8 Tips Mengatasi Siswa yang Hiperaktif di Kelas
Menjalani profesi sebagai guru punya banyak tantangan dalam menghadapi peserta didik. Salah satu hal yang menguji emosi dan pikiran adalah adanya siswa yang hiperaktif di kelas.
Menurut ahli psikolog, Anantasari, Attention Deficit Hyperactivity Disorder(ADHD) atau hiperaktif merupakan suatu gangguan yang harus segera diatasi. Gangguan ini ditandai dengan perilaku anak yang agresif, tidak dapat tenang, impulsif, temper tantrum, sulit memusatkan perhatian, dan senang mencari perhatian dari orang lain.
Kendati pun demikian masih banyak orang tua yang beranggapan bahwa anak yang sering bergerak dianggap hiperaktif. Padahal belum tentu demikian. Sebagai guru, Anda perlu memahami tentang gejala ini. Bisa jadi anak yang suka usil pada temannya atau membuat keributan di kelas adalah anak yang aktif. Mereka punya energi berlebih sehingga lebih menonjol di kelas.
Supaya Anda tidak salah dalam melabeli siswa yang aktif dan heperaktif, sebaiknya ketahui lebih dalam perbedaannya.
Perbedaan Anak Aktif dan Hiperaktif
Anda dapat melihat lebih jeli pada anak yang hiperaktif melalui beberapa kategori berikut:
1. Respon Anak Saat Mendapat Tugas
Saat guru memberikan tugas atau mengadakan suatu kegiatan di kelas, anak aktif akan terlihat fokus meskipun tidak sepanjang waktu belajar. Sedangkan bagi siswa yang hiperaktif, mereka sangat sulit untuk berkonsentrasi meskipun hanya sebentar. Ciri yang bisa ditemui adalah sikap marah yang berlebihan ketika mereka tidak mampu mengerjakan tugas.
2. Sikap yang Menonjol Ketika Bersama Teman
Anak yang aktif mampu menunjukkan rasa simpati dan empati kepada sesamanya. Senakal apa pun mereka, rasa peduli masih bisa dirasakannya. Berbeda bagi anak yang hiperaktif, ia cenderung sulit bersosialisasi. Sifat agresif, tempramen, dan mudah memberontak adalah penyebabnya. Oleh karena itu anak ADHD sulit berempati. Malahan akan sering membuat kerusakan.
3. Kondisi Anak Saat Lelah
Pada kategori ini, siswa yang aktif merasa lelah setelah melakukan banyak pergerakan. Dia membutuhkan istirahat meskipun sangat aktif melakukan banyak hal. Namun siswa yang hiperaktif menunjukkan kondisi sebaliknya. Ia tidak mengenal lelah. Selalu saja berbuat sesuatu, bahkan kegiatan yang tidak bermanfaat. Contohnya adalah memukul meja, mengangkat kedua tangan, geleng-geleng kepala, memasukkan dan mengeluarkan barang, dan lain sebagainya.
Cara Mengatasi Siswa yang Hiperaktif
Setelah mengetahui perbedaan dari keduanya, guru tidak akan keliru memberikan stempel ADHD pada siswa yang aktif. Jika ternyata menemukan ciri-ciri hiperaktif pada salah satu siswa, maka segera lakukan tindakan yang tepat.
1. Mencari Tahu penyebab Siswa ADHD
Hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan menyelidiki faktor penyebabnya. Setiap anak yang mengalami gangguan mental ini memiliki latar belakang yang berbeda-beda. Bisa jadi karena didikan orang tuanya yang terlalu kasar, anak broken home, gagar otak, dan semacamnya. Jika Anda sudah mengetahui pemicunya, maka langkah yang akan Anda lakukan dapat lebih terarah dan tepat sasaran.
2. Memberikan Sentuhan yang Menenangkan
Apabila terjadi kegaduhan di kelas dikarenakan siswa yang hiperaktif, jangan lantas menghukumnya. Coba terlebih dahulu untuk memberikan sentuhan padanya. Semisal memegang pundaknya, mengelus punggungnya sembari memberi tatapan padanya. Sebuah tatapan yang mengisyaratkan bahwa tindakannya telah melewati batas.
Tuntun ia untuk mengambil nafas panjang. Bisikkan kalimat penenang di telinganya. Sebelum menenangkan si hiperaktif, tentu Anda perlu bersikap tenang terlebih dahulu. Kesabaran Anda adalah kunci untuk mengendalikan suasana di kelas. Cara ini memang tidak semudah menuliskan atau mengucapkannya. Namun semakin sulit proses pembelajaran Anda jika tidak melakukannya.
3. Melakukan Pendekatan
Tunjukkan bahwa Anda tidak memperlakukan ia secara berbeda. Semakin bagus apabila Anda memberikan pengertian kepada siswa yang lain mengenai kondisi psikologis siswa yang ADHD. Dengan begitu, semua siswa di kelas dapat saling bekerja sama untuk tidak mendeskriminasi.
Pendekatan ini penting karena gangguan mental berupa sikap hiperaktif sangat rentan memicu emosi. Butuh dukungan dari lingkungan sekitar untuk mendidiknya dengan rasa aman. Cari tahu apa saja kesukaannya, sesuatu yang ia benci, hingga tentang makanan yang harus dikonsumsinya setiap hari.
Lakukan pendekatan secara intensif. Baik di sekolah, maupun saat ia di rumah. Sering-sering lah berkomunikasi dengan orang tuanya. Sampaikan semua perkembangan serta penurunan yang terjadi pada anak mereka secara jujur.
4. Memberi Tugas Secara Khusus
Pada umumnya, anak berkebutuhan khusus jenis ini sangat sulit memahami sesuatu secara cepat. Mereka cenderung mudah marah ketika tidak dapat menyelesaikan tugas. Ciri ini menjadi sebuah petunjuk untuk memberikan tugas khusus untuk siswa ADHD.
Bukan untuk membeda-bedakannya dari siswa lain, tapi memperlakukannya dengan layak. Jika tugasnya disamakan, tentu ia akan kesulitan dalam proses belajar. Hal tersebut juga akan berakibat pada performa Anda ketika mengajar.
5. Memberi Tanggung Jawab
Tips bagian ini rada beresiko jika Anda tidak siap dengan konsekuensi yang kemungkinan bisa terjadi. Jika ada siswa hiperaktif di kelas, berilah dia sebuah tanggung jawab seperti menjadi ketua kelas. Contoh lain, tunjuk ia sebagai pemimpin saat ada kegiatan darmawisata, dan sebagainya.
Dengan mengamanahinya tanggung jawab, anak yang tidak kenal lelah ini bisa lebih terkontrol energinya. Ia pun belajar leadership sejak dini. Kendati pun demikian, bukan berarti ia akan berhenti membuat kegaduhan di kelas. Jadi, Anda harus tetap terus siaga dan memberi tahu pada siswa lain terkait kondisinya.
6. Konsisten Pada Ucapan dan Janji
Anak hiperaktif paling tidak bisa menerima kebohongan. Sekali Anda berjanji, maka harus ditepati. Terkait peraturan-peraturan di kelas, Anda juga harus konsisten. Dalam pemberian tugas harus sesuai dengan apa yang Anda bicarakan. Apalagi Anda memberikan tugas kusus padanya. Emosinya yang labil membuat dia sangat mudah marah. Berhati-hati lah dalam berucap karena ia akan terus menagih janji-janji Anda.
7. Bersikap Tegas
Tidak lantas harus marah, namun bersikap tegas pada siswa hiperaktif sangat dibutuhkan. Terutama saat ia melakukan kesalahan. Hukuman tetap berlaku meskipun ia adalah anak yang berkebutuhan khusus.
Ketegasan Anda juga akan berdampak pada siswa lain. Mereka menjadi disiplin dan patuh pada peraturan di sekolah. Lakukan pendampingan yang lebih ketat ketika siswa ADHD menjalankan sanksi atas pelanggaran yang fatal. Komunikasikan dengan wali murid untuk memdiskusikannya dan mencari solusi bersama.
8. Mengarahkan Pada Kegiatan Produktif
Pergerakan siswa yang super aktif di mana mengalami ketidaknormalan pada fungsi otaknya ini jangan hanya difokuskan pada sisi negatif. Sebagaimana anak-anak normal, ia juga punya keistimewaan. Pasti ada bakat yang ia miliki. Cari tahu skill tersebut, lalu arahkan keaktifannya yang berlebihan pada hal yang ia suka.
Aktifitas tidak penting yang biasanya dilakukan siswa hiperaktif bisa menjadi lebih produktif. Guru yang menanganinya di kelas harus menjadi perantara dalam menyalurkan bakat tersebut.
Berada di antara siswa yang berkebutuhan khusus memang sangat menguji kesabaran. Guru dituntut untuk lebih cekatan dan cerdas dalam mengayomi kekurangannya.
Delapan tips ini hanya langkah dasar yang sebaiknya dilakukan oleh guru yang tidak punya latar belakang ilmu psikologi. Ketika salah satu siswa hiperaktif Anda tidak dapat ditangani sendiri dengan cara di atas, segera minta bantuan pihak yang lebih ahli.