Cara Mengidentifikasi Hambatan yang Terjadi di dalam Kelas
Bagaimana jadinya jika saat pembelajaran di kelas ada hambatan yang muncul?Tentu saja akan berdampak pada kondisi psikis murid, kesiapan guru, bahkan lebih jauh pada keberhasilan belajar anak didik.
Nah, mungkin Bapak Ibu guru pernah menemui hambatan saat mengajar di kelas kan? Hambatan pastinya selalu ada ya, karena memang bagian dari risiko pekerjaan yang profesional. Begitu pula dalam proses belajar mengajar (PBM).
Kira-kira apa saja hambatan yang bisa saja terjadi di dalam kelas? Bagaimana pengaruh atau dampaknya untuk proses pembelajaran? Lalu, bagaimana ya sebagai seorang pendidik Bapak Ibu guru melakukan identifikasi hambatan di kelas? Mari simak selengkapnya berikut ini!
Apa Saja Hambatan dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) di Kelas?
Saat proses belajar mengajar (PBM), guru mungkin akan menghadapi berbagai hambatan di kelas. Hambatan atau masalah yang muncul bisa jadi faktor yang mengganggu keberjalanan kegiatan pembelajaran. Memahami hambatan dan cara mengatasinya sangat diperlukan sebagai aksi nyata menjalankan kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien. Untuk itu, guru harus mengetahui faktor-faktor penghambar proses belajar mengajar di kelas.
Ada dua jenis faktor yang berasal dari sisi internal dan eksternal. Berikut penjelasan lebih lanjut.
1. Faktor Internal
Hambatan atau masalah yang ditemui saat belajar bisa jadi berasal dari diri peserta didik. Sumber masalah yang berhubungan dengan kondisi fisik dan psikologis siswa merupakan faktor internal. Dilihat dari segi kondisi fisik, hambatan yang dihadapi siswa saat belajar misalnya adalah sakit. Di sisi lain, dari segi kondisi psikologis, peserta didik bisa berasal dari berbagai sebab.
Hambatan yang berkaitan dengan kondisi psikologis peserta didik seperti sikap, minat, dan motivasi peserta didik. Sikap merupakan reaksi atau respons nyata yang dapat terlihat secara objektif. Guru dapat melihat adanya masalah pada peserta didik dari respons atau sikap yang ditampilkan.
Kemudian, minat berkaitan dengan kecenderungan atau ketertarikan pada sesuatu. Minat akan mendorong seseorang melakukan hal tertentu berdasarkan keingintahuan peserta didik. Apabila peserta didik tidak memiliki minat untuk belajar, hasilnya juga akan kurang memuaskan.
Terakhir, kegiatan belajar tidak akan dapat berhasil tanpa adanya semangat dalam belajar. Semangat menjadi dorongan kuat agar seseorang mau mencoba dan melakukan sesuatu sampai mencapai target yang dituju. Semangat tidak hanya dilakukan hingga suatu kegiatan selesai, tetapi untuk jangka panjang dan berkelanjutan. Semangat dalam belajar yang kompleks disebut motivasi. Dapat dikatakan motivasi ialah faktor mendasar yang akan menentukan sikap dan minat peserta didik saat belajar.
2. Faktor Eksternal
Hambatan tak hanya berasal dari dalam diri sendiri (internal). Sumber masalah yang dihadapi juga bisa datang dari lingkungan luarnya. Sebab hambatan yang berasal dari luar disebut faktor eksternal. Faktor-faktor yang menimbulkan hambatan ini berkaitan dengan kondisi lingkungan tidak mendukung proses belajar peserta didik.
Faktor eksternal bisa muncul dari lingkungan, keluarga, atau sekolah. Faktor lingkungan dapat mencakup lingkar pertemanan atau lingkungan tempat tinggal peserta didik yang kurang kondusif untuk belajar. Kondisi itu misalnya terlalu sempit, ramai, dan lainnya.
Faktor keluarga berkaitan dengan latar belakang dan peran anggota keluarga dalam membentuk karakter peserta didik. Faktor ini misalnya ialah keterlibatan dan perhatian anggota keluarga pada anak, seperti keharmonisan hubungan rumah tangga. Masalah ekonomi juga dapat menghambat dalam proses belajar peserta didik.
Di sisi lain, faktor sekolah merupakan penyebab hambatan belajar yang dapat dirasakan peserta didik pada setiap aktivitas pembelajaran berlangsung. Faktor ini dapat berupa jarak atau akses dari rumah ke sekolah, kondisi kelayakan sekolah, kondisi kesisapan guru dalam mengajar, atau sarana dan prasarana yang tersedia.
Bagaimana Pengaruh Hambatan dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) di Kelas?
Hambatan dalam proses belajar mengajar (PBM) di kelas dapat memiliki pengaruh atau dampak yang signifikan pada efektivitas pembelajaran. Berikut ini adalah beberapa dampak yang mungkin terjadi akibat adanya hambatan tersebut.
Pertama, hambatan dalam PBM dapat menghambat pemahaman siswa. Ketika ada hambatan seperti kurangnya fasilitas atau alat pembelajaran yang memadai, siswa mungkin mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran dengan baik. Ini bisa berdampak pada penurunan tingkat pencapaian akademik.
Kedua, adanya hambatan dapat mempengaruhi motivasi dan minat belajar siswa. Ketika siswa menghadapi hambatan yang terus menerus, seperti kurangnya dukungan atau lingkungan kelas yang tidak kondusif, mereka mungkin kehilangan motivasi dan minat dalam belajar. Hal ini dapat berdampak negatif pada partisipasi dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
Selanjutnya, hambatan juga dapat mempengaruhi interaksi antara guru dan siswa. Jika kelas terlalu besar atau jika guru tidak mampu memberikan perhatian individu kepada setiap siswa, interaksi yang efektif antara guru dan siswa mungkin terganggu. Hal ini dapat menghambat pertukaran ide dan diskusi yang penting untuk pemahaman yang mendalam.
Selain itu, hambatan dalam PBM juga dapat menciptakan ketidaksetaraan dalam kesempatan belajar. Jika beberapa siswa menghadapi hambatan yang signifikan, seperti kesenjangan ekonomi atau perbedaan kemampuan bahasa, mereka mungkin tidak mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar dengan baik. Hambatan ini dapat meningkatkan kesenjangan akademik dan sosial antara siswa.
Pengaruh lainnya dari hambatan dalam PBM pada kesejahteraan mental dan emosional siswa. Jika hambatan yang terkait dengan stres atau tekanan dalam PBM tidak diatasi dengan baik, siswa mungkin mengalami tingkat kecemasan dan stres yang tinggi. Ini dapat mengganggu konsentrasi dan mempengaruhi kesejahteraan secara keseluruhan.
Untuk mengatasi pengaruh hambatan dalam PBM, guru dapat melakukan upaya yang komprehensif. Caranya dengan meningkatkan aksesibilitas dan kualitas fasilitas dan sumber daya pembelajaran, mendukung interaksi dan komunikasi yang efektif antara guru dan siswa, serta memperhatikan kebutuhan individu siswa untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif. Selain itu, perlu juga dilakukan dukungan yang adekuat bagi kesejahteraan mental dan emosional siswa.
Intinya hambatan dalam PBM di kelas dapat memiliki dampak yang signifikan pada efektivitas pembelajaran. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi hambatan tersebut agar siswa dapat belajar dengan baik dan mencapai potensi mereka yang penuh.
Bagaimana Cara Mengidentifikasi Hambatan dalam Proses Belajar Mengajar (PBM) di Kelas?
Guru memiliki peran penting untuk mengidentifikasi hambatan dalam proses belajar mengajar (PBM) di kelas. Berikut ini beberapa cara guru mengidentifikasi hambatan tersebut.
1. Observasi
Guru dapat melakukan observasi secara aktif terhadap siswa selama kegiatan pembelajaran. Observasi ini mencakup perilaku siswa, tingkat partisipasi, tingkat pemahaman, serta respon terhadap materi yang diajarkan. Dengan mengamati siswa secara langsung, guru dapat mengidentifikasi tanda-tanda hambatan yang mungkin mereka hadapi.
2. Evaluasi Hasil Belajar
Guru dapat menggunakan berbagai bentuk evaluasi, seperti tes, tugas, atau proyek, untuk mengukur pemahaman siswa. Melalui evaluasi ini, guru dapat melihat apakah ada kesenjangan dalam pemahaman siswa, tingkat kesulitan yang terlalu tinggi, atau masalah lain yang mungkin menjadi hambatan.
3. Berkomunikasi dengan Siswa
Guru dapat melakukan komunikasi secara terbuka dengan siswa untuk memahami tantangan yang mereka hadapi. Dengan mendengarkan masukan dari siswa, guru dapat mengetahui hambatan apa yang mungkin ada, seperti masalah pribadi, kesulitan pemahaman, atau masalah lingkungan.
4. Menganalisis Kinerja Kelas
Guru dapat menganalisis data dan informasi mengenai kinerja kelas secara keseluruhan. Sebagai contohnya, guru melihat tingkat kehadiran, tingkat partisipasi, atau hasil ujian secara keseluruhan. Data ini dapat membantu guru mengidentifikasi pola atau tren yang mengindikasikan adanya hambatan dalam PBM.
5. Melibatkan Kolaborasi dengan Rekan Guru
Guru juga dapat berdiskusi dan berkolaborasi dengan rekan guru untuk mendapatkan perspektif tambahan. Sharing pengalaman dan pemikiran dengan rekan guru dapat membantu mengidentifikasi hambatan yang mungkin terjadi di kelas dan berbagi strategi penyelesaiannya.
Dengan mengidentifikasi hambatan dalam PBM, guru dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi hambatan tersebut. Hal ini melibatkan penggunaan strategi pembelajaran yang berbeda, penyesuaian metode pengajaran, pendekatan individual kepada siswa, atau upaya lainnya yang sesuai dengan kebutuhan siswa.