Mengelola Pembelajaran yang Adaptif, Fleksibel, dan Akomodatif Sesuai Kemendikbud
Pandemi virus Corona Covid-19 yang melanda sejak Maret 2020, memberikan banyak perubahan dalam segala bidang, termasuk bidang pendidikan. Bidang pendidikan mengalami banyak perubahan yang signifikan. Pemindahan proses belajar dari sekolah ke rumah, nyatanya tak sekadar membawa perubahan tempat belajar saja. Menjalani sekolah dari rumah menjadi hal baru yang membutuhkan banyak penyesuaian. Proses penyesuaian ini yang terkadang menimbulkan beberapa hambatan.
Sekolah dari rumah nyatanya tidak mudah. Semua pihak harus bisa menyesuaikan diri, mulai dari guru, murid, dan juga orang tua. Saat sekolah dari rumah, tentu pembelajaran tak lagi berjalan se ideal saat belajar di sekolah. Sekolah dari rumah bukan berarti memindahkan proses belajar di sekolah dengan sama persis, tetapi butuh penyesuaian. Saat sekolah dari rumah pembelajaran diharapkan bisa lebih adaptif, fleksibel, dan akomodatif.
Pembelajaran Adaptif, Fleksibel, dan Akomodatif
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) terus berupaya mencari cara terbaik agar proses pendidikan bisa terus berjalan dengan baik meski saat pandemi. Pandemi membuat situasi belajar menjadi tidak ideal, tetapi tetap harus bisa memberikan hasil yang terbaik. Beragam kebijakan dibuat, melalui Webinar Cerdas Berkarakter Kemendikbud RI yang diadakan oleh Pusat Penguatan Karakter Kemendikbud, berbagai tips bagaimana cara mengelola pembelajaran yang adaptif, fleksibel, dan akomodatif saat pandemi seperti ini.
Ibu Susan dari Pusat Asesmen dan Pembelajaran Balitbang Kemendikbud, menyampaikan beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengelola pembelajaran yang adaptif, fleksibel, dan akomodatif saat pandemi.
A. Menentukan Materi Belajar
Materi belajar menjadi langkah pertama yang harus disiapkan dalam memulai proses pembelajaran. Materi belajar ini yang nantinya akan menjadi fokus utama dalam kegiatan pembelajaran. Materi-materi belajar saat pandemi difokuskan kepada hal-hal berikut:
1. Literasi dan Numerasi
Literasi dan numerasi adalah kompetensi dasar dan umum. Kemampuan berpikir tentang dan dengan bahasa serta matematika diperlukan dalam berbagi konteks kehidupan. Kemampuan literasi dan numerasi akan membantu individu untuk bisa bermanfaat bagi dirinya maupun lingkungannya.
2. Pendidikan Kecakapan Hidup
Pendidikan kecakapan hidup adalah pendidikan yang berfungsi untuk meningkatkan kecakapan/kompetensi individu untuk mengatasi tuntutan dan tantangan hidup sehari-hari. Tentu ini sangat dibutuhkan oleh murid, agar kelak saat lulus dari sekolah mereka bisa menjalani kehidupan dengan baik.
3. Penanganan Covid
Penanganan Covid juga perlu dimasukkan dalam materi pembelajaran. Materi ini akan memberikan pedoman bagi murid bagaimana mereka harus menghadapi pandemi ini dan menjadi bentuk adaptasi terhadap situasi yang dihadapi.
4. PHBS
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) juga penting diajarkan saat sekolah dari rumah. PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu menolong diri sendiri pasa bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam aktivitas masyarakat.
Mengajarkan PHBS dalam proses pembelajaran membantu murid bisa hidup bersih dan sehat. Tentunya jika kebersihan dan kesehatan terjamin, proses pembelajaran akan berjalan lancar.
5. GERMAS
Adanya pandemi Covid-19 ini menjadi ancaman kesehatan yang harus segera ditangani dengan baik, salah satunya melalui GERMAS. GERMAS (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat) adalah sebuah gerakan yang bertujuan untuk memasyarakakatkan budaya hidup sehat serta meninggalkan kebiasaan dan perilaku masyarakat yang kurang sehat.
Pembelajaran saat pandemi juga bertujuan agar siswa selalu hidup sehat. Misalnya dengan mematuhi protokol kesehatan penanganan Covid-19 dengan rajin cuci tangan dan memakai masker bila keluar rumah.
6. Spiritual dan Keagamaan
Pembelajaran spiritual dan keagamaan juga penting untuk tetap diajarkan meski sekolah dari rumah. Materi pembelajaran spiritual dan keagamaan membuat murid tak hanya memiliki prestasi akademi yang bagus, tapi juga punya akhlak mulia serta menjadi murid yang cerdas dan berkarakter.
7. Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik juga tetap harus dilakukan meski belajar dari rumah. Murid bisa melakukan aktivitas fisik seperti senam atau bermain bola di rumah. Aktivitas fisik bisa menjaga kebugaran tubuh, ini sangat penting agar terhindar dari virus Covid-19.
B. Bentuk Pembelajaran
Setelah mengetahui materi-materi belajarnya, sekarang bagaimana pembelajaran dilakukan. Metode pembelajaran apakah yang adaptif, fleksibel, dan akomodatif untuk situasi saat ini. Kemendikbud membuat tiga bentuk pembelajaran yang baiknya dilakukan saat pandemi seperti ini.
1. Berbasis Aktivitas
Pembelajaran berbasis aktivitas adalah proses pembelajaran yang berbasis pada aktivitas siswa. Pembelajaran berbasis aktivitas ini sangat optimal untuk memperoleh hasil belajar yang memadukan semua aspek (kognitif, afektif dan psikomotor) secara seimbang.
Contoh pembelajaran berbasis aktivitas yang bisa dilakukan di rumah misalnya saat belajar bangun ruang, murid bisa menyebutkan benda-benda di rumah yang berbentuk bangun ruang. Tentu ini akan membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan bersifat konkret.
2. Berbasis Proyek
Pembelajaran berbasis proyek adalah metode pembelajaran yang menggunakan proyek sebagai media belajar. Proyek membuat murid bisa melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan bernagai bentuk hasil belajar. Membuat kerajinan dari bahan alam bisa menjadi proyek belajar mencintai lingkungan dan seni kreativitas bagi murid.
3. Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah adalah pembelajaran yang menyajikan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan bermakna kepada murid yang berfungsi sebagai landasan bagi investigasi dan penyelidikan murid. Model pembelajaran ini bisa membantu murid mengembangkan keterampilan untuk belajar secara mandiri, keterampilan penyelidikan, dan keterampilan mengatasi masalah yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan nyata.
C. Pembelajaran Bermakna
Kemendikbud juga menginginkan adanya pembelajaran yang bermakna saat situasi pandemi. Pembelajaran bermakna adalah pembelajaran yang mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam sistem kognitif individu. Pembelajaran bermakna adalah pembelajaran yang bersifat kontekstual, kognitif, dan relevan.
D. Penyederhanaan Kurikulum
Kemendikbud memberikan kesempatan bagi setiap sekolah untuk menyederhanakan kurikulum agar bisa melakukan pembelajaran yang adaptif, fleksibel, dan akomodatif di masa pandemi. Sekolah dan guru diberikan kebebasan dalam menyusun kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi yang dihadapi.
Kemendikbud juga mengeluarkan modul pembelajaran yang bisa menjadi acuan penyederhanaan kurikulum. Modul ini untuk semua pihak yang terlibat dalam proses pembelajaran. Ada modul bagi murid, modul guru, dan modul orang tua.
E. Mengembangkan Perangkat Ajar
Terakhir, untuk mengelola pembelajaranyang adaptif, fleksibel, dan akomodatif di masa pandemi adalah mengembangkan perangkat ajar. Perangkat ajar saat pembelajaran dari rumah menjadi hal yang sangat penting. Perangkat ajar tak hanya membantu transformasi materi belajar saja tetapi juga menjadi penghubung antara guru, murid, dan orang tua saat pembelajaran berlangsung.
Ada tiga hal yang perlu diperhatikan saat mengembangkan perangkat belajar. Pertama, mempertimbangkan kondisi, kebutuhan, dan karakteristik murid. Kedua, mempertimbangkan dan menetapkan alokasi waktu. Ketiga, mempertimbangkan bagaimana interaksi bisa difasilitasi.
Demikian adalah strategi-strategi yang disarankan oleh Kemendibud dalam mengelola pembelajaran yang adaptif, fleksibel dan akomodatif di masa pandemi. Semoga artikel ini bisa membantu anda dalam mengelola pembelajaran yang adaptif, fleksibel dan akomodatif di masa pandemi