Berikut 7 Hal yang Harus Diketahui Mengenai AKM Nasional

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah bentuk pembaruan penilaian mutu pembelajaran. AKM mulai diberlakukan pada tahun 2021 ini seiring dengan dihapusnya Ujian Nasional sejak 2020 lalu.

Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) sesuai dengan pengertian yang ada di dalam buku panduan Pusdatin merupakan penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua murid agar mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur AKM, yaitu literasi membaca dan literasi matematika (numerasi).

Adapun kompetensi mendasar dan minimum dalam AKM yang dimaksud mencakup:

1. keterampilan berpikir logis-sistematis;

2. keterampilan bernalar menggunakan konsep serta pengetahuan yang telah dipelajari;

3. keterampilan memilah serta mengolah informasi.

Literasi membaca diartikan sebagai kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks tertulis guna mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia serta untuk dapat berkontribusi secara produktif kepada masyarakat.

Sementara literasi matematika (numerasi) merupakan kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai bagian dari linkungan sosial.

AKM sendiri merupakan bagian dari Asesmen Nasional yang mana memiliki fungsi dalam mengevaluasi dan sekaligus memetakan sistem pendidikan berupa input, proses, dan hasil yang ada di setiap satuan pendidikan. Nah selain AKM, dalam Asesmen Nasional juga terdapat instrumen penilaian yaitu survei karakter dan survei lingkungan belajar.

Hadirnya AKM ini diharapkan bisa memberikan gambaran yang lebih utuh mengenai kondisi dan kualitas pembelajaran dengan lebih komperhensif.

Apa Tujuan AKM ?

Adanya asesmen ini agar guru dan stakeholder terkait  bisa mendapatkan informasi dan gambaran mengenai kondisi dan mutu pembelajaran yang ada di satuan pendidikan.

Melalui asesmen ini diharapkan akan menjadi dasar bagi guru, sekolah dan pemerintah dalam melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas belajar-mengajar dan mutu sekolah, yang pada gilirannya bisa meningkatkan hasil belajar murid.

Asesmen menjadi satu dari tiga komponen penting dalam pembelajaran. Selain asesmen dua komponen lainnya yaitu kurikulum (input), pembelajaran (proses) dan asesmen (output).

Jadi, hasil asesmen nantinya bisa menjadi bahan informasi bagi guru untuk menyiapkan metode, strategi dan perangkat pembelajaran yang sesuai kebutuhan dan bisa menerapkan prinsip “Teaching at the right level” yaitu Pembelajaran yang dirancang dengan memperhatikan tingkat capaian murid akan memudahkan murid menguasai konten atau kompetensi yang diharapkan pada suatu mata pelajaran.

Disisi lain hal yang paling penting juga dengan adanya AKM bisa , menyiapkan murid untuk memiliki kecakapan abad 21. Kecakapan itu yakni:  keterampilan memecahkan masalah, berpikir kritis dan kreatif, berkomunikasi dan juga berkolaborasi dengan baik.

7 Kebiasaan Penting untuk Anak Agar Bisa Mudah Mengerjakan AKM
AKM adalah soal yang disusun untuk melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi bagi siswa, dari hasil belajar kognitif, numerasi dan literasi. Agar anak mudah mengerjakan soal AKM, anak harus sering latihan contoh soal AKM.

Komponen yang diukur dalam AKM

Nah, seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, apabila AKM terdiri dari dua instrumen yakni literasi membaca dan literasi numerasi. Nah dalam mengukur dua instrument itu, ada komponen (aspek) yang akan diukur yaitu mencakup konten, proses kognitif dan konteks.

Berikut penjabaran sub komponen dari tiga aspek di atas:

1. Konten

  • Konten literasi membaca rincian kompetensi yang diuji mencakup: Teks informasi dan sastra.
  • Konten literasi matematika rincian kompetensi yang diuji mencakup: Aljabar, Bilangan, Geometri, Pengukuran, Data dan Ketidakpastian.

2. Proses Kognitif

  • Proses kognitif literasi membaca rincian kompetensi yang diuji mencakup: Menemukan, Interpretasi, dan Integrasi, Evaluasi dan Refleksi Informasi.
  • Proses kognitif literasi matematika rincian kompetensi yang diuji mencakup: Pemahaman, Penerapan dan Penalaran.

3. Konteks

  • Konteks literasi membaca rincian kompetensi yang diuji mencakup: Personal, Sosial Budaya, dan Saintifik.
  • Konteks literasi matematika rincian kompetensi yang diuji mencakup: Personal, Sosial, Budaya, dan Saintifik.

Nah untuk bentuk/format soal yang akan digunakan dalam AKM nantinya terdapat beberapa jenis yakni:

  • Pilihan Ganda: murid hanya dapat memilih satu jawaban benar dalam satu soal.
  • Pilihan Ganda Kompleks: murid dapat memilih lebih dari satu jawaban benar dalam satu soal.
  • Menjodohkan: murid menjawab dengan dengan cara menarik garis dari satu titik ke titik lainnya yang merupakan pasangan pertanyaan dengan jawabannya.
  • Isian singkat: murid dapat menjawab berupa bilangan, kata untuk menyebutkan nama benda, tempat, atau jawaban pasti lainnya.
  • Uraian: murid menjawab soal berupa kalimat-kalimat untuk menjelaskan jawabannya.

7 Hal yang Perlu Diketahui Mengenai AKM

Berikut ini merupakan 7 hal yang perlu Anda ketahui mengenai AKM, di antaranya yaitu:

1. Soal AKM tidak dibagi berdasarkan mata pelajaran

Dalam hal ini berarti dalam soal AKM tidak akan dibagi permata pelajaran akan tetapi soal yang disajikan bersifat multi disiplin ilmu sehingga dalam satu soal akan mencakup berbagai macam bidang materi yang saling berhubungan. Hal ini karena soal AKM bersifat  HOTS. Sehingga jenis pertanyaan lebih kepada analisis, evaluasi, dan mencipta. Setiap soal harus mengandung salah satu dari tiga aspek yaitu antara konten, proses kognitif atau konteks.

2. Pemerintah menyiapkan kisi-kisi dan contoh soal untuk latihan

Ya, karena AKM adalah suatu program baru maka tidak heran pemerintah melalui Kemendikbud sejauh ini gencar melakukan sosialisasi mengenai pelaksanaan AKM. Salah satunya dengan menyediakan bank soal dan contoh soal AKM untuk bahan latihan para murid dan sarana belajar bagi para guru. Untuk mengakses soal-soal AKM Anda bisa berkunjung ke pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm/

3. Soal yang diujikan bersifat adaptif

Soal yang akan diuji dalam AKM bersifat adaptif artinya soal yang diberikan kepada setiap siswa disesuaikan dengan kemampuan dan pengetahuan siswa. Sehingga nantinya tes AKM akan menggunakan metode tes Computerized Adaptive Testing (CAT), dengan Multistage Adaptive Testing (MSAT) yang berarti soal yang diberikan sifatnya adaptif sesuai kemampuan dan pengetahuan awal siswa.

4. Murid yang mengikuti AKM dipilih sesuai kriteria

Ya, berbeda dengan UNBK dan ujian nasional yang mana semua murid di kelas akhir wajib mengikuti tes, maka dalam AKM tidak semua murid akan ikut serta dalam ujian. Murid akan dipilih oleh Kemendikbud dengan pertimbangan faktor sosial dan ekonomi. Ujiannya juga hanya diperuntukkan untuk murid kelas tengah yakni kelas V, VIII dan XI. Kouta murid untuk jenjang kelas V sebanyak 30 murid dan 45 siswa untuk kelas VIII dan XI. Murid yang sudah dipilih tidak boleh ditukar dengan murid lainnya kecuali atas persetujuan panitian/pihak Kemendikbud ya.

Berikut 7 Kelebihan AKM Dibandingkan UN
Mulai tahun 2021, Ujian Nasional akan diganti. Adapun penggantI standar evaluasi baru yaitu Asesmen Nasional yang terdiri dari Asesmen Kompetensi Minimum, Survei Karakter dan Survei Lingkungan Belajar.

5. Jumlah hari dan waktu tes sudah ditentukan

Seperti yang terdapat dalam panduan AKM yang dikeluarkan Pusdatin. Waktu pelaksanaan AKM dilakukan selama dua hari. Hari pertama untuk literasi dan hari kedua untuk numerasi. Adapun dalam sehari bisa diadakan 3 kali sesi tes berbeda. Satu sesi untuk jenjang SD maksimal 140 menit sementara satu sesi untuk jenjang SMP dan SMA sederajat adalah 165 menit.

6. Sekolah yang tidak memiliki infrastruktur memadai dapat menumpang di sekolah lain

Tes dalam AKM dilakukan dengan berbasis komputer sehingga setiap sekolah dituntut untuk memiliki kelengkapan tersebut. Nah, bagi sekolah yang tidak memiliki fasilitas untuk tes maka bisa menumpang ujian di sekolah lain. Hal ini karena AKM tidak bisa dikerjakan dengan format manual atau menggunakan kertas mengingat soal yang diujia sifatnya adaptif sehingga membutuhkan dukungan sistem dan perangkat elektronik. Walaupun sekolah menumpang di sekolah lain akan tetapi hasil AKM nantinya akan dipisah.

7. AKM bukan untuk memberi peringkat dan skor bagi sekolah atau siswa

AKM sesuai fungsinya akan digunakan sebagai bahan informasi dan refleksi bagi sekolah dan pemerintah agar bisa merancang program yang lebih baik dan sesuai kedepannya. Selain itu AKM juga berguna sebagai pemetaan mengenai kondisi setiap satuan pendidikan. AKM juga melaporkan hasil tes murid secara prosentasi mengenai level kompetensi. Jadi bukan mengukur capaian belajar individu ya, sehingga tidak ada nilai atau skor individu.

Nah itu dia, beberapa hal yang perlu diketahui oleh Anda mengenai AKM Nasional. Semoga dengan adanya AKM ini bisa memberikan output yang lebih lengkap dan menyeluruh mengenai kondisi pendidikan Indonesia sehingga nantinya bisa memberikan dampak positif dalam peningkatakan kualitas sistem dan pengajaran di sekolah sekaligus bisa menghasilkan para lulusan yang memiliki keterampilan dan kualitas mumpuni, berkarakter dan sesuai dengan kebutuhan abad 21.

Yuk coba juga bank soal kejarcita untuk latihan soal-soal AKM dan ulangan murid Anda. Langsung kunjungi kejarcita.id untuk mengakses ribuan bank soal HOTS dan AKM secara praktis dan gratis yang disertai dengan fitur buat kuis, koreksi otomatis, kunci jawaban, pembahasan, bagikan ke platform lain, ranking, cetak rapot, dan lainnya.

Berikut contoh pembahasan soal AKM Numerasi Kemendikbud mengenai "Populasi Usia Kerja". Jangan lupa tonton video kejarcita!