Kepemimpinan Murid dan Kaitannya dengan Profil Pelajar Pancasila

Kurikulum adalah bagian penting dalam proses pendidikan. Kurikulum menjadi acuan bagaimana arah pendidikan dalam suatu negara. Tak heran, setiap pejabat terkait selalu berusaha untuk membuat formula terbaik dalam menyusun kurikulum. Hal tersebut menyebabkan kurikulum menjadi sering berganti.

Pergantian kurikulum juga dilakukan oleh Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim atau yang akrab disapa Mas Menteri. Tahun 2022 lalu, Mas Menteri menetapkan kurikulum baru sebagai acuan proses pendidikan di Indonesia. Kurikulum tersebut bernama Kurikulum Merdeka.

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang berfokus pada pemberian materi esensial, penguatan potensi, dan pengembangan karakter. Kurikulum Merdeka ini memberikan kesempatan kepada murid untuk bisa belajar sesuai minat dan bakatnya masing-masing. Dengan demikian, Mas Menteri berharap Kurikulum Merdeka bisa menjadi solusi dalam mengejar ketertinggalan pendidikan di Indonesia pasca pandemi COVID-19.

Kurikulum Merdeka ini ingin murid melakukan pembelajaran secara merdeka. Oleh karena itu, sangat penting mengembangkan kepemimpinan murid dalam proses pembelajaran. Pasalnya, tanpa kepemimpinan yang dimiliki, mustahil jika murid memiliki kepemimpinan atau yang disebut dengan student agency.

Kurikulum Merdeka tak hanya berfokus pada pencapaian akademik saja, tetapi juga berusaha mengambangkan karakter murid. Pengembangan karakter murid ini bertujuan agar murid memiliki karakter layaknya profil pelajar Pancasila.

Tulisan ini selanjutnya akan membahas apa itu kepemimpinan murid dan kaitannya dengan Profil pelajar Pancasila.

Kepemimpinan Murid (Student Agency)

Berbicara tentang kepemimpinan murid, jadi teringat konsep “menumbuhkan padi” dari Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara. Metafora dari Ki Hajar Dewantara ini mengingatkan para guru agar melakukan pembelajaran yang berpusat pada murid. Guru harus sadar dan terencana dalam membangun ekosistem pendidikan yang bisa memberikan murid untuk tumbuh dan berkembang sesuai fitrahnya masing-masing. Oleh sebab itu, saat merancang pembelajaran baik kegiatan intrakurikuler, ko-kurikuler, maupun ekstrakurikuler, yang menjadi pertimbangan utama adalah kondisi murid itu sendiri.

Secara fitrahnya, murid adalah individu yang suka mengamati, penjelajah, suka bertanya, serta memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap apa yang ada di sekitarnya. Murid tak hanya menerima dan melaksanakan instruksi dari guru. Di sinilah kepemimpinan murid itu penting untuk dikembangkan.

Kepemimpinan murid atau disebut juga student agency adalah kapasitas individu untuk memengaruhi fungsi dirinya dan arah jalannya peristiwa melalui tindakan-tindakan yang diambil. Kepemimpinan ini berangkat dari teori yang diungkapkan oleh Albert Bandura. Menurut Bandura, seseorang dianggap memiliki Agency jika secara sengaja dirinya mampu mempengaruhi fungsi dan kedaaan hidup dirinya. Pada pandangan ini, pilihan pribadi individu berpengaruh terhadap struktur sosialnya.

Murid yang memiliki student agency ini akan mampu mengarahkan pembelajarannya sendiri, membuat pilihan-pilihan, mengeluarkan opininya, mampu bertanya, serat menunjukkan rasa ingin tahunya. Murid juga bisa berpartisipasi serta berkontribusi dalam pembelajarannya juga komunitas belajarnya, juga mengkomunikasikan pemahaman mereka kepada orang lain dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya.

Kepemimpinan murid memiliki 3 komponen, yaitu suara (voice), pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership). Suara (voice) adalah ide atau gagasan yang ditunjukkan murid saat terlibat aktif dalam pembelajaran di kelas, sekolah, komunitas, maupun sistem pendidikan di sekitarnya. Pada kesempatan ini, siswa memiliki kontribusi dalam proses pengambilan keputusan dan mempengaruhi keputusan tersebut.

Pilihan (choice) adalah kesempatan yang diberikan kepada murid untuk memiliki peluang-peluang dalam ranah pembelajaran, sosial, maupun lingkungan. Kepemilikan (ownership) menunjukkan bahwa murid merasa memiliki dan terlibat aktif dalam proses pembelajarannya.

Kesimpulannya, konsep kepemimpinan murid memiliki makna sebagai berikut.

  1. Murid memiliki kepemilikan dan bertanggung jawab dalam proses kegiatan pembelajarannya sendiri.
  2. Murid harus berinisiatif atas pilihan yang dibuat dan apa yang akan mereka pelajari. Adapun beberapa hal yang harus direncanakan yaitu seperti bagaimana cara mereka belajar dan bagaimana cara mengatur proses kegiatan belajar tersebut dapat berjalan secara efektif.
  3. Murid berkesempatan dalam memilih arah dan cara untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
  4. Guru dapat membantu siswa dalam mendorong dan mengembangkan kepemimpinan murid.

Profil Pelajar Pancasila

Profl Pelajar Pancasila tidak bisa dipisahkan dalam pelaksanaan Kurikulum Merdeka ini. Profil Pelajar Pancasila adalah karakter yang ingin dikembangkan dalam pelaksanaan kurikulum merdeka. Kurikulum Merdeka tak hanya ingin, murid memiliki kemampuan akademis yang baik saja. Namun, memiliki karakter yang baik, karakter layaknya Profil Pelajar Pancasila, yaitu sebagai berikut.

1. Berakhlak Mulia

Pelajar Pancasila haruslah berakhlak mulia. Akhlak mulia ini bisa dilihat dari moralitas yang terpancar dari setiap pribadi Pelajar Pancasila, bagaimana mereka memiliki rasa cinta kepada agama, manusia, dan cinta kepada alam.

2. Bernalar Kritis

Pelajar pancasila harus memiliki kemampuan bernalar kritis. Bernalar kritis merupakan kemampuan yang dimiliki siswa dalam menganalisis informasi dan menyelesaikan masalah-masalah ada di dunia nyata.

3. Kreativitas

Pelajar Pancasila memiliki kemampuan bukan hanya memecahkan masalah, tetapi untuk menciptakan cara-cara lain dan berbeda untuk bisa berinovasi dalam memecahkan masalah yang ada disekitarnya.

4. Berkebinekaan Global

Pelajar pancasila memiliki profil berkebinekaan global. Kebinekaan global adalah perasaan menghormati keberagaman. Kebinekaan global adalah toleransi terhadap perbedaan yang ada di sekitarnya.

5. Kemandirian

Pelajar Pancasila harus memiliki kemandirian. Kemandirian yang dimiliki siswa bertumpu pada growth mindset yang dimilikinya, yaitu suatu filsafat dirinya bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi kalau terus berusaha, sehingga siswa tersebut ingin terus mencari informasi lebih banyak, dan harus bekerja keras jika ingin bertumbuh menjadi lebih baik di kemudian hari.

6. Gotong Royong

Pelajar pancasila mengetahui cara gotong royong. Pelajar Pancasila harus tahu cara berkolaborasi dan bekerjasama dnegan sesamanya.

Kaitan Kepemimpinan Murid dengan Profil Pelajar Pancasila

Profil Pelajar Pancasila adalah visi dan misi bangsa Indonesia terhadap karakter sumber daya manusianya di masa yang akan datang. Bisa dikatakan bahwa Profil Pelajar Pancasila adalah muara dari konsep merdeka belajar itu sendiri, di mana dibangun melalui usaha untuk mengembangkan kepemimpinan murid.

Lewat upaya mengembangkan kepemimpinan murid, guru memberikan kesempatan kepada murid untuk mengembangkan Profil Pelajar Pancasila yang ada pada dirinya. Saat menumbuhkan kepemimpinan murid, secara bersamaan guru bisa membangun karakter murid yang beriman, bertakwa dan berakhlak mulia. Kepemimpinan murid juga mampu membuat murid memiliki nalar kritis, sebab murid mampu bersuara dan menentukan pilihannya dalam proses pembelajaran.

Penerapan Budaya Positif di Sekolah dan Pengembangannya Sesuai Kebutuhan Sosial dan Kebutuhan Siswa
Budaya positif memberikan pondasi yang kuat untuk mempromosikan perkembangan sosial, emosional, dan akademik siswa

Menumbuhkan kepemimpinan murid dapat melatih murid memiliki wawasan yang terbuka. Murid akan terbiasa dengan perbedaan yang ada di sekitarnya. Mereka pun bisa memiliki sikap berkebinekaan global. Dengan kepimpinan yang dimilikinya, murid bisa terlibat aktif dan saling berkolaborasi dalam lingkungan belajarnya. Inilah kaitan kepemimpinan murid dengan Profil Pelajar Pancasila.

Kepemimpinan murid sangat penting untuk dikembangkan. Adanya kepemimpinan murid ini bisa mendukung murid untuk belajar secara merdeka, sebagaimana yang diharapkan oleh Kurikulum Merdeka ini. Kepemimpinan murid juga memiliki kaitan yang erat dengan Profil Pelajar Pancasila.

Penerapan Project Based Learning (PBL) pada Pembelajaran Daring dan Bauran
Dalam PBL, siswa terlibat dalam proyek yang menantang, yang dapat mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan mereka dalam konteks yang relevan dan bermakna

Demikian artikel tentang kepemimpinan murid dan kaitannya dengan Profil Pelajar Pancasila. Semoga artikel ini bisa membantu Anda dalam memahami kepemimpinan murid dan kaitannya dengan Profil Pelajar Pancasila.