Pentingnya Guru Menguasai Komunikasi Verbal dan Non-Verbal dalam Mengajar

Pada hakikatnya manusia merupakan makhluk sosial. Manusia tidak bisa hidup sendirian, sehingga membutuhkan kerjasama manusia lainnya untuk dapat hidup dan berkembang. Kerjasama tersebut hanya dapat terjalin jika antar manusia saling berkomunikasi. Oleh karena itu, komunikasi berperan sangat penting di segala aspek kehidupan manusia.

Dalam prosesnya, komunikasi antar individu menggunakan simbol-simbol yang kemudian diinterpretasikan maknanya dalam lingkungan masing-masing. Komunikasi akan terjadi ketika dua orang atau lebih memiliki proses memberi dan menerima berbagai makna. Bisa dikatakan, komunikasi secara singkat dapat diartikan sebagai usaha penyampaian pesan antar sesama manusia.

Proses komunikasi memiliki beberapa unsur berdasarkan formula komunikasi yang diciptakan David K. Berlo pada tahun 1960-an. Unsur-unsur tersebut yaitu:

1. Pengirim pesan (komunikator)

2. Penerima pesan (komunikan)

3. Saluran/media

4. Pesan itu sendiri

5. Timbal balik terhadap pesan yang diterima

Komunikasi akan terjadi hanya ketika manusia memiliki pesan yang ingin disampaikan kepada manusia lainnya. Pesan tersebut berupa informasi yang sarat akan makna dan tujuan. Pesan tersebut biasanya disampaikan dalam bentuk komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal. Lalu, apa itu komunikasi verbal dan non-verbal? Simak ulasan singkat berikut ini.

Apa yang Dimaksud dengan Komunikasi Verbal?

Komunikasi verbal merupakan komunikasi yang menggunakan kata-kata, baik itu secara lisan maupun tulisan. Komunikasi verbal biasanya digunakan untuk mengungkapkan perasaan, emosi, gagasan, pemikiran, data, fakta, dan informasi. Komunikasi verbal dilakukan ketika kita ingin saling bertukar perasaan dan pemikiran, saling berdebat, menjelaskan ungkapan, bahkan bertengkar.

Komunikasi verbal memiliki dua unsur utama, yakni kata dan bahasa. Kata adalah lambang terkecil dari bahasa yang mewakili suatu hal, baik itu orang, barang, keadaan, atau kejadian. Sedangkan, bahasa merupakan suatu sistem lambang yang memungkinkan seseorang manusia berbagi makna.

Jenis Komunikasi Verbal

Ada 2 jenis komunikasi yang masuk ke dalam kategori komunikasi verbal. Jenis komunikasi verbal meliputi:

1. Menulis dan berbicara

Menulis merupakan jenis komunikasi verbal non-vokal. Salah satu contoh dari komunikasi verbal non-vokal yaitu kegiatan surat menyurat. Sedangkan, berbicara tergolong dalam jenis komunikasi verbal vokal. Salah satu contoh dari komunikasi verbal vokal yaitu presentasi dalam rapat.

2. Membaca dan mendengarkan

Membaca merupakan cara seseorang untuk mendapatkan informasi dari sesuatu yang ditulis., sedangkan mendengarkan merupakan mengambil makna dari sesuatu yang didengar. Mendengar (hear) dan mendengarkan (listen) adalah dua hal yang berbeda, ya. Mendengar hanya sekedar mengambil getaran bunyi. Mendengarkan tidak hanya mengambil getaran bunyi atau mendengar saja, tetapi mendengarkan juga mengandung arti di mana seseorang tersebut harus memerhatikan, memahami, dan mengingat informasi dari kegiatan mendengar yang ia lakukan.

Apa yang Dimaksud dengan Komunikasi Non-Verbal?

Komunikasi non-verbal biasa disebut sebagai isyarat atau bahasa diam (silent language). Komunikasi non-verbal digunakan ketika kita ingin menunjukkan suasana emosional diri kepada orang lain atau lingkungan sekitar. Sehingga, lawan bicara Anda akan mengetahui isi hati Anda melalui perilaku non-verbal. Mereka dapat mengetahui ketika Anda sedang marah, bingung, sedih, atau bahagia dengan komunikasi non-verbal yang kamu gunakan.

Pada intinya, komunikasi non-verbal merupakan semua isyarat yang bukan kata-kata. Walaupun tanpa kata, pesan yang disajikan melalui komunikasi non-verbal sangat berpengaruh terhadap respon lawan bicara yang kita temui. Contoh komunikasi non-verbal yaitu menggunakan bahasa tubuh seperti mimik wajah, gerakan tangan, bahkan intonasi suara dan kecepatan berbicara.

Jenis Komunikasi Non-Verbal

Ada 7 macam jenis komunikasi yang masuk ke dalam kategori komunikasi non-verbal. Jenis komunikasi non-verbal meliputi:

1. Sentuhan

Sentuhan biasa disebut sebagai tactile message. Sentuhan tergolong sebagai pesan non-verbal, non-visual, dan non-vokal. Kulit menjadi alat penerima sentuhan. Hal ini dikarenakan kulit mampu menerima dan membedakan berbagai emosi yang disampaikan seseorang melalui sentuhan.

2. Komunikasi objek

Salah satu contoh komunikasi objek yang paling sering digunakan yaitu penggunaan pakaian. Percaya atau tidak, pakaian dapat memengaruhi perspektif orang lain tentang seseorang yang ia lihat gaya berpakaiannya, walaupun hal tersebut hanya berdasarkan persepsi. Sebagai contoh, pegawai perusahaan akan menggunakan seragam formal yang menyatakan identitas perusahaan tersebut.

3. Kronemik

Kronemik adalah komunikasi non-verbal yang berkaitan dengan penggunaan waktu dengan peranan budaya dalam konteks tertentu. Sebagai contoh, kita dapat menilai seseorang dari caranya memanfaatkan dan mengaplikasikan waktunya secara efektif dan tepat.

4. Gerakan tubuh atau kinestetik

Gerakan tubuh atau kinestetik digunakan untuk menggantikan suatu frasa atau kata. Setidaknya ada 5 bentuk gerakan tubuh atau kinestetik, yaitu:

a) Emblem

Emblem merupakan gerakan tubuh yang berfungsi menggantikan sesuatu sehingga dapat diterjemahkan ke dalam pesan verbal tertentu secara langsung. Contohnya, meletakkan telunjuk di depan mulut tanda jangan berisik; mengangguk sebagai tanda setuju.

b) Illustrator

Illustrator merupakan gerakan tubuh yang menyertai pesan verbal untuk menggambarkan pesan sekaligus melengkapi serta memperkuat pesan. Ilustrator biasanya dilakukan secara sengaja. Contohnya, memberi tanda dengan tangan ketika menilai potongan rambut seseorang.

c) Affect displays

Affect displays merupakan gerakan tubuh, khususnya wajah, yang memperlihatkan emosi dan perasaan. Gerakan tubuh ini biasanya ditunjukkan secara sadar maupun tanpa sadar. Contohnya, sedih dan gembira; lemah dan kuat; semangat dan kelelahan; marah dan takut.

d) Regulator

Regulator merupakan komunikasi non-verbal yang digunakan untuk mengatur, memantau, memelihara, atau mengendalikan pembicaraan orang lain. Regulator berkaitan erat dengan kultur dan tidak bersifat universal. Contohnya, kita berusaha mendengar saat orang berbicara; kita memberikan respon anggukan kepala, mengerutkan bibir, dan fokus mata.

e) Adaptor

Adaptor merupakan gerakan tubuh yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan fisik dan mengendalikan emosi. Biasanya adaptor dilakukan seseorang saat sedang sendirian dan tanpa disengaja. Contohnya, menggigit bibir, memainkan pensil di tangan.

Selain 5 gerakan tubuh yang telah dijelaskan, ada juga yang dinamakan gerakan mata atau gaze dalam komunikasi non-verbal. Gaze merupakan proses komunikasi untuk memberi dan menerima informasi melalui penggunaan mata.

5. Proksemik

Proksemik adalah jarak yang digunakan seseorang ketika berkomunikasi dengan orang lain, yang di dalamnya termasuk juga tempat atau lokasi posisi berbeda. Dalam kata lain, proksemik merupakan bahasa ruang. Pengaturan jarak dapat menjadi tanda seberapa dekat tingkat keakraban seseorang dengan lawan bicaranya karena jarak mampu mengartikan suatu hubungan.

6. Lingkungan

Lingkungan juga termasuk jenis komunikasi non-verbal yang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu. Diantaranya adalah penggunaan jarak, ruang, penerangan, temperatur, dan warna.

7. Vokalik

Vokalik atau paralanguage merupakan jenis komunikasi non-verbal dalam bentuk ucapan, yaitu cara seseorang berbicara. Unsur-unsur tersebut meliputi nada suara, nada bicara, lemah atau kerasnya suara, kecepatan berbicara, intonasi, kualitas suara, dan lain sebagainya.

Pentingnya guru menguasai Komunikasi Verbal dan Non-Verbal dalam mengajar

Dalam dunia pendidikan, keterampilan komunikasi sangat dibutuhkan oleh guru. Hal ini dikarenakan guru bertugas untuk mentransfer materi pelajaran kepada peserta didiknya. Jika guru tidak menguasai keterampilan komunikasi maka materi pelajaran yang ingin diajarkan kepada siswa tidak dapat tersampaikan dengan baik.

Komunikasi efektif yang disajikan guru dalam pembelajaran di kelas sangat penting dilakukan demi tercapainya proses pembelajaran secara maksimal. Komunikasi yang efektif dapat terwujud dengan memadukan komunikasi verbal dan komunikasi non-verbal. Dua bentuk komunikasi tersebut memang saling melengkapi guna terciptanya komunikasi yang efektif.

Dalam hal mengajar, sesungguhnya ada 8 keterampilan mengajar yang wajib dimiliki oleh guru agar dapat menjalankan perannya dengan baik menurut Sudiana (2006) dalam bukunya berjudul ‘Interaksi Belajar Mengajar’. 8 keterampilan mengajar tersebut adalah sebagai berikut:

1. Membuka dan menutup sebuah pembelajaran

2. Memberikan penguatan pemahaman

3. Kemampuan bertanya

4. Mengadakan variasi atau macam jenis

5. Kemampuan menjelaskan

6. Memimpin diskusi sebuah kelompok kecil

7. Mengajar sebuah kelompok kecil dan perorangan

8. Mengelola kelas beserta isinya

Seorang guru wajib menguasai kedelapan keterampilan wajib mengajar untuk menjadi pengajar yang berproses secara maksimal. Di antara kedelapan keterampilan dasar mengajar yang baru saja disebutkan di atas, keterampilan memberikan penguatan pemahaman sangat penting untuk dipahami guru.

Tak hanya mentransfer materi kepada peserta didik, guru juga memiliki peran sebagai motivator yang harus mampu membangkitkan semangat peserta didiknya dalam belajar. Guru hendaknya mampu mendorong peserta didik pada kelas yang diampu agar memiliki keinginan belajar yang aktif dan menggebu-gebu. Ketika ada salah satu di antara banyaknya peserta didik yang malas belajar, tidak menutup kemungkinan guru dapat membantu peserta didik tersebut untuk kembali memiliki semangat dalam belajar melalui inovasi dan terobosan-terobosan yang guru miliki. Tidak ada yang mustahil untuk hal tersebut dalam interaksi edukatif seorang guru.

5 Alasan Guru Harus Meng-upgrade Diri dalam Mengajar
Guru tentu memiliki kemampuan mengajar dan ilmu pengetahuan yang lebih banyak. Meski begitu, guru perlu meningkatkan skill dalam mengajar.

Meskipun keterampilan dasar mengajar yaitu mampu memberikan penguatan pemahaman adalah sangat penting, bukan berarti bahwa ketujuh keterampilan dasar mengajar yang lain menjadi kurang penting, ya.

Ternyata, penggunaan komunikasi verbal dan non-verbal oleh guru ketika memberikan penguatan sangat berdampak pada siswa. Hal ini terbukti melalui jurnal berjudul “Perilaku Verbal dan Non-Verbal Guru Ketika Memberikan Penguatan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 1 Singaraja” yang ditulis oleh Ni Wayan, Nina Arsini, I Made Sutama, Made Sri Indriani.

Pada penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa siswa senang jika diberikan penguatan berupa kata-kata pujian yang cukup sering disertai dengan gerakan. Biasanya, guru memberikan kombinasi dua bentuk komunikasi tersebut ketika siswa mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru secara benar dan tepat.

“Guru wajib menguasai bentuk komunikasi verbal dan non-verbal dalam mengajar guna mencapai komunikasi yang efektif dengan peserta didik.”

Demikian artikel mengenai pentingnya guru menguasai komunikasi verbal dan non-verbal dalam mengajar. Ikuti blog.kejarcita.id untuk mendapatkan kumpulan artikel seputar pendidikan jarak jauh, usaha sosial dan inovasi teknologi.