka yang digunakan, dan masih banyak lagi. Jadi, bisa disimpulkan bahwa pendidikan inklusif bisa menggunakan UDL untuk mendukung program pemerintah pusat dalam pemerataan pendidikan yang berkualitas. Semoga informasi ini bermanfaat, ya!