Ini Kesalahpahaman Parenting yang Patut Dihindari
Keluarga adalah unit terkecil dalam kehidupan bermasyarakat. Setiap anggotanya—baik anak-anak maupun orang tua—memiliki peran masing-masing. Orang tua menjadi pemimpin dalam sebuah keluarga dan berperan penting terhadap anak-anaknya, khususnya dalam mengedukasi dan menciptakan keluarga sebagai sarana pendidikan pertama dan utama anak. Orang tua juga berperan sebagai sistem kontrol internal bagi anak.
Dalam sebuah keluarga, ada begitu banyak peran dan tanggung jawab orang tua terhadap anak-anaknya. Tentunya hal ini harus dijalankan dengan baik agar tumbuh kembang anak berjalan lancar. Beberapa peran orang tua terhadap anak, yaitu:
- menjadi guru pertama yang mendidik anak-anak;
- memenuhi setiap kebutuhan anak untuk tumbuh kembang mereka;
- menjaga atau melindungi anak;
- memberikan lingkungan keluarga dan lingkungan sosial yang positif dan berdampak baik pada tumbuh kembang mereka;
- menyiapkan anak memasuki dunia pendidikan formal dengan mencari lingkungan sekolah yang baik dan memenuhi kebutuhan belajar mereka; dan
- menyiapkan anak untuk masuk serta tumbuh di lingkungan masyarakat.
Untuk bisa menjalankan peran tersebut, orang tua harus mempelajari ilmu yang berkaitan dengan pola pendidikan serta pengasuhan yang baik atau dikenal dengan ilmu parenting.
Menurut APA atau American Psychological Association, parenting adalah pola pengasuhan anak yang dilakukan oleh orang dewasa (bukan hanya yang memiliki hubungan biologis saja) dengan tujuan untuk memastikan anak selalu berada dalam kondisi aman dan sehat, mempersiapkan anak menjadi manusia yang produktif, serta menurunkan nilai-nilai budaya.
Tidak sedikit orang tua yang merasa kebingungan dalam menghadapi perilaku tidak menyenangkan yang dilakukan buah hatinya. Sebagai contohnya, anak sering menangis, banyak bermain seharian penuh, susah makan, dan lainnya yang mungkin membuat orang tua merasa geram dan sedikit khawatir. Tindakan yang salah seperti memarahinya tidak akan menyelesaikan masalah tersebut. Oleh sebab itu, ilmu parenting penting dimiliki orang tua. Bahkan, untuk mengatur hal seperti ini.
Kesalahpahaman Parenting yang Patut Dihindari
Beberapa orang tua terkadang tidak menyadari bahwa mereka salah menerapkan ilmu parenting atau pengasuhan anak. Hal ini akan berdampak buruk bagi tumbuh kembang mereka. Kesalahpahaman dalam parenting memang sering terjadi dan hal ini dapat dijadikan sebagai pembelajaran bagi setiap orang tua. Lantas, apa saja kesalahpahaman parenting yang sering terjadi dan patut dihindari? Berikut adalah uraiannya.
1. Terlalu Emosional
Emosional merupakan perasaan yang dimiliki oleh setiap orang. Emosional yang berlebihan berdampak buruk bagi kesehatan mental dan merugikan orang lain. Sebagai orang tua, Anda harus pintar mengontrol emosional.
Namun sayangnya, tak sedikit orang tua yang tidak bisa mengontrol emosinya. Ini bisa saja terjadi karena pekerjaan mereka sangat banyak dan mungkin membuat cepat lelah. Dengan demikian, ketika anak berbuat kesalahan, banyak orang tua yang langsung marah-marah atau menghukum anak.
Dalam ilmu parenting, ketidakmampuan mengontrol emosi pada anak merupakan kesalahan. Hal ini membuat anak merasa takut dan berdampak pada kesehatan mental mereka, misalnya mereka jadi lebih sering berbohong.
Apabila anak Anda sering berbohong, cobalah intropeksi diri dan lihat bagaimana Anda memperlakukan mereka. Bisa jadi kebiasaan berbohong tersebut muncul karena reaksi Anda yang selalu berlebihan pada kesalahan anak. Ini menyebabkan mereka takut untuk jujur akan kesalahan yang mereka buat.
Alangkah baiknya Anda menegur dan mengingatkan anak, tanpa membentak dan memukul mereka. Anda juga bisa menasehati anak ketika melakukan kesalahan agar tidak mengulanginya lagi.
2. Sering Menyuruh Anak Tanpa Melihat Perasaannya
Meminta anak untuk membantu melakukan pekerjaan di rumah bukanlah hal yang salah. Namun, sering kali orang tua menyuruh anak tanpa melihat perasaannya. Selain itu, orang tua juga sering kali menyuruh anak untuk melakukan sesuatu meskipun anak tidak menginginkannya. Apakah Anda termasuk di dalamnya?
Mungkin maksud orang tua baik. Namun, sering memaksakan kehendak anak bukanlah hal yang benar. Kita tidak perlu mengharuskan anak untuk mengikuti kursus matematika, padahal anak menyukai bidang seni. Berikanlah kebebasan pada anak untuk melakukan apa yang mereka sukai yang terpenting bisa bermanfaat untuk masa depan mereka.
Sering menyuruh anak tanpa melihat perasaannya tanpa disadari membentuk anak menjadi pribadi yang dingin sehingga mereka juga tidak peduli terhadap perasaan orang lain.
3. Memarahi Anak di Depan Banyak Orang
Memarahi anak saja sudah menambah pikiran mereka, apalagi jika Anda memarahinya di depan banyak orang atau di depan teman-temannya. Mereka tentu akan kesulitan. Pasalnya, sering memarahi anak di depan banyak orang membuat mereka merasa tersudutkan dan menjatuhkan mental mereka.
Jika mental anak sudah down akibat sering dimarahi, seiring bertambahnya usia, mereka menjadi anak yang kurang percaya diri dan takut melakukan sesuatu. Tentu ini juga akan menghambat pertumbuhan mereka.
4. Memanjakan Anak
Tak sedikit orang tua salah mengartikan sayang kepada anak, yaitu harus memenuhi semua permintaan anak dan membantu melakukan apa yang diinginkan anak. Hal tersebut tidak sepenuhnya salah. Namun, terlalu memanjakan anak membuat anak tidak kreatif dan selalu mengandalkan orang lain. Ini juga membuat anak jadi ragu pada kemampuannya sendiri karena orang tua melakukan apa yang sebenarnya bisa dilakukan anak.
Perlu diingat, selama pertumbuhan anak, mereka akan diwarnai dengan berbagai hal baru yang bisa memberikan pengalaman dan pengajaran baru bagi mereka. Pasalnya, anak-anak juga menyukai tantangan. Hal ini baik untuk perkembangan mereka agar mereka dapat belajar memecahkan permasalahannya sendiri.
Terlalu memanjakan anak dan membantu anak setiap kali mereka ingin mencoba hal baru hanya akan membuat anak Anda menjadi tidak percaya diri, pemalu, dan ragu-ragu untuk melakukan sesuatu dan mengambil keputusan. Ini karena yang ada dalam benaknya saat itu adalah menunggu Anda melakukan sesuatu sebelum ia melakukannya sendiri. Sesekali Anda bisa memberikan kebebasan bagi anak untuk membuat keputusan dan melakukan hal yang disukainya sendiri.
5. Biasa Membanding-bandingkan
Siapa yang suka membanding-bandingkan anak? Tahukah Anda, membandingkan anak dengan saudaranya atau anak-anak yang lain membuat anak merasa tertekan dan tidak percaya diri. Tanpa disadari, hal ini juga membuat anak memiliki sikap iri dan cemburu pada orang yang dibanding-bandingkan dengannya.
Mungkin maksud Anda baik, yaitu agar anak termotivasi untuk melakukan sesuatu lebih baik dari yang lain. Namun, nyatanya ini salah dilakukan dan hanya memberi dampak buruk bagi anak. Perlu Anda ingat bahwa setiap anak memiliki keunggulan dan keistimewaan masing-masing.
Setiap anak Anda juga pastinya memiliki karakteristik dan kemampuan yang berbeda, begitu pula dengan anak orang lain. Anda tak seharusnya membandingkan mereka satu sama lain. Hal yang perlu Anda lakukan hanyalah mendukung anak untuk melakukan apa yang mereka suka dan meningkatkan minat dan bakat mereka sesuai bidang yang mereka kuasai.
Itulah lima kesalahpahaman parenting yang harus Anda hindari. Dengan mempraktikkan ilmu parenting yang benar pada anak, Anda akan membantu mereka untuk tumbuh dengan baik dan menjadi orang sukses di masa depan.