Apa Ciri-ciri Anak yang Matang secara Emosi?
Setiap manusia pasti merasakan namanya emosi. Namun, apasih yang dimaksud dengan emosi ini? Emosi adalah perasaan yang timbul di dalam diri seseorang sebagai bentuk respons terhadap situasi atau stimulus tertentu. Proses munculnya emosi ini juga dapat melibatkan perubahan fisiologis, pemikiran dan perilaku yang dapat dirasakan seseorang.
Emosi juga dapat diartikan sebagai reaksi terhadap seseorang atau kejadian yang muncul. Dalam hal ini, emosi dapat ditunjukkan ketika seseorang sedang merasa senang, marah, atau takut terhadap suatu kondisi.
Dalam kehidupan nyata, emosi dapat mempengaruhi pikiran, perasaan, dan tingkah laku seseorang. Berikut adalah beberapa jenis emosi yang dapat dirasakan manusia, yaitu:
- Bahagia
- Sedih
- Takut
- Jijik
- Marah
- Terkejut
Emosi adalah hal yang kompleks karena berkaitan dengan kepribadian, mood, karakter, dan motivasi seseorang. Ada pula faktor-faktor yang dapat mempengaruhi emosi seseorang, seperti faktor lingkungan, suasana hati yang terganggu, pengaruh dari luar, meniru perilaku orang lain, dan suka dilarang-larang.
Orang tua dapat membantu anak mengenali dan memahami emosi mereka sendiri, mengajarkan teknik-teknik relaksasi, mendengarkan anak ketika mereka sedang marah atau frustasi, dan memberikan penghargaan dan pujian ketika anak telah berhasil mengendalikan emosi yang mereka miliki atau mampu menunjukkan perilaku yang lebih baik.
Anak-anak bisa emosian karena berbagai alasan, termasuk faktor lingkungan, suasana hati yang terganggu, pengaruh dari luar, meniru perilaku orang lain, dan suka dilarang-larang. Selain itu, anak-anak yang mudah marah dan tersinggung juga bisa mengalami gangguan penentangan oposisi atau ODD.
Berikut adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku emosional anak:
- Faktor lingkungan: seperti trauma, ketidakharmonisan keluarga, kesulitan dengan tugas sekolah, dan dibully teman.
- Suasana hati yang terganggu: anak-anak yang merasa gelisah, tidak nyaman, atau takut, bisa mengekspresikannya dengan sikap marah.
- Pengaruh dari luar: anak-anak suka meniru perilaku orang yang lebih tua darinya, termasuk perilaku marah-marah.
- Suka dilarang-larang: anak-anak bisa marah ketika dilarang melakukan sesuatu, terutama jika aturan tersebut tidak disukai anak.
Selain itu, orang tua juga perlu memahami perkembangan emosi anak sejak usia dini, karena perasaan-perasaan negatif yang anak-anak rasakan dapat mengarah pada tindakan destruktif anak yang disebabkan karena ketidakmampuan anak dalam mengelola dan mengenali emosi yang mereka miliki. Hal ini dapat dirasakan anak karena tidak pendampingan dari orang tua.
Bagaimana Cara Mengajarkan Anak Mengenali Berbagai Macam Emosi?
Mengajarkan anak mengenali berbagai macam emosi sangat penting untuk membantu mereka menghadapi berbagai situasi dan perkembangan emosional yang stabil. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan orang tua untuk mengajarkan anak mengenali emosi:
Memberikan Kata untuk Setiap Emosi dan Perasaan yang Dirasakan Anak
- Pada kesempatan ini, orangtua dapat mengajarkan anak untuk mengenali emosi dan perasaan yang mereka miliki, seperti dengan memberikan kata sederhana untuk setiap perasaan yang dimiliki anak. Orangtua dapat menggunakan kata sederhana tersebut pada saat anak merasakan sesuatu. Contohnya, "Hari ini senang ya, karena bisa main busa pas mandi" atau "Apa hari ini kamu sedih karena Ayah pulang terlambat?".
Sambil Bermain
- Manfaatkan waktu bermain dan membaca cerita untuk membantu anak untuk mengerti hubungan antara perasaan dan cara mengekspresikannya. Contohnya, membacakan buku dan diskusikan perasaan tokoh yang ada di dalamnya.
Menunjukkan Gambar Ekspresi Wajah dan Emosi yang Diberi Label
- Tunjukkan gambar ekspresi wajah dan emosi yang diberi label untuk membantu anak memahami berbagai emosi. Misal, gambar wajah yang sedih dengan label "sedih".
Mengajarkan Anak untuk Mengungkapkan Alasan atas Perasaan dan Emosi yang Dirasakan
- Mengajari anak untuk mengungkapkan alasan atas perasaan dan emosi yang dirasakan. Setelah mengajarkan kata untuk setiap perasaan, Anda dapat lanjutkan dengan membantu anak memahami alasan di balik perasaan tersebut.
Mengajarkan Anak Mengendalikan Emosi dengan Cara Sederhana
- Setelah mengenali emosi, ajari anak cara untuk mengendalikan emosi secara sederhana. Misal, ketika anak merasa marah, anak dapat dibantu untuk menarik napas sampai hitungan tiga dan menghembusnya perlahan.
Mengajarkan Anak untuk Menyelesaikan Masalahnya
- Bantu anak menyelesaikan masalahnya dengan cara mendengarkan, membantu memikirkan solusi, memberi anak kesempatan untuk memutuskan, dan memberikan penilaian. Hal ini dapat membantu anak mengendalikan emosi dengan baik.
Mengajarkan Anak untuk Mengelola Emosi Negatif
- Mengajarkan anak untuk mengelola emosi negatif seperti cemas, takut, marah, dan sedih dengan cara lain seperti berdoa, relaksasi, atau menetapkan strategi untuk mengatasi masalah yang menyebabkan mereka cemas.
Ciri-ciri Anak yang Matang secara Emosi
Berikut adalah beberapa ciri-ciri anak yang matang secara emosi, yaitu:
- Gak mudah meledak emosinya dihadapan orang lain
- Bisa menghormati segala bentuk perbedaan pendapat
- Gak mudah terganggu pada komentar orang lain
- Bertanggung jawab
- Empati
- Menyadari kesalahan diri
- Mengakui kelemahan
- Beradaptasi
- Punya rasa percaya diri
- Cenderung percaya pada diri sendiri
- Mampu memberi dan menerima cinta
- Belajar dari pengalaman
- Ada ketertarikan untuk saling memberi dan menerima
- Mengetahui cara menyelesaikan masalah
- Tidak menunjukkan rasa tidak hormat pada orang lain
- Mampu mengendalikan emosinya
- Mampu memahami dan membedakan emosi yang dialami
- Mampu mengetahui emosi orang lain
- Mengungkapkan kata-kata yang berhubungan dengan emosi secara verbal
- Dapat berdiri sendiri
- Tidak terus-menerus menampilkan pola emosional yang pantas bagi anak-anak
- Mampu memikirkan emosi yang membantu meningkatkan kemampuan untuk menguasai atau mengendalikannya
- Mampu mengungkapkan dan menerima emosi
- Menunjukkan kesetiaan
- Menghargai orang lain secara realitas
- Menunjukkan rasa empati terhadap orang lain
- Mengurangi pertimbangan-pertimbangan yang bersifat emosional
- Toleransi dan menghormati orang lain
Ciri-ciri anak yang matang secara emosi dapat bervariasi tergantung pada sumber yang digunakan. Namun, secara umum, anak yang matang secara emosi cenderung mampu mengendalikan emosinya, memahami dan menghargai perbedaan pendapat, bertanggung jawab, dan memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
Anak yang matang secara emosi juga cenderung memiliki kemampuan untuk memikirkan emosi dan menguasai atau mengendalikannya, serta mampu mengungkapkan dan menerima emosi dengan baik.
Tips Mengajarkan Anak tentang Pengendalian Emosi
Mengajarkan anak mengelola emosi adalah penting untuk membantu mereka menghadapi berbagai situasi dan perkembangan emosional yang stabil. Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan orang tua untuk mengajarkan anak mengelola emosi:
Ajarkan Anak Cara Menenangkan Diri
- Penting bagi orangtua untuk mengajarkan anak untuk menenangkan dirinya. Jika emosi anak masih di dalam batas yang wajar, tidak perlu menegurnya. Biarkan anak untuk istirahat sejenak dan berikan waktu untuk meredakan amarahnya. Ketika anak sudah merasa lebih tenang, Anda dapat mengajarkan anak tentang emosi yang dirasakannya dan cara untuk mengendalikan emosi tersebut agar tidak kelewat batas.
Bantu Anak Mengenal Emosinya
- Mulai mengajarkan anak tentang emosi dari memberi tahu apa yang mungkin anak rasakan. Misal, ketika anak mau sekolah besok dan semalam sebelumnya kesulitan untuk tidur, orangtua dapat bertanya apa anak merasa senang dan tidak sabar bertemu teman-teman di sekolah.
Ajari Anak Mengendalikan Emosi dengan Cara Sederhana
- Setelah mengenali emosi, ajari anak cara untuk mengendalikan emosi secara sederhana. Misal, ketika anak merasa marah, anak dapat dibantu untuk menarik napas sampai hitungan tiga dan menghembusnya perlahan.
Biarkan Anak Mengenal Emosi Negatif
- Biarkan anak mengenal emosi negatif seperti marah, sedih, atau kecewa melalui cerita atau video. Hal ini membantu anak memahami dan mengendalikan emosi negatif dengan cara yang benar.
Berikan Pilihan pada Anak
- Berikan pilihan pada anak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Misal, "Rapikan mainanmu sekarang. Pada kesempatan ini, orangtua dapat mengajak anak untuk berhitung sampai sepuluh. Kalau sampai sepuluh belum rapi, orangtua dapat memberikan pilihan kalau anak tidak boleh pakai mainan ini lagi. Satu… dua…".
Selesaikan Masalah
- Selesaikan masalah dengan cara yang tegas dan tidak memukul. Berikan penegasan pada anak dan memberikan waktu untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.
Mengenali dan Mengubah Pikiran Negatif
- Mengenali emosi yang muncul dan penyebabnya. Mengubah pikiran negatif menjadi positif tidaklah mudah, tetapi bukan berarti tidak bisa dilakukan. Dalam hal ini, orangtua dapat berpikir "saya sedang berusaha untuk menjadi orangtua yang baik" daripada berpikir "saya tidak pernah bisa menjadi orangtua yang baik".
Mengelola Emosi dengan Baik
- Mengelola emosi dengan cara menarik napas dalam-dalam dan membayangkan sesuatu yang positif. Jangan ragu menyampaikan pikiran kita ke orang lain dan hindari kata-kata yang memancing amarah.
Dengan cara-cara ini, orangtua dapat membantu anak mengelola emosi dengan baik, sehingga perkembangan psikologisnya lebih stabil dan dapat terkontrol. Itulah ciri-ciri dari anak yang matang secara emosi, serta tips untuk mengenal dan mengendalikan emosi yang mereka miliki. Semoga bermanfaat!