Panduan Mengimplementasikan Pameran Karya Siswa sebagai Perayaan Hasil Belajar

Bisakah Anda membayangkan pameran karya siswa itu seperti apa? Apakah kumpulan hasil belajar mereka dipajang di lorong sekolah? Atau memajang nilai-nilai mereka di majalah dinding? Baik, mari kita bahas terlebih dahulu apa itu pameran karya siswa.

Pameran karya siswa adalah bentuk menunjukkan hasil karya milik peserta didik yang sudah dibuatnya saat pembelajaran di kelas. Tak hanya hasil karyanya, tetapi juga memamerkan proses bagaimana mereka menghasilkan output belajar.

Pameran karya siswa merupakan bentuk apresiasi atas proses yang telah para peserta didik lalui dalam proses belajarnya. Dengan niatan mengapresiasi, tentu saja pameran ini dapat memiliki beberapa manfaat bagi sekolah dan bagi para siswa itu sendiri. Berikut manfaat yang tertuang dalam poin-poin penting berikut.

a. Manfaat bagi Peserta Didik

1) Meningkatkan self-esteem siswa. Karena mereka dihargai secara process oriented atau berbasis proses. Hal ini menunjukkan bahwa yang diapresiasi adalah kerja keras siswa, bukan hasil akhirnya saja.

2) Mampu bersaing dengan sehat, sebab pameran karya siswa ini merupakan bentuk personal branding bagi siswa itu sendiri. Mereka akan berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik melalui proses yang jujur.

3) Siswa mampu mengerahkan potensi terbaiknya. Karena siswa mengetahui hasil belajarnya akan dijadikan pameran, mereka akan berlomba-lomba untuk melakukan yang terbaik, mengeluarkan seluruh kemampuan serta potensi yang mereka miliki.

4) Meningkatkan kolaborasi antarsiswa, guru, dan pihak sekolah.

Peran Guru dan Sekolah Penggerak dalam Implementasi Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang memiliki kegiatan intrakurikuler yang beragam, di mana konten pembelajarannya lebih optimal, sehingga siswa memiliki cukup waktu untuk meningkatkan kompetensinya.

b. Manfaat bagi Guru

Manfaat pameran karya siswa bagi guru di antaranya adalah sebagai berikut.

1) Memudahkan proses evaluasi hasil belajar.

2) Guru mudah mengelompokkan potensi peserta didik.

3) Meningkatkan kolaborasi antarsiswa dan guru.

Pameran karya siswa dapat dijadikan sebagai bentuk penilaian atau asesmen belajar peserta didik. Asesmen tersebut bertujuan untuk mengukur capaian pembelajaran atau CP siswa dalam proses belajar, di mana capaian ini merupakan puncak dari proses belajar. Selain itu, pameran karya siswa juga bertujuan sebagai perayaan hasil belajar, dalam konteks ini harusnya pameran tersebut menjadi acara yang ditunggu-tunggu oleh peserta didik, dan menyenangkan bagi seluruh warga sekolah.

Lalu, bagaimana penerapan pameran karya siswa dapat dilakukan? Saat guru ingin menyelenggarakan pameran karya siswa, akan banyak persiapan yang harus dilakukan. Mulai dari persiapan lokasi, alur pembuatan karya, panduan, dan sebagainya. Akan tetapi, sebenarnya ada hal terpenting, yaitu mempersiapkan murid itu sendiri sebagai subjek. Guru wajib merancang strategi pembelajaran di kelas untuk dapat membantu peserta didik mempersiapkan dirinya agar siap untuk membuat karya.

Bentuk output belajar yang bisa dijadikan bahan pameran sangat variatif, antara lain video pendek, lukisan, poster, majalah dinding, makanan, peralatan sehari-hari, tulisan, dan masih banyak lagi. Hal ini menandakan bahwa belajar tidak hanya berkaitan dengan teori dan tulisan diktat semata. Belajar merupakan proses perubahan perilaku yang diawali dengan diperolehnya informasi secara efektif.

Persiapan Pameran Karya Siswa

Agar dapat memaksimalkan hasil belajar, peserta didik juga bisa belajar di luar jam sekolah melalui platform-platform atau kanal edukasi yang ekslusif, salah satunya melalui situs kejarcita.id. Di laman tersebut, siswa dapat belajar secara daring di rumah, tak hanya kumpulan soal, modul dan video belajar interaktif, tapi juga terdapat banyak informasi penting dan menarik seputar pendidikan terkini. Saatnya memasuki panduan teknis pameran karya siswa. Mari kita simak bersama poin-poin berikut ini!

1. Membentuk Kepanitiaan

Seperti kegiatan lainnya, pameran karya siswa juga harus dilaksanakan secara sistematis oleh panitia profesional. Pembuatan tim panitia baiknya dilaksanakan saat awal tahun ajaran dan dibarengi saat pembuatan RPP. Jadi, mereka yang ditunjuk sejak awal akan lebih mudah mempersiapkan kegiatan ini karena mereka memiliki cukup waktu.

Alasan mengapa kepanitiaan dibentuk sejak tahun awal pembelajaran ialah agar guru/panitia dapat memilih metode yang tepat untuk proses belajar mengajar. Semua harus disesuaikan dengan kurikulum, karakter siswa, lingkungan sosial dan biayanya. Panitia adalah guru yang memahami alur belajar mana yang sesuai dengan kaidah dan kode etik yang berlaku.

2. Mempersiapkan Peserta Didik

Jauh-jauh hari sebelum terlaksanakannya pameran, baiknya guru melakukan sosialisasi terlebih dahulu tentang apa itu pameran karya siswa agar mereka tidak buta informasi ke depannya. Dengan begitu, para siswa dapat mempersiapkan mental untuk menghadapi kegiatan ini. Ajak para peserta didik untuk memiliki target belajar yang baik agar nantinya saat pameran dilaksanakan mereka dapat merasakan kepuasan dan bangga terhadap diri sendiri.

Untuk mempersiapkan murid, guru juga harus pandai dalam merancang metode belajar yang inovatif, kreatif, dan mudah diaplikasikan. Contohnya metode belajar berbasis proyek (project based learning). Metode tersebut dapat membuat siswa menjadi lebih paham tentang materi yang mereka pelajari. Hal positif dalam metode ini terdapat output berupa produk yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan pameran.

Pelaksanaan Teknis

Saat hari-H dimulai, di sinilah puncak acara akan digelar. Pameran Karya Siswa dapat dilakukan secara online (daring) maupun offline (luring). Adanya teknologi yang berkembang pesat memudahkan siswa dan satuan sekolah melakukan branding atau pencitraan dari hasil karya belajar. Untuk media offline, siswa dapat memajang hasil belajarnya dalam suatu karya berupa, antara lain majalan dinding, poster, karya seni berupa lukisan/gambar/pahatan atau lainnya. Hasil karya dalam bentuk digital seperti video, audio, presentasi power point, yang dapat diunggah melalui media sosial seperti Youtube, Instagram, Facebook, dan semacamnya.

Hasil karya siswa dapat dinilai secara serentak oleh juri, makin unik dan original, akan semakin menarik perhatian. Kreativitas siswa akan turut dinilai, jadi perlu sekali mengasah kreativitas siswa sebelum hari-H pameran dilaksanakan. Caranya seperti melatih mereka presentasi, menggambar, melukis, atau menulis tanpa membatasi kreativitas mereka.

Lalu, bagaimana kalau acara sudah selesai? Karyanya dikemanakan? Agar tetap sustainable (keberlanjutan), karya-karya yang berbentuk fisik dapat digunakan kembali untuk lingkup sekolah, guru, atau bahkan murid itu sendiri. Misal hasil karyanya lukisan maka lukisan tersebut dapat dipajang di kelas, di ruang guru, di perpustakaan, maupun di lobi sekolah. Apabila hasil karyanya berupa poster motivasi atau imbauan maka bisa dipajang bersamaan dengan tata tertib sekolah. Nah, bagi karya-karya digital tidak perlu di-take down atau diturunkan karena itu dapat menjadi bahan branding sekolah itu sendiri.

Menarik, bukan? Pameran karya siswa dapat mengantar negeri ini menjadi lebih maju karena generasi saat ini sudah diasah untuk menjadi kreatif dalam menerapkan keilmuannya. Ditambah lagi adanya teknologi yang pesat sekali dapat dijadikan siswa dalam mencari sumber inspirasi dalam membuat suatu karya.

Pemikiran-pemikiran out of the box yang mungkin saja dahulu menjadi ide gila dengan ketidakmungkinan, bisa saja nanti menjadi ide cemerlang untuk mengatasi permasalahan yang ada di seluruh pelosok negeri. Maka dari itu, sekolah sebagai unit belajar siswa turut membentuk dan bertanggung jawab atas meningkatnya kreativitas penerus bangsa harus tetap dimajukan untuk mengikuti perkembangan zaman.

Itulah tiga tahap panduan pengimplementasian pameran karya siswa. Semua harus disesuaikan dengan lingkungan dan budaya setiap satuan sekolah. Salam pendidikan, salam kreatif!