Pembelajaran Discovery Learning dan RPP Discovery Learning

Discovery learning menjadi salah satu model pembelajarannya banyak digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan baik. Pengertian discovery learning menurut Buana (2017), merupakan metode belajar yang menitikberatkan pada murid, di mana mereka diharapkan bisa mengumpulkan informasi yang dibutuhkan secara mandiri, untuk menambah pengetahuan atau meningkatkan keterampilan guna mencapai tujuan pembelajaran.

Adapun Budiningsih (2005) mengatakan bahwa discovery learning adalah model pembelajaran yang fokus terhadap pemahaman konsep, arti dan hubungan, melalui proses intuitif untuk mengambil suatu kesimpulan dari materi pembelajaran. Tujuan model pembelajaran discovery learning sangat baik bagi siswa, di mana mereka berkesempatan tinggi untuk terlibat aktif dalam pembelajaran.

Tujuan discovery learning membantu siswa untuk menemukan pola dalam situasi konkret atau abstrak, siswa juga dapat belajar untuk merumuskan strategi tanya jawab yang dapat memperoleh informasi bermanfaat. Dengan model pembelajaran ini siswa bisa bekerjasama, saling berbagi informasi serta mendengarkan atau menggunakan ide-ide orang lain dan lebih mandiri dalam mencari materi pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Karakteristik Model Pembelajaran Discovery Learning

Model pembelajaran discovery learning memiliki karakteristik tersendiri, yang tidak sama dengan model pembelajaran lainnya. Hasil penelitian Susanti (2016), menunjukkan bahwa model discovery learning ditandai dengan suasana belajar yang berbeda, di mana penjelasan yang diberikan guru hanya sedikit dan peserta didik dapat mencari pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasainya sesuai dengan tujuan pembelajaran secara mandiri.

Artinya guru lebih pasif atau tidak dominan di dalam kelas dan peserta didik lebih aktif untuk mencari bahan-bahan materi pembelajaran tambahan agar dapat menguasai pelajaran. Hal ini tentu dapat meningkatkan kemandirian siswa. Adapun berikut ini merupakan beberapa karakteristik model pembelajaran discovery learning, di antaranya yaitu:

Mengelola Pembelajaran yang Adaptif, Fleksibel dan Akomodatif Sesuai Kemendikbud
ekolah dari rumah bukan berarti memindahkan proses belajar di sekolah dengan sama persis. Tetapi butuh penyesuaian. Saat sekolah dari rumah pembelajaran diharapkan bisa lebih adaptif, fleksibel dan akomodatif.
  • Budaya pembelajaran di kelas lebih baik, di mana guru dan siswa memiliki tujuan belajar dengan pikiran terbuka dan komunikasi yang baik.
  • Guru membimbing siswa untuk menghubungkan pengalaman.
  • Mendorong siswa untuk mengajukan pertanyaan melalui kolaborasi dan eksplorasi dengan guru atau teman sebayanya.

Langkah-langkah Pembelajaran Discovery Learning

Discovery learning membuat siswa lebih mandiri untuk memahami materi pelajaran yang harus dikuasainya. Sehingga siswa tidak lagi "disuapin" untuk bisa mengerti suatu hal. Pasalnya saat ini juga sudah banyak sumber materi pelajaran tambahan yang bisa dipelajari dengan mudah melalui internet.

Untuk menerapkan model pembelajaran discovery learning di kelas, Anda bisa melakukan langkah-langkah berikut ini:

1. Stimulation/Stimulasi (Pemberian Rangsangan)

Pada tahapan pertama ini, stimulasi fungsinya adalah untuk menyediakan kondisi interaksi belajar. Stimulation dilakukan dengan melakukan teknik bertanya. Teknik bertanya dilakukan dengan siswa diajukan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menghadapkan mereka pada kondisi yang mendorong eksplorasi dan ide-ide. Siswa akan memiliki keinginan untuk melakukan penyelidikan sendiri.

Dalam stimulasi, yang dapat dilakukan adalah menyajikan bahan kajian di awal, contohnya berupa potensi daerah yang berkaitan dengan konsep geografi yang sedang dipelajari. Selanjutnya, siswa akan merasa dihadapkan dengan kondisi yang mengharuskan mereka memikirkan ide-ide.

2. Problem Statement/Pernyataan (Identifikasi Masalah)

Dalam problem statement atau mengidentifikasi masalah ini, siswa diberi kesempatan untuk menganalisis dan mengidentifikasi permasasalahan yang telah diberikan kepada mereka. Teknik ini berguna untuk membangun pemikiran siswa agar terbiasa memecahkan problem atau masalah.

Lalu dilanjutkan dengan menentukan salah satu solusi pemecahan masalah yang dianggap paling relevan dalam proses penyelesaian masalah tersebut. Salah satu jenis penyelesaian masalah tersebut disebut kategori hipotesis.

Contohnya adalah dengan mengidentifikasi potensi daerah dalam konsep geografi secara satu per satu. Siswa akan mengidentifikasi masalah apa yang ada dan potensi dari daerah tersebut.

3. Data Collection (Pengumpulan Data)

Tahap ini berfungsi untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan kebenaran hipotesis. Siswa diberikan kesempatan untuk mengumpulkan (collecting) berbagai informasi yang relevan, mengamati objek, membaca literatur, melakukan wawancara (interview) dengan narasumber, melakukan uji coba dan lainnya.

Konsekuensi pada tahap ini adalah siswa diharuskan untuk dapat belajar lebih aktif dalam menemukan informasi tertentu yang berhubungan dengan permasalahan yang diberikan, secara implicit. Melalui proses tahapan ini, siswa dengan secara tidak disengaja telah ada dalam proses menghubungkan masalah yang ada dengan pengetahuan yang telah mereka miliki.

4. Data Processing (Pengolahan Data)

Setelah data dikumpulkan baik dari infromasi, interview, observasi, dan lainnya, tentunya data akan diolah dan diproses. Data processing juga sering disebut dengan pengkodean coding/kategorisasi sebagai pembentukan konsep dan generalisasi.

Dari generalisasi, siswa akan mendapatkan pengetahuan baru tentang alternatif penyelesaian/jawaban yang perlu mendapat pembuktian logis. Lalu semuanya akan diolah, diklasifikasikan, diacak, bahkan jika perlu akan dihitung dengan mengunakan metode tertentu. Lalu kemudian akan ditafsirkan dengan baik supaya dapat lewat tahap verifikasi.

5. Verification (Pembuktian)

Verification supaya proses belajar berjalan dengan kreatif dan baik. Hal ini dilakukan guru untuk memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan sebuah konsep, teori, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang ada kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan hasil dari pengolahan, siswa akan diarahkan untuk memeriksa ulang informasi, baik hipotesis atau pernyataan yang telah mereka rumuskan sebelumnya, apakah terjawab atau tidak dan apakah terbukti atau tidak.

6. Generalization/Generalisasi (Menarik Kesimpulan)

Berdasarkan hasil verifikasi maka akan dirumuskan prinsip-prinsip yang mendasari generalization (generalisasi). Siswa akan diminta untuk menarik kesimpulan.

Setelah itu siswa harus menarik kesimpulan, siswa harus memperhatikan proses generalisasi yang mengharuskan untuk menguasai pelajaran atas makna atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari pengalaman seseorang. Dan juga pentingnya proses generalization (generalisasi) dan pengaturan dari pengalaman tersebut.

Penilaian dalam metode Discovery Learning ini mencakupi aspek proses, domain kognitif, sikap, atau penilaian hasil kerja yang telah diselesaikan siswa. Adapun penggunaan penilaian aspek masing-masing, contohnya seperti aspek afektif, kognitif, dan psikomotor yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing siswa, baik berupa test ataupun non-test.

Manfaat beserta Tips Menyusun Rencana Pembelajaran bagi Guru
Menyusun rencana pembelajaran sangat penting dilakukan agar kegiatan belajar mengajar berjalan lancar. Berikut tips menyusun rencana pembelajaran bagi guru.

Contoh RPP Discovery Learning

Anda juga harus mengetahui pembuatan RPP discovery learning agar pembelajaran berjalan dengan baik dan terstruktur. Dalam pembuatan RPP discovery learning, didalamnya harus mengandung kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, model atau metode pembelajaran yang digunakan, langkah-langkah dalam memulai pembelajaran (langkah-langkah discovery learning yang telah disebutkan sebelumnya), hingga sumber belajar.

Adapun berikut ini merupakan contoh RPP discovery learning pelajaran TIK materi Jaringan Berbasis WAN secara singkat yaitu:

RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan    :    Sekolah Menengah Kejuruan

Mata Pelajaran    :    TIK (Teknologi Informasi dan komunikasi)

Kelas / Semester    :    XI / Ganjil

Materi    :    Teknologi Jaringan Berbasis Luas (WAN

Alokasi Waktu    :    3 JP

Kompetensi Inti

1. Memahami, mempraktikkan menganalisis serta mengevaluasi pengetahuan desain yang sesuai dengan komputer dan jaringan

2. Menyelesaikan tugas spesifik menggunakan media atau alat, informasi serta cara kerja yang masuk akal untuk memecahkan masalah di bidang desain komputer dan jaringan

Kompetensi Dasar

  1. Menciptakan desain berbasis luas

Indikator

  1. Membuat desain awal WAN
  2. Mempresentasikan desain yang telah dibuat

Tujuan Pembelajaran

1. membantu siswa untuk membuat desain WAN dan mempresentasikan hasilnya

Metode Pembelajaran

Discovery Learning

Kegiatan Pembelajaran

(Dalam bagian ini, Anda bisa merencanakan proses kegiatan pembelajaran dari awal hingga akhir dengan menggunakan langkah-langkah discovery learning)

Pembukaan - 15 menit

Siswa membaca buku tentang jaringan WAN.

Kegiatan Inti Langkah

(Untuk kegiatan inti Anda bisa melakukan beberapa langkah discovery learning dan waktu yang dibutuhkan) berikut contoh singkatnya

1. Sttimulasi - 30 menit

Diskusi tentang teknologi WAN

Identifikasi untuk bisa mendesain teknologi WAN

2. Identifikasi Masalah - 30 menit

Tugas siswa identifikasi masalah untuk menyiapkan desain WAN

3. Pengumpulan Informasi - 30 menit

Guru meminta peserta didik untuk mencari disain WAN.

4. Pengolahan Informasi - 30 menit

Penilaian tugas peserta didik

5. Verifikasi Hasil - 30 menit

Presentasi hasil desain teknologi WAN.

6. Generalisasi - 20 menit

Siswa lain dan guru memberikan tanggapan terhadap presentasi.

7. Penutup - 10 menit

Guru melakukan refleksi untuk siswa

Guru PR yang berkaitan dengan materi yang telah dibahas

Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran l

Bapak/ibu guru bisa mendapatkan contoh RPP lainnya dengan lengkap untuk semua mata pelajaran dan semua kelas di kejarcita. Berikut contoh tampilan RPP Bahasa Inggris kelas 10 semester 2 dari kejarcita. Selengkapnya di https://kejarcita.id/.