Alternatif Rekomendasi untuk Menghadapi Isu Pembelajaran dan Asesmen
Tak dapat dipungkiri pendidikan adalah hal penting dalam kehidupan suatu bangsa. Pendidikan menjadi ujung tombak bagi kemajuan suatu bangsa. Melalui pendidikan tercipta SDM (Sumber Daya Manusia) yang unggul untuk membangun sebuah bangsa.
Begitu juga dengan Indonesia. Bangsa Indonesia terus berbenah dan mencari metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Salah satunya dengan membuat kurikulum baru.
Tahun ajaran baru 2022 lalu, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mencanangkan kurikulum baru sebagai landasasan pelaksanaan proses pendidikan di Indonesia.
Kurikulum baru tersebut diberi nama Kurikulum Merdeka. Kurikulum merdeka ini digadang-gadang menjadi solusi bagi ketertinggalan pendidikan di Indonesia akibat pandemic COVID-19 yang terjadi dalam kurun dua tahun terakhir ini.
Kemendikbudristek optimis bahwa kurikulum merdeka mampu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Kurikulum merdeka mampu membuat Indonesia mengejar ketertinggalannya akibat COVID-19 kemarin.
Lalu, apa itu kurikulum merdeka? Apa keistimewaan kurikulum baru ini dibandingkan kurikulum-kurikulum sebelumnya yang penah diterapkan di Indonesia? Mengapa kurikulum ini dianggap sebagai solusi ketertinggalan pendidikan di Indonesia?
Kurikulum merdeka merupakan kurikulum yang pembelajaran intrakurikulernya beragam, di mana materi pelajaran yang diberikan kepada siswa menjadi lebih maksimal, agar siswa memiliki waktu yang cukup untuk memahami konsep belajar dan menguatkan kompetensi yang dimilikinya.
Kurikulum merdeka ini berfokus pada peningkatan kemampuan literasi dan numerasi siswa. Selain itu, juga memberikan perhatian terhadap pengembangan karakter siswa.
Kurikulum merdeka tidak hanya fokus pada prestasi akademik saja, namun juga mengembangkan karakter siswa agar memiliki karakter yang sesuai dengan profil pelajar Pancasila.
Layaknya sesuatu yang baru, implementasi kurikulum ini juga membutuhakn proses penyesuaian dari semua stakeholder terkait. Tak hanya itu, penerapan kurikulum baru ini juga diiringi oleh beberapa isu pembelajaran dan asesmen.
Artikel ini selanjutnya akan membahas apa saja isu pembelajaran dan asesmen pada pelaksanaan kurikulum merdeka, serta apa saja alternatif rekomendasi untuk menghadapi isu pembelajaran dan asesmen tersebut.
Berikut adalah beberapa isu pembelajaran dan asesmen yang menyelimuti proses pendidikan di Indonesia.
- Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah salah satu isu pembelajaran dan asemen yang beredar di masyarakat. Sebagaimana yang kita ketahui bersama, bahwa kurikulum merdeka tak hanya fokus pada kemampuan kognitif semata, melainkan juga pada pengembangan karakter siswa.
Kurikulum merdeka memberikan jaminan bahwa, proses pembelajaran tak hanya bertujuan mencetak siswa dengan prestasi akademik semata, tetapi juga melakukan pendidikan karakter.
Pendidikan karakter yang diselengarakan bertujuan agar siswa memiliki karakter-karakter pelajar Pancasila, yaitu 1)Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; 2) Mandiri; 3) Bergotong-royong; 4) Berkebinekaan global; 5) Bernalar kritis; 6) Kreatif.
Alternatif rekomendasi yang bisa dilakukan untuk menghadapi isu pendidikan karakter ini adalah dengan melakukan proyek penguatan profil pelajar Pancasila.
Dilansir dari dokumen yang diterbitkan oleh Kemendikbud, dikatakan bahwa Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) dalam Kurikulum Merdeka merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dirancang dengan tujuan untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter siswa agar sesuai dengan profil pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan.
Dalam pelaksanaannya, P5 ini dapat dilakukan secara fleksibel, baik dari segi muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaan. P5 dalam Kurikulum Merdeka ini dirancang secara terpisah dari pembelajaran intrakurikuler. Hal ini dikarenakan tujuan, muatan, dan kegiatan pembelajaran projeknya tidak berkaitan dengan tujuan dan materi pelajaran intrakurikuler.
- Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa
Isu pembelajaran dan asesmen yang kedua adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa. Sejak penerapan kurikulum merdeka, isu tentang bagaimana menerapkan pembelajaran yang berpusat pada siswa semakin berhembus kencang.
Bagaimana tidak, kurikulum merdeka pada dasarnya bertujuan menyelenggarakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Bagaimana siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan bagaimana pembelajaran bisa dilakukan sesuai minat dan bakat masing-masing siswa.
Alternatif rekomendasi untuk menghadapi isu ini adalah dengan melakukan pembelajaran yang berbasis proyek. Pembelajaran berbasis proyek adalah sebuah metode pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
Pembelajaran berbasis proyek ini menjadi ruh dalam implementasi kurikulum merdeka. Metode ini bisa membuat siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran, seklaigus sebagai pusat pembelajaran.
- Peningkatan Kualitas Guru
Peningkatan kualitas guru masih menjadi isu pembelajaran dan asesmen sepanjang proses pendidikan di Indonesia. Bagaimanapun, guru tetap memegang peran kunci dalam proses pembelajaran. Guru yang berkualitas tentu akan mampu menghasilkan siswa-siswa yang berkualitas.
Lantas, alternatif rekomendasi apa yang bisa dilakukan untuk menghadapi isu peningkatan kualitas guru ini? Permasalahan ini akan diselesaikan dalam kurikulum merdeka melalui penyederhanaan pembuatan RPP (Rencana Proses Pembelajaran).
Pada kurikulum merdeka, guru cukup membuat RPP 1 halaman saja. Penyederhanaan RPP ini membuat guru bisa lebih fokus pada proses pembelajaran di kelas dan meningkatkan kompetensinya. Peningkatan kualitas guru juga bisa dilakukan dengan pelaksanaan refleksi setiap selesai proses pembelajaran. Guru juga bisa mengikuti pelatihan guru penggerak untuk dapat meningkatkan kualitasnya.
- Proses Asesmen dalam Kurikulum Merdeka
Isu terakhir yang banyak beredar saat pelaksanaan kurikulum merdeka ini adalah bagaimana proses asesmen dalam kurikulum merdeka. Mengingat, kurikulum ini secara resmi menghapus UN (Ujian Nasional).
Keberadaan UN dalam kurikulum merdeka digantikan oleh AN (Asesmen Nasional). Di mana Asesmen Nasional ini memiliki tiga komponen utama, yaitu AKM (Asesmen Kompetensi Minimum), Survey Karakter, dan Survey Sekolah.
AKM ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi minimum siswa dalam bidang literasi dan numerasi. Uniknya, AKM diikuti oleh siswa kelas tengah, yaitu 5 SD, 8 SMP, dan 11 SMA.
AKM sendiri bukan sebagai penentu kelulusan. Melainkan menjadi bahan evaluasi untuk proses pembelajaran selanjutnya. Makanya, AKM diikuti oleh siswa kelas tengah, agar hasilnya bisa dijadikan bahan perbaikan di kelas akhir.
Alternatif rekomendasi dalam menghadapi isu proses asesmen dalam kurikulum merdeka adalah mencari tahu secara mendetail tentang proses AKM. Selain itu, guru juga bisa secara rutin memberikan latihan soal AKM kepada siswa-siswanya.
Asesmen dalam kurikulum merdeka bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami materi pelajaran yang telah diberikan. Selain itu, juga mengukur kompetensi apa saja yang sudah dicapai siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Siswa juga bisa mengadakan refleksi setiap akhir pembelajaran. Refleksi ini sendiri juga bisa menjadi bahan asesmen untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan dan kompetensi yang telah dicapai oleh siswa.
Itulah beberapa isu-isu pembelajaran dan asesmen yang muncul pada penerapan kurikulum merdeka. Hendaknya isu-isunya disikapi dengan bijak dan berusaha mencari alternatif rekomendasi terbaik.
Demikian artikel tentang alternatif rekomendasi untuk menghadapi isu pembelajaran dan asesmen. Semoga artikel ini membantu Anda dalam mencari alternatif rekomendasi untuk menghadapi isu pembelajaran dan asesmen.