Penerapan Values, Identities, Actions untuk Melatih Rutinitas Berpikir Siswa

Berpikir adalah proses yang tidak terlihat dan bersifat abstrak yang terjadi di dalam otak manusia. Walaupun kegiatan berpikir bentuknya tidak terlihat, proses berpikir sangat penting bagi setiap manusia untuk memahami suatu hal. Hal ini juga berlaku pada setiap siswa dan guru dalam proses kegiatan belajar. Guru dan siswa harus paham dengan proses berpikir, terutama pada guru. Dengan guru memahami proses berpikir yang dimiliki siswa, maka proses kegiatan pembelajaran bisa berjalan secara maksimal.

Salah satu metode yang dapat mengasah rutinitas berpikir siswa yaitu dengan melalui metode VTR atau biasa disebut dengan Visible Thinking Routine. Adapun komponen dari metode VTR ini yaitu Values, Identities, Actions. Pada kesempatan ini, kita akan membahas tentang penerapan values, identities, actions yang dapat melatih rutinitas berpikir siswa.

VTR (Visible Thinking Routine)

Sebelum membahas tentang values, identities, actions ada baiknya Anda mengetahui metode VTR. Apa sih yang dimaksud dengan VTR? VTR adalah sebuah pendekatan yang bersifat fleksibel dan sistematik yang bertujuan untuk memperkaya pembelajaran di kelas serta bermanfaat untuk mendorong dan meningkatkan perkembangan kemampuan intelektual siswa secara bersamaan. Adapun yang menjadi fokus dari VTR ini yaitu sebagai berikut:

- Pemahaman siswa terhadap konten pembelajaran secara mendalam.

- Motivasi belajar siswa tinggi.

- Perkembangan proses berpikir siswa

- Perkembangan kemampuan belajar siswa.

- Perkembangan sikap siswa terhadap proses berpikir dan proses kegiatan pembelajaran.

- Perubahan suasana kelas yang awalnya bersifat pasif menjadi lebih aktif. Di mana kegiatan pembelajaran siswa menjadi berkelompok, menjadi lebih antusias selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

Metode VTR ini merupakan produk penelitian yang diketuai oleh Ron Ritchart pada Project Zero, yaitu suatu proyek penelitian pendidikan yang diselenggarakan di Harvard Graduate School of Education.

Berdasarkan penelitian tersebut, dapat disimpulkan bahwa untuk menjadi seseorang yang memiliki kemampuan berpikir yang baik, maka keterampilan, kemampuan dan kepekaan seseorang terhadap suatu situasi harus berjalan secara bersamaan. Begitu juga dengan proses kegiatan pembelajaran siswa di kelas. Dengan melibatkan keterampilan, kemampuan dan kepekaan siswa terhadap situasi yang dialami dapat melatih rutinitas berpikir siswa dan kemampuan berpikirnya menjadi lebih bermakna.

Selain Visible Thinking adapun metode Thinking Routine yang merupakan elemen utama dari metode VT. Thinking Routine merupakan strategi sederhana yang digunakan secara berulang di dalam kelas. Bahkan dalam penerapannya guru dapat menggunakan lebih dari satu routine dalam mengajarkan satu bahasan materi pembelajaran. Menurut David Perkins, dkk. berikut adalah beberapa tipe berpikir yang dibutuhkan dalam pemahaman yang digunakan untuk semua disiplin ilmu yaitu:

1. Mengamati lebih jauh dan menjelaskan

2. Membangun penjelasan dan interpretasi

3. Menalar dengan menyediakan bukti

4. Membuat koneksi

5. Mempertimbangkan sudut pandang dan perspektif yang berbeda

6. Menangkap inti permasalahan dan membentuk kesimpulan

7. Memiliki rasa ingin tahu yang besar dan mengajukan pertanyaan

8. Mengungkap pemikiran secara kompleks dan melakukan penelusuran lebih rinci.

Penerapan Values, Identities, Actions untuk Melatih Rutinitas Berpikir Siswa

Values, Identities, Actions adalah salah satu konsep dari VTR (Visible Thinking Routine). Pada dasarnya values, identities, actions ini adalah suatu rutinitas yang penting dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menilai suatu karya seni. Pada kesempatan ini siswa akan menulis tentang nilai-nilai sebuah karya yang dapat mengundang mereka untuk berpikir dan mengevaluasi nilai-nilai yang terdapat pada karya tersebut. Siswa juga akan membahas mengenai siapa yang dibicarakan oleh karya tersebut dan dengan siapa ia mencoba untuk berbicara. Mereka merenungkan siapa yang tersisih dan apakah mereka cocok atau tidak dengan cerita karya. Akhirnya, siswa menentukan tindakan apa yang mungkin didorong oleh pekerjaan dan oleh siapa.

Values

Values ini pada dasarnya yaitu penilaian terhadap karya dan kreativitas yang dimiliki siswa. Values ini dapat membantu siswa untuk mengeksplorasi pikiran kreatif siswa terhadap situasi yang sedang dihadapi. Adapun beberapa pertanyaan yang dapat meningkatkan konsep values ini yaitu seperti

a. Nilai-nilai apa terdapat pada karya tersebut?

Pada kesempatan ini, nilai-nilai yang dimaksud seperti nilai keindahan, kreativitas, bentuk kekompakkan, kerjasama.

b. Bagaimana penilaian orang lain?

Dengan mengetahui penilaian orang lain siswa akan mendapatkan pencerahan terhadap situasi yang belum pernah dilihat. Dengan adanya perspektif orang lain, pandangan siswa terhadap beberapa hal menjadi lebih berkembang dan luas.

Identities

Pada dasarnya identities akan membahas mengenai jati diri ataupun identitas dari suatu karya. Identities ini dapat membantu siswa untuk menganalisis suatu situasi maupun karya yang sedang diteliti. Adapun beberapa pertanyaan yang dapat meningkatkan konsep identities ini yaitu seperti:

a. Siapa yang dibahas di dalam karya ini?

Suatu karya biasanya berasal dari inspirasi. Inspirasi bisa saja berasal dari seseorang maupun pengalaman. Dengan adanya identities ini siswa bisa lebih menggali lebih dalam lagi mengenai suatu karya.

b. Apakah ada kisah dibalik situasi maupun karya yang dihasilkan?

Selain itu identities juga dapat meningkatkan kepekaan siswa terhadap situasi yang sedang dialami. Dengan memahami kisah dibalik suatu karya, siswa bisa mendapatkan pengalaman baru dan wawasan yang lebih luas.

Actions

Pada dasarnya actions akan membahas tentang tindakan terhadap situasi yang akan dihadapi. Actions akan membantu siswa dalam mengeksplor pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan itu akan membantu siswa dalam menilai suatu karya. Berikut adalah beberapa pertanyaan yang dapat membantu siswa dalam mengeksplor tindakan yang tepat, yaitu seperti:

a. Bagaimana pendapatmu mengenai karya ini?

Menanyakan suatu pendapat berarti guru ingin melihat bagaimana tindakan siswa. Dengan adanya tindakan tersebut siswa bisa mempelajari hal-hal yang dinilai kurang dan bisa membuat yang lebih baik lagi.

b. Bagaimana tindakan orang lain?

Selain itu siswa juga membutuhkan pendapat orang lain. Dengan melihat tindakan orang lain siswa akan mendapatkan lebih banyak wawasan. Wawasan itu bisa saja dari pengalaman yang sudah dialaminya. Ada baiknya selain memberikan penilaian secara subjektif, siswa juga harus melampirkan beberapa alasan kuat yang mendukung tindakan tersebut.

Dengan adanya penerapan values, identities, actions ini guru dapat melatih rutinitas kemampuan berpikir siswa. Penerapan metode ini pada akhirnya bertujuan untuk memicu pemikiran kreatif dan kritis siswa dalam menilai dan menganalisis suatu karya. Penilaian itu bisa meningkatkan kepekaan siswa terhadap seni dan budaya. Dengan begitu, siswa tidak hanya mampu membuat suatu karya saja, tetapi siswa juga memiliki keterampilan untuk menilai karya dengan baik. Hal lain yang akan didapatkan siswa dari penilaian ini yaitu siswa bisa lebih peka terhadap situasi yang sedang dihadapi. Mereka akan jauh lebih kritis dan kreatif dalam menuangkan ide dan kreativitas yang dimilikinya.

Demikianlah artikel mengenai values, identities, actions yang bermanfaat untuk melatih rutinitas berpikir siswa. Apabila guru memadukan metode ini dengan model pembelajaran yang tepat, maka hasil belajar yang akan didapatkan siswa bisa menjadi lebih maksimal. Semoga beberapa informasi yang terdapat pada artikel ini bisa membantu Anda dalam menerapkan values, identities, actions yang berguna untuk melatih rutinitas berpikir siswa.