Pemanfaatan Media Digital sebagai Penerapan Profil Pelajar Pancasila
Kurikulum Merdeka menjadi kurikulum baru bagi pelaksanan proses pendidikan di Indonesia saat ini. Sebelumnya, Kurikulum Merdeka ini dikenal dengan konsep merdeka belajar. Pada tahun 2020 lalu, beberapa sekolah yang tergabung dalam sekolah penggerak sudah mengimplementasikan konsep merdeka belajar ini dalam kegiatan pembelajaran.
Namun, di tahun ini, Kurikulum Merdeka tidak hanya untuk sekolah-sekolah yang tergabung dalam sekolah penggerak saja. Melainkan untuk semua sekolah secara bertahap. Harapannya di tahun 2024 nanti, Kurikulum Merdeka bisa diterapkan di semua sekolah yang ada di Indonesia. Alasannya, pada tahun 2024 nanti, Kurikulum Merdeka ditetapkan menjadi kurikulum nasional.
Perbedaan yang mencolok dari Kurikulum Merdeka dengan kurikulum-kurikulum yang pernah ada sebelumnya adalah tentang UN (Ujian Nasional). Kurikulum Merdeka menghapuskan UN. Sebagai gantinya, dilakukan AN (Asesmen Nasional).
AN ini memiliki tiga komponen, AKM (Asesmen Kompetensi Minimum), Survei Sekolah, dan Survei Karakter. Komponen ini menunjukkan bahwa AN tidak hanya menjadi tanggung jawab siswa semata, tetapi juga sekolah. Dalam Kurikulum Merdeka, siswa akan diasesmen melalui AKM dan Survei Karakter. Sementara itu, sekolah diasesmen lewat Survei Sekolah.
Jika AKM bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan dasar siswa dalam bidang literasi dan numerasi, survei karakter bertujuan untuk menilai karakter yang dimiliki oleh siswa. Sudahkah siswa memiliki karakter Profil Pelajar Pancasila yang telah ditetapkan sebagai bagian dari pendidikan karakter dalam sistem pendidikan di Indonesia.
Kurikulum Merdeka tidak hanya bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dari sisi literasi dan numerasi saja. Namun, juga ingin para siswa memiliki karakter yang sesuai jati diri bangsa, yakni profil Pelajar Pancasila. Artikel ini selanjutnya akan membahas tentang pemanfaatan media digital sebagai penerapan Profil Pelajar Pancasila.
Profil Pelajar Pancasila
Profil pelajar Pancasila menjadi salah satu visi misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Republik Indonesia. Profil Pelajar Pancasila ini diresmikan pada tahun 2020 lalu. Landasan hukumnya adalah Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020—2024.
Profil Pelajar Pancasila ini adalah karakteristik yang dimiliki oleh setiap pelajar Indonesia untuk terus belajar sepanjang hayat dengan kompetisi global, tetapi tidak melupakan Pancasila sebagai jati diri bangsa. Profil Pelajar Pancasila ini memiliki enak karakteristik : beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME), dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong rocong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Setiap karakteristik tersebut memiliki elemennya masing-masing. Berikut adalah penjelasannya.
1. Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME), dan Berakhlak mulia
Karakter beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan beraklak mulia diartikan sebagai pelajar yang memiliki akhlak dan mampu menerapkan ajaran agamanya dalam menajalani kehidupan sehari-hari.
Karakter ini memiliki lima elemen kunci, yaitu (a) akhlak beragama, (b) akhlak pribadi, (c) akhlak kepada manusia, (d) akhlak kepada alam, dan (e) akhlak bernegara.
2. Berkebinekaan Global
Pelajar Pancasila yang berbinekaan global berarti pelajar yang tetap mempertahankan nilai-nilai tradisi dan lokal yang dimilikinya, tetapi tetap berpikir terbuka dengan lingkungan globalnya. Mereka mampu berinteraksi dengan bangsa lain tanpa melupakan jati diri yang dimilikinya.
Elemen yang dimiliki oleh karakter berkebhinekaan global adalah mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.
3. Bergotong Royong
Pelajar Pancasila yang bergotong royong artinya mau melakukan pekerjaan secara bersama-sama dengan sukarela agar pekerjaan tersebut bisa berjalan dengan baik dan lancar. Elemen dari karakter gotong royong ini adalah berbagi, kepedulian, dan kolaborasi.
4. Mandiri
Pelajar Pancasila yang mandiri artinya mampu bertanggung jawab atas proses dan hasil belajar yang telah dilaluinya. Elemen Pelajar Pancasila yang mandiri adalah kesadaran akan diri, situasi yang dihadapi, dan regulasi diri.
5. Bernalar Kritis
Pelajar Pancasila harus bernalar kritis. Artinya memiliki kemampuan untuk berpikir secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkannya.
Elemen-elemen dari karakteristik bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil Keputusan.
6. Kreatif
Pelajar Pancasila itu harus kreatif. Artinya, mampu memodifikasi ataupun membuat sesuatu yang original, yang memiliki manfaat, bermakna, dan berdampak bagi masyarakat luas.
Elemen yang dimiliki oleh karakteristik kreatif ini adalah menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.
Pemanfaatan Media Digital sebagai Penerapan Profil Pelajar Pancasila
Setelah tahu apa itu Profil Pelajar Pancasila, tentu kita menyadari bahwa sangat penting dalam menerapkannya. Sangat penting bagi pelajar Indonesia untuk memiliki karakteristik pelajar Pancasila. Tak heran, beragam cara dilakukan untuk menerapkan profil pelajar Pancasila ini. Salah satunya dengan memanfaatkan media digital.
Pemanfaatan media digital dalam proses pembelajaran tentu bukan hal yang baru. Apalagi saat pandemic COVID-19 berlangsung, pembelajaran dilakukan berbasis media digital. Selain itu, pemanfaatan media digital dalam penerapan Profil Pelajar Pancasila sangat sesuai dengan karakter siswa saat ini.
Siswa-siswa saat ini adalah generasi alpha yang sangat akrab dengan teknologi, khususnya teknologi digital. Tentu akan sangat menyenangkan apabila mereka belajar menggunakan hal yang dikuasainya, yakni teknologi digital.
Begitu juga dalam penerapan Profil Pelajar Pancasila, tentu akan semakin mudah jika meggunakan teknologi digital. Salah satu bentuk pemanfaatan media digital sebagai penerapan Profil Pelajar Pancasila yang telah dibuat oleh Kemdikbudristek adalah portal rumah belajar.
Portal rumah belajar adalah media digital yang bisa diakses setiap siswa secara online, dalam memahami materi pelajaran sekaligus pendikan karakter Profil Pelajar Pancasila. Beragam konten pembelajaran bisa diakses siswa di portal rumah belajar. Mulai dari video pembelajaran, latihan soal, hingga asesmen pembelajaran bisa dimanfaatkan.
Guru bisa memberikan contoh-contoh aktivitas yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila melalui video pembelajaran. Video pembelajaran adalah salah satu bentuk media digital yang paling disukai oleh siswa.
Kemudian, guru juga bisa memanfaatkan beragam aplikasi telekonferensi dalam mempelajari Profil Pelajar Pancasila ini, mulai dari Zoom hingga Google Meet. Selain itu, guru juga bisa melakukan sharing session interaktif melalui media sosial yang sangat digemari oleh siswa. Dengan begitu, siswa semakin tertarik untuk belajar dan menerapkan Profil Pelajar Pancasila dalam kehidupan sehari-hasri.
Beberapa sekolah bahkan telah memiliki LMS (Learning Manajemen System) dalam menerapkan Profil Pelajar Pancasila ini. Ada juga yang memberikan kuis online untuk memudahkan siswa memahami Profil Pelajar Pancasila ini. Jika siswa paham, mereka tidak akan kesulitan dalam menerapkan Profil Pelajar Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Demikian artikel tentang pemanfaatan media digital sebagai penerapan Profil Pelajar Pancasila. Semoga artikel ini bisa memberikan Anda inspirasi dalam memanfaatkan media digital sebagai penerapan Profil Pelajar Pancasila.