Mengenal ‘Love Quotient’, Kecerdasan Baru yang Dikenalkan Jack Ma untuk Pendidikan
Siapa yang tak kenal Jack Ma? Seorang pebisnis sukses yang berasal dari Tiongkok. Ia merupakan pendiri sekaligus chairman eksekutif Alibaba group yang merupakan perusahaan e-commerce terbesar di Tiongkok. Ia juga menjadi warga Cina yang pertama kali masuk ke majalah Forbes dan terdaftar sebagai bilyuner dunia. Pada tahun 2015, Ia pernah masuk kedalam urutan orang berpengaruh di dunia ke-22.
Jack Ma tak pernah berhenti memberi motivasi dan inspirasi ke setiap orang mengenai kehidupan, salah satunya dalam hal pendidikan. Ia pernah berbicara mengenai pendidikan di World Economy Forum, dimana untuk mencapai perubahan pendidikan yang lebih baik, bukan hanya terfokus pada kurikulum saja, melainkan pada kapasitas siswa. Semakin tinggi kapasitas yang dimiliki siswa, dunia pendidikan semakin maju. Membangun kapasitas siswa bukan hanya melibatkan IQ (Intelligence Quotient) dan EQ (Emotional Quotient) saja, tetapi kapasitas LQ (Love Quotient).
Mengenal IQ, EQ, LQ
Pada umumnya, kecerdasan dibagi menjadi beberapa bagian, namun yang paling sering kita dengar yaitu kecerdasan IQ (intelligence quotient) dan EQ (Emotional Quotient). Jack Ma mengungkap, selain memiliki kemampuan dalam kedua kecerdasan tersebut, Anda juga harus memiliki kecerdasan LQ (Love Quotient). Sebelum mengetahui lebih lanjut, ada baiknya jika kita mengenal IQ, EQ, LQ terlebih dahulu, berikut penjelasan singkatnya:
1. Kecerdasan Intelektual (IQ)
IQ (intelligence Quotient) memiliki keterkaitan erat dengan kemampuan memahami, mengingat, menganalisis, mengevaluasi serta memecahkan masalah. Kecerdasan intelektual merupakan kemampuan untuk mengolah serta berfikir kognitif. Kecerdasan ini dapat diukur melalui angka-angka (penilaian) di bangku sekolah hingga perguruan tinggi. Oleh sebab itu, kecerdasan ini dilihat berdasarkan prestasi belajar dan nilai akademik tinggi.
Kecerdasan intelektual diolah pada otak sebelah kiri. Jika otak sebelah kiri Anda lebih dominan dibanding otak kanan, maka IQ Anda tinggi. Sehingga Anda lebih mudah menyelesaikan tugas sekolah, kuliah, skripsi, tesis dan hitung-hitungan.
2. Kecerdasan Emosional (EQ)
EQ (Emotional Quotient) merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan emosional misalnya kemampuan untuk mengontrol perasaan diri sendiri, mengenali perasaan orang lain, disiplin, kerjasama, beradaptasi dengan baik, komitmen dan bertanggung jawab. Penjelasan emosional dilihat dari sikap seseorang yang mampu meningkatkan kapasitas emosinya dengan tepat, misalnya dalam dunia pendidikan, di mana terdapat peserta didik yang mampu menciptakan hubungan baik dengan temannya, mengakui kesalahan jika melakukan kesalahan dan lainnya.
Peserta didik yang memiliki kecerdasan emosional akan berusaha untuk menyelesaikan konflik yang terjadi pada kedua belah pihak. Untuk menyelesaikannya, mereka mengesampingkan keegoisan tetapi memberikan solusi yang baik untuk kedua belah pihak. Maka tidak heran jika orang yang mempunyai kecerdasan emosional cenderung memiliki banyak teman dan bisa bersosialisasi dengan lingkungan.
3. LQ (Love Quotient)
LQ (Love Quotient) juga tak kalah pentingnya dengan EQ dan IQ. Jack Ma yakin, Love Quotient merupakan kecerdasan yang mampu membawa manusia berada di tingkat tinggi. Kecerdasan tersebut memberi kekuatan untuk menang melawan apapun, termasuk mesin tercanggih. Meskipun kemampuan mencintai terlihat sepele, namun nyatanya kapasitas ini menjadi hal yang sulit dikembangkan, terlebih jika kita sudah dewasa dan tidak terlatih. LQ (Love Quotient) sangat penting dibutuhkan oleh seseorang untuk menjadi pemimpin yang baik.
Mengapa Harus LQ (Love Quotient)?
Berdasarkan pengertian IQ, EQ, LQ secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa ketiganya sangat dibutuhkan dan penting untuk menciptakan pribadi yang lebih baik. Seperti yang dikatakan Jack Ma, "Jika Anda ingin sukses, Anda harus mempunyai EQ (Emotional Quotient) untuk membangun hubungan baik dengan orang lain. Jika Anda ingin pintar Anda harus memiliki IQ (Intelligence Quotient). Jika Anda ingin dihormati dan dihargai, Anda harus memiliki LQ (Love Quotient).
LQ (Love Quotient) harus ditumbuhkan dalam diri setiap peserta didik sejak dini. Hal ini bisa menciptakan hubungan yang harmonis, sehingga kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan baik.
Berita mengenai kasus bullying dan kekerasan cyber yang menimpa siswa di sekolah, membuat kita sadar bahwa pendidikan bukan hanya tempat untuk menciptakan pekerja hebat di masa depan, tetapi menciptakan keluarga yang saling mendukung untuk mencapai tujuan bersama.
Sayangnya, beberapa orang masih percaya jika kurikulum merupakan faktor utama untuk mengubah pendidikan. Menurutnya, hal pertama yang harus dilakukan untuk mengubah pendidikan yaitu harus mengubah kurikulum dengan memunculkan KKM, silabus, SKL dan RPP. Padahal pendidikan diciptakan untuk membuat manusia cerdas dan berkarakter, bukan hanya mengenai dokumen kurikulum.
Ketika pelatihan dan workshop yang dilakukan selalu mengenai kajian kurikulum dan lainnya, artinya kapasitas murid bukanlah hal penting dan utama, sehingga tidak ada hubungan saling mencintai dan menyayangi dalam belajar.
Pengetahuan yang baik dan sikap disiplin akademik memang harus dijaga dengan baik, namun kita juga tidak boleh melewatkan pendidikan yang lebih luas daripada itu. Karena jika Anda hanya fokus pada standarisasi, maka semuanya bisa diganti dengan mesin.
Mengenalkan LQ (Love Quotient) pada Peserta Didik
Pada dasarnya kecerdasan mencintai memiliki hubungan sejak lahirnya psikologi positif, dimana ilmu pengetahuan tersebut mengarahkan manusia pada sisi positif, seperti optimisme, rasa mencintai, dan mengembangkan potensi. Karena sejatinya manusia bukan hanya ingin terbebas dari masalah tetapi juga menginginkan kebahagiaan.
Kemampuan mencintai dapat diajarkan kepada peserta didik, semakin dini untuk memulai pengajaran, maka semakin besar hasil yang didapatkan. Anak-anak PAUD, TK dan SD harus dikenalkan cara menyayangi dan mencintai orang lain, makhluk hidup dan lingkungan. Tanamkan cinta dalam diri mereka agar saat dewasa nanti, mereka akan menjadi seseorang yang menebarkan cinta. Ketika berbicara mengenai cara mencintai, maka ilmu yang diberikan adalah cara berperilaku.
Mulailah dari hal yang sederhana, seperti peduli terhadap orang lain, hormat dengan orang yang lebih tua, sopan santun, dan lainnya. guru juga memiliki peran penting untuk menjadi teladan dan memberi contoh yang baik kepada peserta didik. Setiap orang mempunyai cara yang berbeda untuk mengungkapkan cinta dan kepeduliannya. Apapun itu, Anda dapat menyampaikan serta memberikan perlakuan terhadap orang lain dengan penuh kasih sayang.
Sebelum menyebarkan rasa cinta dan kepedulian kepada orang lain, Anda harus menanamkan rasa cinta kepada diri sendiri terlebih dahulu. Setelah itu Anda bisa memberi kasih sayang kepada orang-orang sekitar untuk saling menguatkan. Gunakan cara yang baik dan tepat agar anak-anak dapat tumbuh menjadi seseorang yang empati, menyayangi dan memiliki interpersonal yang baik. Karena otak bisa digantikan oleh mesin, tetapi hati dan kasih sayang tidak dapat digantikan oleh mesin secanggih apapun.
Itulah beberapa hal yang bisa Anda ketahui mengenai ‘Love Quotient’, mulai dari pengertiannya hingga cara mengenalkannya kepada peserta didik. Mengingat kecerdasan ini baru dikenalkan oleh Jack Ma untuk dunia pendidikan.