Cara Guru Meningkatkan Pemahaman Pembelajaran Berbasis Proyek
Terbaharuinya sistem pendidikan di era globalisasi dan milenium kini membuat bidang pendidikan turut maju menyesuaikan perkembangan. Kini juga banyak situs-situs belajar online, salah satunya Kejarcita.id yang menyajikan tutor online, materi pembelajaran, modul, bank soal dan artikel-artikel edukasi terkait pendidikan.
Tak hanya situs, tetapi juga sistem pembelajaran juga bervariasi, terutama saat seluruh dunia mengalami pandemi Covid-19 beberapa tahun belakangan, sekolah dilakukan secara daring, komunikasi antarpeserta didik juga cukup berkurang karena dibatasinya pertemuan secara langsung, dan hal tersebut membuat skill komunikasi interpersonal siswa cukup menurun. Lalu, bagaimana caranya agar siswa dapat memahami materi sekaligus melatih social skill? Jawabannya ialah pembelajaran berbasis proyek.
Pembelajaran berbasis proyek didefinisikan sebagai pembelajaran yang berpusat pada peserta didik. Metode ini pasti hasil akhir berupa produk. Para peserta didik akan lebih memahami implementasi ilmu yang mereka pelajari karena mereka melihat dan menjadi pelaku untuk menghasilkan suatu produk/hasil belajar itu sendiri.
Kelebihan metode pembelajaran berbasis proyek antara lain adalah sebagai berikut.
a. Peserta didik mendapat pengalaman belajar yang lebih kompleks.
b. Kemampuan komunikasi terasah.
c. Siswa lebih banyak berpartisipasi dalam proses belajar.
d. Meningkatkan motivasi peserta didik.
e. Peserta didik mendapatkan pengalaman yang nyata.
f. Peserta didik belajar teamwork
g. Suasana pembelajaran menyenangkan.
h. Meningkatkan daya berpikir kritis siswa.
i. Selain itu, metode ini juga membuat para peserta didik tidak mengalami kebergantungan dengan guru, mereka akan terlatih inisiatifnya.
Perlu kita pahami bahwa pembelajaran berbasis proyek memiliki karakteristik, berikut penjelasannya!
a. Menggunakan proyek sebagai media pembelajaran.
b. Pembelajaran dimulai dari pertanyaan/permasalahan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari.
c. Peserta didik berperan secara langsung sebagai “tokoh utama” penyelesaian masalah.
d. Dapat dilakukan secara individu ataupun berkelompok.
e. Produk merupakan output hasil belajar.
f. Proses penilaian berlangsung secara berkelanjutan.
g. Siswa melakukan refleksi/evaluasi atas hasil belajarnya.
Lalu, bagaimana cara guru dapat meningkatkan pemahaman pembelajaran pada siswa dengan menggunakan metode belajar berbasis proyek? Nah, mari kita bedah bersama melalui pedoman/sintaks pembelajaran berbasis proyek serta cara peningkatannya!
Menyiapkan Pertanyaan
Sesuai dengan karakteristik metode pembelajaran berbasis proyek, yakni pembelajaran diawali dengan pertanyaan dari permasalahan sehari-hari yang dikaitkan dengan materi sesuai silabus. Agar para peserta didik mudah memahami permasalahannya, gunakan bahasa yang cukup dipahami dan tipe permasalahan sesuai dengan keseharian, adat dan budaya setempat. Tidak relate, kan kalau menggunakan pertanyaan atau permasalahan yang tidak familiar di telinga siswa? Misalnya bagi mereka yang sekolah di sekolah negeri ataupun swasta standar nasional dengan peserta didik yang hidup berkelimpahan sekolah di International School.
Gunakan pertanyaan yang bisa membuat para siswa merasa relate dan butuh menyelesaikan permasalahan tersebut. Misalnya dalam pelajaran biologi, tidak semua siswa mengetahui cara membuat tape, padahal sehari-hari banyak dari mereka yang menyukai es tape atau gorengan tape. Cobalah mengajukan pertanyaan atau proyek “Bagaimana cara membuat tape goreng dari pembuatan awal?” Rasa penasaran siswa akan muncul karena selama ini mereka hanya tahu output-nya saja, yakni tape goreng. Dengan begitu, mereka akan kepo dan mulai tertarik mengerjakan proyek pembelajarannya.
Merancang Desain Proyek
Tentunya agar berjalan dengan baik, sebagai pengarah, seorang guru harus membuat desain proyek agar para siswa tahu step-by-step penyelesaian proyeknya. Masih dengan contoh poin sebelumnya, membuat tape goreng dari bahan dasarnya, guru dapat membuat langkah-langkah bahan apa yang dibutuhkan, bagaimana cara membuatnya, dan bagaimana nantinya mengevaluasi.
Setiap siswa memiliki daya tangkap yang berbeda-beda. Maka dari itu, perlu dicontohkan melalui gambar atau video. Apabila tidak bisa, guru dapat mengajak siswa mengikuti tutorial bersama di kelas melalui panduan yang tertulis yang ada. Lalu, bagaimana agar siswa mudah memahami mengapa bisa singkong bisa menjadi tape? Di situlah tugas guru menyampaikan materi mengenai kinerja bakteri yang Saccharomyces Cereviciae memfermentasi singkong hingga menjadi tape.
Ingat, ini masih dalam rancangan. Jadi guru masih memiliki waktu untuk membayangkan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di lapangan. Maka, tetap sesuaikan dengan karakteristik para peserta didik.
Mengatur Jadwal Pembelajaran
Setelah menentukan rancangan proyek, barulah guru dapat menyusun jadwal. Pengaturan jadwal berkaitan dengan berapa lama siswa dapat menyelesaikan proyek ini hingga selesai. Setelah rancangan proyek pastinya guru memahami kisaran waktu yang dibutuhkan.
Penyusunan jadwal dapat ditulis dengan metode tabel agar mudah dipahami siswa karena ringkas dan padat. Apabila hasil laporannya nanti perlu penjelasan yang cukup panjang, waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan laporan akhir juga perlu diperpanjang.
Monitoring Kegiatan & Perkembangan Proyek
Proses monitoring proyek memastikan seluruh kegiatan dilakukan dengan benar. Dalam proses ini juga dilakukan evaluasi apakah ada progress atau tidak. Misalnya dalam kelas biologi, proyeknya menanam biji kedelai maka monitoring-nya dapat dilakukan setiap hari, apakah pencahayaannya sudah sesuai, apakah kadar air yang dibutuhkan sudah cukup dan semacamnya. Hal ini dapat menentukan berhasil tidaknya proyek menghasilkan output yang sesuai.
Monitoring kegiatan dapat dilakukan oleh guru ataupun para peserta didik itu sendiri. Mungkin saja guru dapat menilai dengan cepat. Namun, apabila ingin meningkatkan pemahaman siswa, patutnya siswa itu sendiri yang melakukan monitoring dan evaluasi perkembangan proyeknya, kurangnya di mana dan hal apa yang perlu ditanggulangi.
Menguji Hasil Kinerja
Dalam proses menguji hasil kinerja siswa dalam menyelesaikan proyek, guru harus mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan seputar proyek. Guru akan memberikan feedback dan nantinya akan terlihat efektif atau tidaknya proyek tersebut.
Agar siswa mampu menjawab pertanyaan pengujian, mereka harus mengikuti seluruh prosedur proyek. Agar efektif dan seluruh siswa memahami materi, jangan membuat susunan kelompok terlalu banyak. Formasi 2—3 siswa, bahkan individu akan membuat peserta didik memahami materi yang disampaikan. Hasil kinerja yang dihasilkan juga akan lebih maksimal jika pengujian serta pemberian nilainya secara individu. Mereka akan lebih tanggap saat tahu bahwa penilaiannya individu.
Ciptakan suasana yang menyenangkan meski dalam tahap pengujian, Jangan terlalu kaku agar siswa tetap fokus dalam menjawab pertanyaan. Biasanya, siswa akan blank jika suasana pembelajaran kaku, tegang dan intimidatif.
Evaluasi
Proses akhir ini dinilai dapat meningkatkan keakraban guru dan peserta didik. Dalam tahap ini, siswa dan guru berdialog tentang bagaimana proses pembelajarannya, guru juga akan mendapat feedback dari siswa. Evaluasi dapat membuat guru mengetahui kendala-kendala yang dirasakan siswa, efektif, atau tidaknya dan kegiatan apa lagi yang dapat meningkatkan pemahaman siswa kedepannya.
Itulah penjelasan mengenai cara meningkatkan pemahaman peserta didik menggunakan metode belajar berbasis proyek. Metode ini bisa diterapkan dalam segala mata pelajaran, semua juga tergantung kreativitas guru menciptakan proyek yang sesuai. Apakah Anda sudah menerapkannya?