Konsep Imagine If..., untuk Melatih Rutinitas Berpikir Siswa
Seorang penulis buku “Psikologi Belajar” yang bernama Khodijah mendefiniskan proses belajar sebagai aktivitas memproses informasi secara mental atau secara kognitif. Menurutnya, proses belajar merupakan pengulangan atau manipulasi kognitif yang berupa informasi dari lingkungan maupun simbol-simbol yang disimpan dalam ingatan jangka panjang. Sederhananya, berpikir adalah sebuah gambaran dari beberapa peristiwa atau item.
Belajar dari simbol-simbol, gambar, dan hal apapun yang melibatkan panca indera secara langsung merupakan sesuatu yang mudah untuk dilakukan dan menambah kecakapan siswa dalam proses berpikir. Tetapi, bagaimana jika rutinitas berpikir siswa dilatih melalui membayangkan atau menggunakan konsep Imagine If (Bayangkan Jika…)? Tentu saja ini akan meningkatkan kualitas berpikir abstrak peserta didik di sekolah.
Manfaat Berpikir dengan Konsep Imagine If...
Perlu kita ketahui, Konsep Imagine If... merupakan suatu konsep yang membuat siswa berpikir lebih luas alias tidak terkotak-kotakkan dalam prinsip-prinsip tertentu. Lalu, manfaat apa saja yang bisa didapatkan jika guru melatih rutinitas berpikir para peserta didik dengan metode Imagine If…?
a. Lebih terbuka dengan ide-ide baru, siswa tidak terkekang dalam satu atau dua hal paten.
b. Meningkatkan empati peserta didik, mereka yang berpikir lebih luas dengan membayangkan jika hal yang diimajinasikan terjadi pada diri sendiri dan orang lain.
c. Peserta didik lebih kreatif dalam menyelesaikan persoalan. Mereka dapat memunculkan cara yang berbeda/tidak mengikuti template yang ada. Namun perlu diarahkan setiap keputusan atau bentuk penyelesaian masalah memiliki konsekuensi yang harus ditanggung agar mereka lebih bijak.
d. Meningkatkan rasa percaya diri peseta didik. Mereka yang memiliki imajinasi atau menerapkan konsep Imagine If… dengan ide-ide kreatifnya dapat memunculkan rasa percaya diri karena mereka dapat mengolah “imajinasi”-nya hingga selesai.
e. Peserta didik menjadi lebih ekspresif karena telah mendapatkan gambaran dari proses membayangkan.
f. Peserta didik yang terbiasa menerapkan Imagine If… biasanya akan memiliki konsep pengembangan diri yang baik. Mengapa bisa begitu? Sebelum mereka memutuskan sesuatu, mereka sudah terbiasa membayangkan konsekuensi, proses dan pengambilan keputusan. Sehingga membuat mereka lebih berhati-hati dalam mengolah diri.
g. Karena terbiasa dengan Imagine If... siswa akan lebih berprinsip dan tidak mudah dipengaruhi oleh orang-orang di luar sana.
h. Cenderung berpikir sebelum memutuskan sesuatu.
i. Mereka bisa menjadi pengamat/observer yang baik.
j. Terhindar dari stres, sebab mereka telah mengolah suatu problem sebelum mengambil keputusan dalam penyelesaian masalah.
k. Mengembangkan kecerdasan emosi dan proses kognitif siswa.
l. Siswa akan lebih mudah mengeksplorasi diri.
m. Mengasah kemampuan berpikir atau proses kognitif.
n. Meningkatkan efikasi diri dan resiliensi para peserta didik. Mereka mengetahui apa yang akan mereka capai dan bagaimana cara mencapainya.
Cara Penerapan Berpikir dengan Imagine If...
Menarik sekali manfaat-manfaat dari penerapan konsep Imagine If... untuk para peserta didik. Lalu bagaimana cara menerapkannya ? Yuk, kita ikuti poin-poin serta penjelasan berikut ini!
Telling Story
Mungkin selama ini kita fokus dengan nilai seni dari kegiatan Telling Story. Para penonton kegiatan ini disuguhkan cerita yang bagus dan dibawakan dengan cara impersonate karakter-karakter di dalam cerita. Tapi, tahukah Anda jika kegiatan Telling Story ini dapat mengasah rutinitas berpikir siswa, lho!
Dengan Telling Story, otomatis konsep Imagine If… diterapkan, siswa akan membayangkan menjadi karakter-karakter yang berbeda dalam satu sajian cerita. Mereka juga membayangkan pembawaan setiap karakter baiknya bagaimana.
Sebagai contoh, guru memberikan tugas untuk menceritakan cita-cita mereka. Siswa diminta untuk menceritakan cita-citanya, alasan mereka menginginkan impian itu terwujud itu apa, dan bagaimana cara mencapainya. Contoh lain, guru memberikan tugas para peserta didik untuk bercerita tentang cerita rakyat, atau dongeng-dongeng terkenal. Mereka akan membayangkan, “Bagaimana jika aku jadi Cinderella?”.
Soal Cerita
Tidak asing bagi para siswa dengan soal cerita, terutama dalam pelajaran matematika dan bahasa Indonesia. Masih banyak yang bertanya-tanya manfaat ilmu matematika dalam kehidupan manusia itu apa saja. Dengan adanya soal cerita, peserta didik dapat membayangkan keberfungsian ilmu tersebut dalam kehidupannya sehari-hari.
Contohnya menghitung keuangan, menghitung benda yang sedang dikoleksi atau hal-hal sederhana lainnya. Contoh lebih kompleks yakni soal cerita dalam pelajaran bahasa Indonesia. Siswa dapat membayangkan situasi dari cerita tersebut, maka dari itu biasanya soal basic dari bab tersebut ialah menganalisis 5W+1H.
Soal cerita tidak hanya memberikan gambaran suatu kondisi dan situasi, tetapi membuat para peserta didik dapat membayangkan problem solving terbaik dari suatu masalah. Siswa akan lebih kritis dan berhati-hati dalam proses penyelesaian masalah.
Memberikan Tugas Rumah
Tugas rumah macam apa yang bisa menerapkan konsep Imagine If? Anda bisa memberikan tugas mengarang cerita fiksi yang menggunakan 5W+1H. Dengan begitu para peserta didik akan membayangkan cerita apa yang akan dia tuliskan dalam tugas tersebut.
Tugas lainnya ialah membuat kerajinan tangan dari benda-benda bekas, mengolah limbah menjadi barang yang memiliki fungsi dan estetika. Contohnya membuat asbak dari kaleng, membuat tempat pensil dari kain perca, membuat hiasan dinding dari sedotan atau sampah rumah tangga. Sebelum mereka membuatnya, tentu saja mereka memiliki bayangan terlebih dahulu.
Selain di mata pelajaran mengarang dan membuat kerajinan tangan/seni rupa, ada tugas lain yang dapat meningkatkan kemampuan kognitif siswa melalui konsep Imagine If... yakni tugas tutorial biologi, seperti membuat fermentasi tape, menanam biji kedelai, mengamati pertumbuhan dan perkembangan binatang dan semacamnya.
Bagaimana bisa hal ini termasuk dalam bentuk penerapan konsep Imagine If... ? Tentunya sebelum mendapatkan tugas, siswa telah mendapatkan materi, mereka sudah tahu gambaran dari bagaimana biji kedelai tumbuh. Sehingga dalam penerapannya mereka dapat membayangkan jika hari esok biji kedelai ditanam dan disiram air, maka akan tumbuh tunas. Ini sebagai bentuk pembuktian dari konsep Imagine If....
Nah, itulah beberapa cara menerapkan konsep Imagine If… di sekolah. Lalu bagaimana penerapan konsep tersebut di rumah? Tentu saja orang tua wajib mendukung anak-anaknya dalam pendidikan formalnya. Selain itu juga memberikan quality time bersama anak untuk membahas hal-hal yang tidak diajarkan di sekolah. Orang tua bisa mengajak anak berpikir, “Bagaimana jika kamu jadi dokter?” atau “Bagaimana jika kamu dihadapkan dengan masalah X?” para orangtua dapat membantu anak dalam berimajinasi alias membayangkan hal-hal di sekitarnya. Karena pendidikan formal dan informal harus beriringan agar anak dapat tumbuh dengan baik, memiliki konsep diri yang baik serta tujuan yang jelas dalam hidupnya.
Terpenting dalam penerapan ini ialah kesabaran dan ketekunan, tak hanya guru dan orangtua, tetapi para peserta didik juga harus dengan lapang hati berproses. Proses belajar tidak hanya berhenti ketika jam sekolah sudah selesai, tetapi sepanjang hidup kita akan belajar, ini perlu sekali dipahami oleh para peserta didik. Selamat mencoba!