Metode untuk Mengidentifikasi Minat dan Bakat Siswa sejak Usia Dini
Setiap individu diciptakan dengan keberagaman, termasuk bakat dan minatnya. Bisa dibilang kalau bakat dan minat adalah modal untuk survive selain karakter disiplin, kerja keras, jujur, dan pantang menyerah. Meski terkesan memiliki definisi yang mirip, tetapi bakat dan minat memiliki arti yang berbeda.
Liek Kartini Kartono, seorang dosen tetap jurusan psikologi di IKIP Bandung yang sejak tahun 1969 mengajarkan psikologi umum dan sosial memberikan pandangan terhadap bakat dan minat. Menurut Liek Kartini Kartono, bakat adalah hal yang berkaitan dengan segala faktor dalam diri individu yang telah dimiliki sejak awal kehidupannya. Bakat ini kemudian akan bertumbuh dan berkembang sebagai suatu keahlian, keterampilan, dan kecakapan tertentu.
Bakat sifatnya laten potensial alias bawaan sejak lahir dan terpendam dalam diri individu sehingga masih bisa tumbuh dan dikembangkan. Sementara itu, minat ialah momen dari kecenderungan yang terarah secara intensif kepada satu objek yang dianggap penting.
Kabar baiknya, bakat dan minat dapat dieksplorasi sejak usia anak masih dini. Metode-metodenya ialah sebagai berikut.
Mengenalkan Anak dengan Beragam Hal Baru
Pengalaman merupakan metode utama dan paling murah yang dapat diterapkan untuk mengetahui bakat dan minat anak sejak dini. Supaya lebih mudah, orang tua maupun guru dapat menggunakan cara yang lebih terstruktur untuk mengenalkan hal baru dan pastinya dapat memicu jenis kecerdasan anak melalui teori Howard Gardner.
Jenis kecerdasan itu antara lain kecerdasan spasial, kecerdasan musik, kecerdasan naturalis, kecerdasan logika matematika, kecerdasan eksistensial, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, kecerdasan kinestetik, dan kecerdasan linguistik. Seluruh jenis kecerdasan tersebut dapat dipicu melalui berbagai hal di sekitar rumah maupun di sekolah.
Namun, perlu diingat bahwasanya setiap anak punya kecenderungan masing-masing pada setiap jenis kecerdasan yang bisa dimiliki manusia. Meskipun semua kecerdasan tersebut dikenalkan dan difasilitasi oleh guru dan orang tua agar anak mendapat pengalaman baru, tetap saja harus ada evaluasi ketat tentang kecerdasan yang lebih dominan pada diri mereka.
Pengenalan hal baru juga harus di terapkan di rumah dengan pendampingan, misalnya belajar memasak, menanam bibit, dan bersih-bersih halaman. Bagaimanapun kegiatan tersebut memiliki risiko sehingga perlu pengawasan. Di sekolah, guru dapat menggunakan banyak metode yang disisipkan dalam RPP Merdeka Belajar agar tujuan mengidentifikasi bakat minat siswa tercapai.
Ekstrakurikuler
Sejak di bangku sekolah dasar, anak perlu dilibatkan dalam kegiatan ekstrakulikuler yang sesuai dengan apa minatnya. Meskipun terkadang anak hanya ikut-ikutan teman, kegiatan ekstrakurikuler dapat mengidentifikasi bakat dan minat para peserta didik melalui beragam peran struktural maupun fungsional.
Hal yang perlu para pendidik ketahui bahwa skill yang didapatkan di kegiatan ekstrakulikuler sama pentingnya dengan akademik. Keduanya jalan beriringan dan saling menopang. Bahkan, tidak jarang anak justru lebih cepat berkembang ketika aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler.
Minat dan bakat siswa bisa lebih terlihat dan menonjol saat mereka fokus pada satu bidang. Dalam forum ekstrakurikuler, pendidik lebih mudah mengidentifikasi kemampuan mereka karena dikumpulkan dengan kelompok yang satu frekuensi. Jadi, jangan sepelekan anak yang lebih aktif di luar sekolah hanya karena nilai di akademik mereka rendah.
Pertumbuhan siswa melalui aktivitas soft skill di ekstrakurikuler memungkinkan mereka untuk beradaptasi lebih cepat dalam mencari tahu bakat dan minatnya. Butuh arahan dan bimbingan dari guru agar siswa tidak salah memilih bidang. Apabila awal-awal nyasar, dimaklumi saja. Guru dapat memindahkannya ke bidang lain yang lebih relevan dengan kemampuan siswa.
Jangankan guru yang hanya bisa melihat dari sisi luar, siswa itu sendiri pun pasti juga tidak serta merta mudah menemukan jati dirinya. Merasa sangat ingin menjadi perenang, tetapi dirinya takut air dan kedalaman. Merasa sangat bisa membuat konten, tetapi ternyata hasilnya selalu tidak menarik. Hal-hal seperti ini adalah faktor yang sangat butuh pendampingan di kegiatan ekstrakulikuler agar guru dan orang tua juga lebih akurat melihat minat dan bakat anak. Jika anak mulai kendor, pendamping harus sigap memotivasinya lagi.
Observasi
Sering kali orang tua merasa anaknya tidak memiliki bakat dan minat di usia dini karena mudah merasa bosan maupun mudah berganti minat. Hal tersebut sangat wajar karena anak-anak memang masih belum memiliki pengalaman sebanyak orang dewasa. Di masa ini, hal yang perlu dilakukan orang tua adalah observasi. Mungkin kegiatan yang digemari anak berubah-ubah. Namun, cobalah perhatikan polanya saat mendalami hal-hal yang disukainya. Sebagai contohnya, seorang anak memiliki pola komunikasi dan pola menyikapi masalah, lalu kecenderungan anak tersebut lebih mahir di bidang apa saja.
Bagi anak SD, memiliki cita-cita setinggi langit adalah sebuah kewajaran. Namun, perlu kita ketahui bahwa yang ia katakan dan inginkan tidak selalu berbanding lurus dengan sikapnya terhadap mimpinya. Observasi juga hasil dari ujian AKM-nya, anak tersebut lebih mahir di literasi numerasi atau literasi berbahasanya. Maka dari itu, ajak anak terus berlatih contoh soal AKM agar semakin mengasah dan memperjelas bakatnya.
Observasi kebiasaan, kegiatan, dan pola-pola yang muncul saat anak menghadapi tantangan. Hindari menganganggap remeh dari setiap sikapnya. Bahkan, ketika hal tersebut terlihat sangat aneh. Bisa jadi, itu adalah suatu kelebihan yang menjadi kekuatannya nanti dalam meraih kesuksesan.
Cara lain yang mungkin dapat digunakan, tetapi memerlukan biaya adalah dengan melakukan tes bakat dan minat di lembaga psikologi. Namun, yang perlu diketahui bahwa hasil saat ini belum tentu sama jika anak melakukan tes yang sama di kemudian hari, terutama soal minat. Minat anak dapat berubah-ubah, bakat juga sudah ada sejak lahir, tetapi keduanya perlu dipoles untuk menjadi bersinar.
Jika punya budget, tes minat bakat perlu terus dilakukan setiap anak memasuki jenjang yang lebih tinggi. Tujuannya agar semakin mudah mengarahkan anak untuk mengembangkan potensinya. Tes ini juga dapat menginformasikan mana yang selalu konsisten sejak dia usia dini dan bagian mana yang sering berubah-ubah.
Sebenarnya, banyak sekali tes secara online yang bisa diakses secara gratis atau tidak perlu bayar mahal. Namun, hasilnya tentu tidak akan sedetail kalau menggunakan fasilitas yang berbayar. Sesuaikan saja dengan kebutuhan anak. Selama masih ada cara lain yang lebih murah biayanya untuk mengidentifikasi minat dan bakat anak, tes berbayar ini bisa menjadi pelengkap saja. Cukup manfaatkan platform gratisan yang kualitas tesnya lumayan bagus.
Itulah beberapa cara untuk mengidentifikasi minat dan bakat siswa sejak usia dini. Lakukan secara bertahap dengan metode yang tepat.
Cara yang mana yang sudah sering Anda terapkan atau belum Anda terapkan sama sekali?
Yuk saling kerjasama antara guru dan orang tua!